Polisi Tangerang antisipasi peristiwa genting pengamanan TPS

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi bersama petugas ketertiban TPS memberikan contoh bagaimana cara melumpuhkan orang yang ingin membuat kekacauan disaat pemungutan suara sedang berlangsung di TPS (Rudi)
Tangerang (ANTARA) - Aparat Polresta Tangerang, Banten mengantisipasi peristiwa genting dalam pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) pemilu 2019 dari gangguan pihak pendukung calon tertentu.

"Kami mengerahkan sebanyak 1.167 petugas, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan," kata Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Sabilul di Tangerang, Jumat.

Sabilul mengatakan bantuan pengamanan juga oleh sebanyak 10.980 petugas perlindungan masyarakat (linmas).

Dia mengatakan telah melakukan latihan dan simulasi menyangkut pengamanan pemilu dan antisipasi bila terjadi gejolak dan pihaknya menginginkan agar pemilu damai.

Pihaknya mengingatkan kembali kepada seluruh anggota dalam menghadapi gangguan dan kerawanan agar selalu siaga dan melakukan deteksi dini.

Bahkan jumlah kekuatan pengamanan juga dibantu petugas dari Kodim Tigaraksa, Kabupaten Tangerang sebanyak 500 orang.

Dia menghimbau pihak yang ingin mengacaukan pemilu akan berhadapan langsung dengan petugas yang dikerahkan ke lokasi.

Namun jumlah Linmas tersebut diturunkan untuk mengamankan sebanyak 5.490 TPS dan masing-masing dijaga oleh dua petugas.

Sedangkan antisipasi tersebut tidak hanya di TPS tapi juga dilakukan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu.

KPU setempat telah merampungkan Daftar Pemilihan Tetap (DPT) tahap kedua sebanyak 2.118.565 pemilih tersebar pada 29 kecamatan.

Dari jumlah DPT tersebut sebanyak 1.198 pemilih penyandang disabilitas yang merupakan tuna daksa, tuna netra, tuna rungu (wicara), tuna grahita.

Hal tersebut karena pihaknya telah melakukan deteksi secara dini pada enam titik rawan pemilu 2019 di Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Cisoka.

Masalah itu karena di daerah tersebut pernah terjadi konflik dan ada potensi konflik pada pemilihan kepala daerah (pilkada) sebelumnya.

Padahal sebelumnya, petugas pengamanan dengan sistem melekat artinya setiap TPS dan kotak suara harus aman, jangan sampai ditinggalkan.

Pengamanan melekat itu adalah total, termasuk kepada petugas yang saat menjalankan ibadah, harus dilakukan secara bergantian. 

Baca juga: Polres Kendari minta BKO Polda pengamanan di TPS
Baca juga: Polisi kawal surat suara dari percetakan hingga TPS


 
Pewarta:
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
LSI Denny JA: lima faktor Jokowi-Ma'ruf menang Pilpres 2019 Sebelumnya

LSI Denny JA: lima faktor Jokowi-Ma'ruf menang Pilpres 2019

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024