Bangli (ANTARA) - Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali bersama KPU Kabupaten Bangli menggelar sosialisasi Pemilu 2019 kepada pasien disabilitas mental yang sedang dirawat di RS tersebut.
"Mereka ini punya hak yang sama untuk memilih pemimpinnya, jadi kami fasilitasi melalui KPU Bangli untuk melakukan sosialisasi terkait pemilu serentak untuk pemilihan presiden serta pemilihan calon legislatif," kata Direktur RSJ Provinsi Bali dr Dewa Gede Basudewa dalam sosialisasi tersebut di Bangli, Senin.
Menurut Basudewa, para penyandang disabilitas mental tersebut punya hak yang sama dalam pemilu, selain tentu dilihat pula kondisi yang bersangkutan.
"Seperti yang dilihat dalam proses sosialisasi kali ini, mereka bisa menangkap dengan baik dan bahkan mengerti dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Jadi saya kira tidak ada hambatan terutama dalam hal mental, untuk proses pencoblosan nanti," katanya.
Basudewa pun meyakinkan para pasien yang turut memilih akan mampu melaksanakan proses pencoblosan dengan baik. "Kami akan tetap pantau kondisi kesehatannya serta dilakukan pula pendampingan dari dokter dan perawat sebelum hari H," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Bangli I Putu Pertama Pujawan mengatakan, sosialisasi tersebut merupakan program yang memang diamanatkan peraturan perundangan pemilu.
"Kita harus menjamin hak-hak para pengidap disabilitas tetap diberikan agar mereka bisa dengan baik menggunakan hak pilihnya. Terutama yang terpenting adalah mereka bisa mengenal surat suara yang digunakan, karena kali ini kita menggunakan lima jenis surat suara," katanya.
Tempat pemungutan suara (TPS) untuk para pengidap disabilitas mental sendiri akan dibangun di dalam areal RSJ. Sedangkan staf akan bertindak selaku petugas KPPS yang sekaligus memberikan tuntunan kepada para pemilih.
Ada sebanyak 72 orang dari total 260 pasien tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) di RSJ Bangli dan berhak menggunakan hak pilihnya pada 17 April mendatang.
Baca juga: KPU Kendari pastikan 347 penyandang disabilitas masuk DPT
Baca juga: Pemilih disabilitas mental inginkan KPU sosialisasi lebih gencar
Baca juga: Fasilitas disabilitas MRT berfungsi normal
"Mereka ini punya hak yang sama untuk memilih pemimpinnya, jadi kami fasilitasi melalui KPU Bangli untuk melakukan sosialisasi terkait pemilu serentak untuk pemilihan presiden serta pemilihan calon legislatif," kata Direktur RSJ Provinsi Bali dr Dewa Gede Basudewa dalam sosialisasi tersebut di Bangli, Senin.
Menurut Basudewa, para penyandang disabilitas mental tersebut punya hak yang sama dalam pemilu, selain tentu dilihat pula kondisi yang bersangkutan.
"Seperti yang dilihat dalam proses sosialisasi kali ini, mereka bisa menangkap dengan baik dan bahkan mengerti dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Jadi saya kira tidak ada hambatan terutama dalam hal mental, untuk proses pencoblosan nanti," katanya.
Basudewa pun meyakinkan para pasien yang turut memilih akan mampu melaksanakan proses pencoblosan dengan baik. "Kami akan tetap pantau kondisi kesehatannya serta dilakukan pula pendampingan dari dokter dan perawat sebelum hari H," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Bangli I Putu Pertama Pujawan mengatakan, sosialisasi tersebut merupakan program yang memang diamanatkan peraturan perundangan pemilu.
"Kita harus menjamin hak-hak para pengidap disabilitas tetap diberikan agar mereka bisa dengan baik menggunakan hak pilihnya. Terutama yang terpenting adalah mereka bisa mengenal surat suara yang digunakan, karena kali ini kita menggunakan lima jenis surat suara," katanya.
Tempat pemungutan suara (TPS) untuk para pengidap disabilitas mental sendiri akan dibangun di dalam areal RSJ. Sedangkan staf akan bertindak selaku petugas KPPS yang sekaligus memberikan tuntunan kepada para pemilih.
Ada sebanyak 72 orang dari total 260 pasien tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) di RSJ Bangli dan berhak menggunakan hak pilihnya pada 17 April mendatang.
Baca juga: KPU Kendari pastikan 347 penyandang disabilitas masuk DPT
Baca juga: Pemilih disabilitas mental inginkan KPU sosialisasi lebih gencar
Baca juga: Fasilitas disabilitas MRT berfungsi normal
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019