Semarang (ANTARA) - Budayawan Emha Ainun Nadjib tidak percaya gerakan people power akan berhasil di Indonesia karena hanya akan mengakibatkan benturan horizontal.
"Kondisi masyarakat Indonesia tersegmentasi," kata pria yang akrab disapa Cak Nun tersebut di Semarang, Rabu.
Menurut dia, gerakan rakyat itu akan efektif dilakukan jika dimotori oleh seseorang yang berlatar belakang pahlawan nasional.
"Bisa efektif kalau anda pahlawan nasional. Kalau hanya tokoh segmented tidak berguna," katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa yang bisa mengubah atau menyadarkan manusia.
"Pertama kalau ada bencana alam besar-besaran. Kedua endemi penyakit yang besar," tambahnya.
Selanjutnya, kata dia, revolusi oleh pemimpinnya.
"Revolusi berpikir, revolusi mental, bukan people power," katanya.
Ia menyebut people power terjadi saat kepemimpinan Presiden Soeharto. "Tetapi tujuannya sekarang hanya ingin menjadi menteri," tegasnya.
Baca juga: Cak Nun: Indonesia butuh pemimpin beraura pawang
"Kondisi masyarakat Indonesia tersegmentasi," kata pria yang akrab disapa Cak Nun tersebut di Semarang, Rabu.
Menurut dia, gerakan rakyat itu akan efektif dilakukan jika dimotori oleh seseorang yang berlatar belakang pahlawan nasional.
"Bisa efektif kalau anda pahlawan nasional. Kalau hanya tokoh segmented tidak berguna," katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa yang bisa mengubah atau menyadarkan manusia.
"Pertama kalau ada bencana alam besar-besaran. Kedua endemi penyakit yang besar," tambahnya.
Selanjutnya, kata dia, revolusi oleh pemimpinnya.
"Revolusi berpikir, revolusi mental, bukan people power," katanya.
Ia menyebut people power terjadi saat kepemimpinan Presiden Soeharto. "Tetapi tujuannya sekarang hanya ingin menjadi menteri," tegasnya.
Baca juga: Cak Nun: Indonesia butuh pemimpin beraura pawang
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019