Solo (ANTARA) - Calon Presiden RI nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan negara sedang sakit parah karena banyak kekayaannya yang berada di luar negeri.
"Ibu Pertiwi sedang diperkosa. Negara ini dalam keadaan arah yang keliru. Kalian (masyarakat, red) tidak mau lagi dengan arah yang salah ini," katanya pada kampanye terbuka di Stadion Sriwedari Solo, Rabu.
Ia mengatakan selama ini kekayaan negara hanya menguntungkan dan memperkaya segelintir orang.
"Segelintir orang ini yang membiarkan kekayaan Bangsa Indonesia, milik ratusan juta rakyat Indonesia dibawa ke luar negeri. Sekarang rakyat Indonesia sudah paham bahwa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan rakyat ingin perubahan dari arah yang keliru kembali ke arah yang benar.
"Tetapi hari ini kita berkumpul di sini dengan rasa optimisme. Sebentar lagi Indonesia menang. Saya merasakan sekeliling saya ke mana-mana, kabupaten demi kabupaten, provinsi demi provinsi. Saya melihat mata rakyat, getaran hati rakyat Indonesia," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, selama menjalani masa kampanye banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh tim sukses Prabowo-Sandi.
"Tadinya kami mau kampanye di Semarang, di Lapangan Simpang Lima tapi katanya tidak boleh. Saya ingat dulu pada tahun 2009, saya wakilnya ibu Mega dan kami melawan bapak SBY. Tetapi saat itu tidak ada larangan kampanye ke mana-mana," katanya.
Meski menghadapi berbagai kesulitan, ia mengaku tidak takut, gentar, dan tidak akan berlutut kepada pihak yang merugikannya.
"Lebih baik mati daripada menyerah kepada orang-orang itu," katanya.
"Ibu Pertiwi sedang diperkosa. Negara ini dalam keadaan arah yang keliru. Kalian (masyarakat, red) tidak mau lagi dengan arah yang salah ini," katanya pada kampanye terbuka di Stadion Sriwedari Solo, Rabu.
Ia mengatakan selama ini kekayaan negara hanya menguntungkan dan memperkaya segelintir orang.
"Segelintir orang ini yang membiarkan kekayaan Bangsa Indonesia, milik ratusan juta rakyat Indonesia dibawa ke luar negeri. Sekarang rakyat Indonesia sudah paham bahwa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan rakyat ingin perubahan dari arah yang keliru kembali ke arah yang benar.
"Tetapi hari ini kita berkumpul di sini dengan rasa optimisme. Sebentar lagi Indonesia menang. Saya merasakan sekeliling saya ke mana-mana, kabupaten demi kabupaten, provinsi demi provinsi. Saya melihat mata rakyat, getaran hati rakyat Indonesia," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, selama menjalani masa kampanye banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh tim sukses Prabowo-Sandi.
"Tadinya kami mau kampanye di Semarang, di Lapangan Simpang Lima tapi katanya tidak boleh. Saya ingat dulu pada tahun 2009, saya wakilnya ibu Mega dan kami melawan bapak SBY. Tetapi saat itu tidak ada larangan kampanye ke mana-mana," katanya.
Meski menghadapi berbagai kesulitan, ia mengaku tidak takut, gentar, dan tidak akan berlutut kepada pihak yang merugikannya.
"Lebih baik mati daripada menyerah kepada orang-orang itu," katanya.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019