Jagoi Babang Bengkayang (ANTARA) - Relawan demokrasi dari Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, melakukan sosialisasi Pemilu 2019 kepada sejumlah pengojek di kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia di Kecamatan Jagoi Babang.
Relawan demokrasi kecamatan Seluas, Didi Supriadi, ditemui di Jagoi Babang, Minggu, menyatakan sengaja turun ke titik nol perbatasan Indonesia - Malaysia di kecamatan Jagoi Babang, guna mensosialisasikan Pemilu 2019 kepada para pengojek motor di kawasan batas negara tersebut.
Anggota relawan demokrasi berbasis berkebutuhan khusus tersebut menyatakan sosialisasi yang disampaikan berkisar tanggal pemilu, perbedaan warna surat suara, dan cara mencoblos yang kini tidak menampilkan foto-foto para calon legislatif, khususnya untuk caleg DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan DPR RI.
Dengan fasilitas seadanya, menggunakan telepon genggam, relawan tersebut melakukan simulasi pencoblosan. Juga menunjukkan warna-warna surat suara pemilu.
Selain kepada pengojek, sosialisasi serupa juga sudah dilakukan Didi kepada penduduk perbatasan lainnya, sesuai basis yang ia tangani, di antaranya karyawan perkebunan kelapa sawit dan warga kecamatan Siding yang bermukim di perbukitan di sekitar perbatasan Indonesia - Malaysia.
Sementara itu, salah satu pengojek motor, Jelian, menyatakan cukup paham dengan apa yang disampaikan relawan demokrasi tersebut.
Namun satu hal yang membingungkannya adalah tidak kenal nama-nama calon legislatif yang mewakili daerahnya.
"Sebagian besar tidak kenal. Saya sih berharap ada satu orang yang dapat mewakili kami di sini," kata Jelian yang juga sekretaris Persatuan Ojek Desa Jagoi.
Persatuan ojek desa Jagoi memiliki anggota 72 orang, yang sebagian besar merupakan warga Jagoi Babang dan sekitarnya.
Para pengojek tersebut bekerja 7 hari dalam sepekan, mengantar warga atau pedagang yang hendak menyeberang batas negara untuk berjualan di Pasar Serikin, wilayah Bau, Kuching, Sarawak.
Jika pada Selasa hingga Kamis, kebanyakan yang menggunakan jasa pengojek adalah pedagang sayur, maka pada Jumat hingga Minggu pedagang yang masuk Malaysia, merupakan pedagang bahan kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pokok lainnya, seperti alat memasak, pakaian, tas, tikar bidai, dan lain-lain.
"Kami merasa terbantu dengan kehadiran relawan disini, karena kebanyakan dari kami tidak tahu cara pencoblosan nanti," kata pengojek yang sudah bekerja di batas negara tersebut lebih dari 10 tahun.
Saat ini ada 11 basis pemilih strategis yang menjadi tanggung jawab relawan demokrasi untuk mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2019 guna meningkatkan partisipasi pemilih.
Menurut Didi, tak ada basis khusus bagi wilayah perbatasan, namun semua relawan bisa terlihat membantu sosialisasi di perbatasan.
Adapun basis pemilih strategis pemilu 2019, meliputi basis keluarga, pemilih pemula, pemilih muda, perempuan, penyandang disabilitas, berkebutuhan khusus, kaum marjinal, komunitas, keagamaan, warga internet atau netizen dan relawan demokrasi.
Untuk seluruh Indonesia jumlahnya sama 55 orang.
Relawan demokrasi kecamatan Seluas, Didi Supriadi, ditemui di Jagoi Babang, Minggu, menyatakan sengaja turun ke titik nol perbatasan Indonesia - Malaysia di kecamatan Jagoi Babang, guna mensosialisasikan Pemilu 2019 kepada para pengojek motor di kawasan batas negara tersebut.
Anggota relawan demokrasi berbasis berkebutuhan khusus tersebut menyatakan sosialisasi yang disampaikan berkisar tanggal pemilu, perbedaan warna surat suara, dan cara mencoblos yang kini tidak menampilkan foto-foto para calon legislatif, khususnya untuk caleg DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan DPR RI.
Dengan fasilitas seadanya, menggunakan telepon genggam, relawan tersebut melakukan simulasi pencoblosan. Juga menunjukkan warna-warna surat suara pemilu.
Selain kepada pengojek, sosialisasi serupa juga sudah dilakukan Didi kepada penduduk perbatasan lainnya, sesuai basis yang ia tangani, di antaranya karyawan perkebunan kelapa sawit dan warga kecamatan Siding yang bermukim di perbukitan di sekitar perbatasan Indonesia - Malaysia.
Sementara itu, salah satu pengojek motor, Jelian, menyatakan cukup paham dengan apa yang disampaikan relawan demokrasi tersebut.
Namun satu hal yang membingungkannya adalah tidak kenal nama-nama calon legislatif yang mewakili daerahnya.
"Sebagian besar tidak kenal. Saya sih berharap ada satu orang yang dapat mewakili kami di sini," kata Jelian yang juga sekretaris Persatuan Ojek Desa Jagoi.
Persatuan ojek desa Jagoi memiliki anggota 72 orang, yang sebagian besar merupakan warga Jagoi Babang dan sekitarnya.
Para pengojek tersebut bekerja 7 hari dalam sepekan, mengantar warga atau pedagang yang hendak menyeberang batas negara untuk berjualan di Pasar Serikin, wilayah Bau, Kuching, Sarawak.
Jika pada Selasa hingga Kamis, kebanyakan yang menggunakan jasa pengojek adalah pedagang sayur, maka pada Jumat hingga Minggu pedagang yang masuk Malaysia, merupakan pedagang bahan kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pokok lainnya, seperti alat memasak, pakaian, tas, tikar bidai, dan lain-lain.
"Kami merasa terbantu dengan kehadiran relawan disini, karena kebanyakan dari kami tidak tahu cara pencoblosan nanti," kata pengojek yang sudah bekerja di batas negara tersebut lebih dari 10 tahun.
Saat ini ada 11 basis pemilih strategis yang menjadi tanggung jawab relawan demokrasi untuk mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2019 guna meningkatkan partisipasi pemilih.
Menurut Didi, tak ada basis khusus bagi wilayah perbatasan, namun semua relawan bisa terlihat membantu sosialisasi di perbatasan.
Adapun basis pemilih strategis pemilu 2019, meliputi basis keluarga, pemilih pemula, pemilih muda, perempuan, penyandang disabilitas, berkebutuhan khusus, kaum marjinal, komunitas, keagamaan, warga internet atau netizen dan relawan demokrasi.
Untuk seluruh Indonesia jumlahnya sama 55 orang.
Pewarta: Nurul Hayat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019