Jakarta (ANTARA) - Calon wapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa santri adalah calon pemimpin, sehingga harus selalu optimistis untuk menyiapkan mental ketokohan dan keteladanan.
KH Ma'ruf Amin menegaskan hal itu dalam sambutannya pada Kongres dan Rapat Kerja Nasional Santri, Forum Santri Nasional (FSN), di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu.
Kongres dan Rakernas Santri itu diikuti sekitar 200 santri dari 31 provinsi di Indonesia. Hadir tokoh santri, antara lain Rais Am FSN Ahmad Syaoqi, dan Ali Akbar Marbun.
Menurut Kiai Ma'ruf, santri bisa menjadi profesi apa saja. Santri bisa menjadi kepala daerah, pejabat publik, dan bahkan presiden.
Kiai Ma'ruf mencontohkan, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Jawa Timur, dan bahkan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, juga santri. "Saya ini santri, menjadi Cawapres. Semoga ke depan, ada lagi santri yang menjadi presiden." katanya pula.
Mustasyar PBNU ini kemudian bertanya kepada para peserta, "Siapa di antara kalian yang ingin menjadi presiden?" Sebagian peserta mengangkat tangan. "Ayo siapa, angkat tangan, akan saya hitung," kata Kiai Ma'ruf.
Sebagian besar peserta mengangkat tangan. "Ternyata banyak juga santri, dari kalian yang siap menjadi presiden," katanya lagi.
Kiai Ma'ruf menambahkan, santri harus komit untuk menjaga persatuan, karena Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "NKRI itu harga mati," katanya pula.
Kiai Ma'ruf menegaskan, santri harus membela NKRI.
"Dalam lirik lagu Ya Ahlah Wathan disebutkan, Indonesia Biladi, siapa datang mengancammu, kan binasa di bawah durimu," katanya lagi.
Menurut Kiai Ma'ruf, duri dalam lirik lagu itu adalah para santri yang siap menjaga NKRI.
KH Ma'ruf Amin menegaskan hal itu dalam sambutannya pada Kongres dan Rapat Kerja Nasional Santri, Forum Santri Nasional (FSN), di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu.
Kongres dan Rakernas Santri itu diikuti sekitar 200 santri dari 31 provinsi di Indonesia. Hadir tokoh santri, antara lain Rais Am FSN Ahmad Syaoqi, dan Ali Akbar Marbun.
Menurut Kiai Ma'ruf, santri bisa menjadi profesi apa saja. Santri bisa menjadi kepala daerah, pejabat publik, dan bahkan presiden.
Kiai Ma'ruf mencontohkan, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Jawa Timur, dan bahkan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, juga santri. "Saya ini santri, menjadi Cawapres. Semoga ke depan, ada lagi santri yang menjadi presiden." katanya pula.
Mustasyar PBNU ini kemudian bertanya kepada para peserta, "Siapa di antara kalian yang ingin menjadi presiden?" Sebagian peserta mengangkat tangan. "Ayo siapa, angkat tangan, akan saya hitung," kata Kiai Ma'ruf.
Sebagian besar peserta mengangkat tangan. "Ternyata banyak juga santri, dari kalian yang siap menjadi presiden," katanya lagi.
Kiai Ma'ruf menambahkan, santri harus komit untuk menjaga persatuan, karena Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "NKRI itu harga mati," katanya pula.
Kiai Ma'ruf menegaskan, santri harus membela NKRI.
"Dalam lirik lagu Ya Ahlah Wathan disebutkan, Indonesia Biladi, siapa datang mengancammu, kan binasa di bawah durimu," katanya lagi.
Menurut Kiai Ma'ruf, duri dalam lirik lagu itu adalah para santri yang siap menjaga NKRI.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019