Pengamat: NTT memberi warna perolehan suara capres secara nasional

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Capres Jokowi (kiri) hendak membagikan kaos pada lautan massa pada kampanye akbar di lapangan Sitarda Kota Kupang, Senin, (8/4). (ANTARA Foto/Bernadus Tokan)
Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, kontribusi suara dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akan memberikan warna terhadap perolehan suara pasangan calon presiden dan wakil presiden secara nasional.

"Jumlah pemilih di NTT pada pemilu serentak 2019 hanya sekitar 3 juta lebih. Dari aspek demografis, jumlah ini tergolong kecil, tetapi suara NTT ikut memberikan warna terhadap perolehan suara pasangan calon," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Senin.

Dia mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan kampanye Capres Jokowi di Kupang, apakah ikut mendongkrak perolehan suara Jokowi secara nasional.

Capres Joko Widodo, Senin (8/4) menggelar kampanye akbar di lapangan Sitarda Kota Kupang.

Selain itu, menurut Ahmad Atang, secara politik, sekecil apapun suara pemilih sangat bermakna dalam menentukan kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019.

Itulah sebabnya capres nomor urut 01, Joko Widodo tetap mengagendakan kampanye di NTT, walaupun telah mengunjungi NTT sekitar 10 kali selama menjabat sebagai presiden.

Mengenai target kemenangan 90 persen, dia mengatakan, secara sosiologis politis dukungan masyarakat NTT lebih nyaman ke pasangan calon nomor urut 01.

Karena itu, tidak mengherankan jika partai koalisi 01 memberi target 90 persen kemenangan Jokowi di NTT.

"Walaupun terkesan over optimistis, namun secara faktual NTT merupakan basis partai koalisi seperti Golkar, PDI Perjuangan, Nasdem, PKB dan Hanura," katanya menjelaskan.

Secara terpisah, antropolog Budaya dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Gregor Neonbasu SVD PhD menilai, kehadiran Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo untuk melakukan kampanye di Kupang, tidak akan berpengaruh pada perolehan suara secara nasional.

"Memang sangat tergantung dari isi atau bobot kampanye, cara kampanye dengan gerakan massa, tetapi hemat saya tidak aktual lagi, dan tidak berpengaruh secara nasional," kata Pater Gregor Neonbasu.

Pemilihan Presiden 2019 diikuti oleh dua pasang calon. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Pewarta:
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Habib Rizieq minta PKS perjuangkan hasil ijtima ulama Sebelumnya

Habib Rizieq minta PKS perjuangkan hasil ijtima ulama

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024