Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir memita publik untuk tidak memercayai informasi yang menyatakan pemilu di luar negeri sudah dihitung.
"Berita-berita bohong seperti inilah yang terus kami ingatkan kepada seluruh masyarakat agar jangan mudah percaya. Ini merupakan rekayasa dari kelompok tertentu yang ingin membuat suasana gaduh dan memanfaatkan situasi," kata Erick dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Erick menegaskan sesuai Pasal 167 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pemilu di luar negeri memang diselenggarakan lebih awal (early voting). Meski dimulai lebih awal, namun penghitungan suara dilakukan bersamaan dengan di dalam negeri, yakni seluruh suara baru direkapitulasi pada 17 April 2019.
"Tidak pernah ada perhitungan lebih awal. Sesuai dengan UU Pemilu, semua akan dihitung bersamaan," jelas dia.
Pernyataan Erick diamini oleh Komisioner KPU, Pramono Tantowi Ubaid, Rabu siang, bahwa bahwa penghitungan suara pemilu presiden dan pemilu legislatif di luar negeri belum dilakukan sehingga belum bisa ditentukan siapa pemenangnya.
"Tidak benar. Karena penghitungan suara untuk pemilu luar negeri di semua KBRI/KJRI baru dilaksanakan pada 17 April. Jadi kalau ada info soal hasil pemilu di luar negeri sekarang-sekarang ini, maka pasti hoaks," jelas Pramono.
Pramono menegaskan adanya informasi yang beredar di media sosial WhatsApp mengenai hasil pemilu di sejumlah negara, sama sekali tidak benar.
Adapun Erick Thohir meminta masyarakat senantiasa mengecek kebenaran setiap informasi yang diperoleh di media sosial.
Erick menekankan semakin masifnya berita-berita bohong, fitnah, dan hoaks, bisa memecah belah, bahkan mendiskreditkan lembaga atau institusi negara yang bertanggung jawab terhadap pemilu, seperti KPU atau Bawaslu.
"Menuju pesta demokrasi terbesar dalam sejarah negeri ini, mari kita bersama-sama menjaga persatuan, kedamaian, dan juga kebersamaan dalam kegembiraan sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan berita-berita bohong," jelas Erick.
Dia juga mengajak publik senantiasa percaya kepada lembaga penyelenggaran pemilu, baik saat pencoblosan hingga perhitungan, dan menghargai hasilnya, tanpa harus ada ancaman apapun.
"Jangan takut dan merasa terancam, karena TNI dan Polri siap mengamankan dan menjaga Pemilu agar berjalan lancar," ujar Erick.
Pemungutan suara pemilu di luar negeri berlangsung 8-14 April 2019 namun penghitungan suara tetap dilakukan bersamaan pemilu di dalam negeri 17 April 2019.
"Berita-berita bohong seperti inilah yang terus kami ingatkan kepada seluruh masyarakat agar jangan mudah percaya. Ini merupakan rekayasa dari kelompok tertentu yang ingin membuat suasana gaduh dan memanfaatkan situasi," kata Erick dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Erick menegaskan sesuai Pasal 167 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pemilu di luar negeri memang diselenggarakan lebih awal (early voting). Meski dimulai lebih awal, namun penghitungan suara dilakukan bersamaan dengan di dalam negeri, yakni seluruh suara baru direkapitulasi pada 17 April 2019.
"Tidak pernah ada perhitungan lebih awal. Sesuai dengan UU Pemilu, semua akan dihitung bersamaan," jelas dia.
Pernyataan Erick diamini oleh Komisioner KPU, Pramono Tantowi Ubaid, Rabu siang, bahwa bahwa penghitungan suara pemilu presiden dan pemilu legislatif di luar negeri belum dilakukan sehingga belum bisa ditentukan siapa pemenangnya.
"Tidak benar. Karena penghitungan suara untuk pemilu luar negeri di semua KBRI/KJRI baru dilaksanakan pada 17 April. Jadi kalau ada info soal hasil pemilu di luar negeri sekarang-sekarang ini, maka pasti hoaks," jelas Pramono.
Pramono menegaskan adanya informasi yang beredar di media sosial WhatsApp mengenai hasil pemilu di sejumlah negara, sama sekali tidak benar.
Adapun Erick Thohir meminta masyarakat senantiasa mengecek kebenaran setiap informasi yang diperoleh di media sosial.
Erick menekankan semakin masifnya berita-berita bohong, fitnah, dan hoaks, bisa memecah belah, bahkan mendiskreditkan lembaga atau institusi negara yang bertanggung jawab terhadap pemilu, seperti KPU atau Bawaslu.
"Menuju pesta demokrasi terbesar dalam sejarah negeri ini, mari kita bersama-sama menjaga persatuan, kedamaian, dan juga kebersamaan dalam kegembiraan sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan berita-berita bohong," jelas Erick.
Dia juga mengajak publik senantiasa percaya kepada lembaga penyelenggaran pemilu, baik saat pencoblosan hingga perhitungan, dan menghargai hasilnya, tanpa harus ada ancaman apapun.
"Jangan takut dan merasa terancam, karena TNI dan Polri siap mengamankan dan menjaga Pemilu agar berjalan lancar," ujar Erick.
Pemungutan suara pemilu di luar negeri berlangsung 8-14 April 2019 namun penghitungan suara tetap dilakukan bersamaan pemilu di dalam negeri 17 April 2019.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019