Jakarta (ANTARA) - Sekitar seratus mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar demonstrasi di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Jakarta, Jumat, mendorong KPU tingkatkan integritas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
"KAMMI mendorong KPU untuk lebih berintegritas, bangsa harus dijaga, netralitas, kejujuran ,keadilan harus ditegakkan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pemilu," ujar Ketua Umun Pusat KAMMI Irfan Ahmad Fauzi dalam orasinya di depan Kantor KPU.
Irfan mengatakan saat ini KPU tengah dihadapkan dengan berbagai persoalan, dimana yang terbaru, kata dia, adalah temuan tentang dugaan tercoblosnya sejumlah surat suara di Malaysia.
Menurut dia, KPU harus bertindak tegas mengungkap siapa oknum yang melakukan dugaan kecurangan tersebut. Irfan menilai apa yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut telah mencederai demokrasi di Indonesia.
"Kasus di Malaysia itu tantangan bagi KPU dan harus diselesaikan," ucap dia.
Irfan mengatakan, selain kasus dugaan surat tercoblos di Malaysia, KPU juga harus bisa mengatasi tudingan-tudingan miring yang dialamatkan kepada lembaga pemilihan umum tersebut.
Seperti adanya dugaan daftar pemilih tetap (DPT) "siluman" sebanyak 17,5 juta orang dan keterlibatan warga negara asing (WNA) ilegal dalam pemilu yang berlangsung 17 April 2019.
Irfan mengatakan KAMMI akan turut serta mengawal KPU dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan pemilu yang jujur, bersih, dan adil.
"Atas nama kecintaan terhadap bangsa ini, menjadi bagian peran dan kontribusi kita, kita kawal proses pemilihan umum," ujar dia.
Kegiatan penyampaian pendapat yang dilakukan KAMMI di depan Gedung KPU berlangsung sekitar 2 jam, dimulai pukul 15.00 WIB. Sekitar 150 orang peserta aksi berkumpul di depan gedung dengan membentangkan sejumlah spanduk dan bendera berisi tuntutan kepada KPU.
Selain berorasi, para pendemo yang hadir juga melakukan sejumlah kegiatan, seperti pembacaan puisi, bernyanyi dan juga pembacaan shalawat.
Aksi tersebut mendapat pengamanan ketat dari pihak kepolisian. Arus lalu lintas di depan Gedung KPU juga terhambat lantaran aksi mahasiswa memakan hampir separuh badan jalan.
"KAMMI mendorong KPU untuk lebih berintegritas, bangsa harus dijaga, netralitas, kejujuran ,keadilan harus ditegakkan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pemilu," ujar Ketua Umun Pusat KAMMI Irfan Ahmad Fauzi dalam orasinya di depan Kantor KPU.
Irfan mengatakan saat ini KPU tengah dihadapkan dengan berbagai persoalan, dimana yang terbaru, kata dia, adalah temuan tentang dugaan tercoblosnya sejumlah surat suara di Malaysia.
Menurut dia, KPU harus bertindak tegas mengungkap siapa oknum yang melakukan dugaan kecurangan tersebut. Irfan menilai apa yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut telah mencederai demokrasi di Indonesia.
"Kasus di Malaysia itu tantangan bagi KPU dan harus diselesaikan," ucap dia.
Irfan mengatakan, selain kasus dugaan surat tercoblos di Malaysia, KPU juga harus bisa mengatasi tudingan-tudingan miring yang dialamatkan kepada lembaga pemilihan umum tersebut.
Seperti adanya dugaan daftar pemilih tetap (DPT) "siluman" sebanyak 17,5 juta orang dan keterlibatan warga negara asing (WNA) ilegal dalam pemilu yang berlangsung 17 April 2019.
Irfan mengatakan KAMMI akan turut serta mengawal KPU dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan pemilu yang jujur, bersih, dan adil.
"Atas nama kecintaan terhadap bangsa ini, menjadi bagian peran dan kontribusi kita, kita kawal proses pemilihan umum," ujar dia.
Kegiatan penyampaian pendapat yang dilakukan KAMMI di depan Gedung KPU berlangsung sekitar 2 jam, dimulai pukul 15.00 WIB. Sekitar 150 orang peserta aksi berkumpul di depan gedung dengan membentangkan sejumlah spanduk dan bendera berisi tuntutan kepada KPU.
Selain berorasi, para pendemo yang hadir juga melakukan sejumlah kegiatan, seperti pembacaan puisi, bernyanyi dan juga pembacaan shalawat.
Aksi tersebut mendapat pengamanan ketat dari pihak kepolisian. Arus lalu lintas di depan Gedung KPU juga terhambat lantaran aksi mahasiswa memakan hampir separuh badan jalan.
Pewarta: Fathur Rochman, Joko Susilo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
