Depok (ANTARA) - Dosen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia (FIA-UI) Vishnu Juwono menyatakan pada debat keempat calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengubah pendekatannya dari rekonsiliatif pada debat pertama dan kedua menjadi agresif menyerang terhadap Pemerintah Jokowi.
"Perubahan gaya dari Prabowo merupakan hal yang wajar sebagai oposisi yang mencoba mencari kelemahan dari Pemerintah," kata Vishnu di kampus UI Depok, Senin.
Namun kata dia bisa juga dilihat sebagai upaya mempertanyakan pilihan opsi kebijakan yang telah dibuat pemerintah, dengan harapan dapat menurunkan elektabilitas Jokowi dimata calon pemilih.
Mengingat sebagian besar survei nasional menunjukkan elektabilitas Prabowo masih tertinggal dengan Jokowi.
Dalam tema pertahanan dan luar negeri, Prabowo beberapa kali menekankan bahwa pertahanan Indonesia masih rapuh dan lemah. Dalam hal alutsista Indonesia masih tertinggal.
Peranan Indonesia dalam diplomasi perdamaian misalnya di korban kemanusiaan Rohinga - juga dipertanyakan oleh Prabowo apabila tidak didukung oleh kekuatan pertahanan yang memadai. Sehingga daya tawar Indonesia dengan negara-negara berpengaruh masih lemah.
Namun dalam debat kedua kandidat mendiskusikan kasus-kasus aktual dalam rangka mencari solusi dari masalah-masalah yang dalam empat tema topik tersebut. Misalnya dengan maraknya kasus jual beli jabatan di birokrasi, komponen program reformasi birokrasi mana yang perlu diperbaiki.
Atau dengan ada pembunuhan komunitas muslim di Christ Church, Selandia Baru, yang memakan korban WNI, apa implikasinya dari kebijakan luar negeri Indonesia. Sedangkan dengan besarnya angkatan bersenjata Republik Rakyat Cina dan pengaruhnya sebagian besar di ASEAN, bagaimana kebijakan pertahanan Indonesia mengantisipasi hal tersebut.
"Perubahan gaya dari Prabowo merupakan hal yang wajar sebagai oposisi yang mencoba mencari kelemahan dari Pemerintah," kata Vishnu di kampus UI Depok, Senin.
Namun kata dia bisa juga dilihat sebagai upaya mempertanyakan pilihan opsi kebijakan yang telah dibuat pemerintah, dengan harapan dapat menurunkan elektabilitas Jokowi dimata calon pemilih.
Mengingat sebagian besar survei nasional menunjukkan elektabilitas Prabowo masih tertinggal dengan Jokowi.
Dalam tema pertahanan dan luar negeri, Prabowo beberapa kali menekankan bahwa pertahanan Indonesia masih rapuh dan lemah. Dalam hal alutsista Indonesia masih tertinggal.
Peranan Indonesia dalam diplomasi perdamaian misalnya di korban kemanusiaan Rohinga - juga dipertanyakan oleh Prabowo apabila tidak didukung oleh kekuatan pertahanan yang memadai. Sehingga daya tawar Indonesia dengan negara-negara berpengaruh masih lemah.
Namun dalam debat kedua kandidat mendiskusikan kasus-kasus aktual dalam rangka mencari solusi dari masalah-masalah yang dalam empat tema topik tersebut. Misalnya dengan maraknya kasus jual beli jabatan di birokrasi, komponen program reformasi birokrasi mana yang perlu diperbaiki.
Atau dengan ada pembunuhan komunitas muslim di Christ Church, Selandia Baru, yang memakan korban WNI, apa implikasinya dari kebijakan luar negeri Indonesia. Sedangkan dengan besarnya angkatan bersenjata Republik Rakyat Cina dan pengaruhnya sebagian besar di ASEAN, bagaimana kebijakan pertahanan Indonesia mengantisipasi hal tersebut.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019