Jakarta (ANTARA) - Calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sudjana mengajak masyarakat Indonesia jangan golput, karena memilih pemimpin merupakan bagian dari ibadah.
"Dalam perspektif Islam, melahirkan atau memilih pemimpin itu wajib hukumnya karena ini bagian dari ibadah. Jadi kalau masih ada yang golput, berarti dia belum mengerti bahwa ini bagian dari ibadah," kata Eggi Sudjana kepada Antara, Jumat malam (29/3).
Eggi Sudjana menjelaskan bahwa menjadi golput berarti orang itu tidak memikirkan masa depan dirinya, keluarganya dan bangsanya.
"Maka dari itu nantinya orang tersebut (golput) kemungkinan bakal kena permainan politik, karena dia tidak berpolitik. Dengan golput, dia pikir itu akan menyelamatkannya padahal itu justru menghancurkannya," ujarnya.
Menurut Eggi, naik-turunnya harga cabe, pangan, transportasi umum semuanya ditentukan oleh keputusan politik, sehingga sebaiknya warga masyarakat mengerti akan hal ini agar tidak golput.
"Dengan pengertian tadi sebagai wajib ibadah dan untuk mengurus bangsa ini perlu berpolitik, maka dari itu jangan golput," tuturnya.
Menurut pengamat politik Jayadi Hanan diperkirakan jumlah orang yang golput dalam pemilu tahun ini sekitar dua hingga tiga persen dari total pemilih sebanyak 192,8 juta calon pemilih.
Kalau dugaan Jayadi benar maka jika dua persen saja ada yang golput maka jumlah tersebut bisa mencapai kurang lebih 3,8 juta orang.
"Dalam perspektif Islam, melahirkan atau memilih pemimpin itu wajib hukumnya karena ini bagian dari ibadah. Jadi kalau masih ada yang golput, berarti dia belum mengerti bahwa ini bagian dari ibadah," kata Eggi Sudjana kepada Antara, Jumat malam (29/3).
Eggi Sudjana menjelaskan bahwa menjadi golput berarti orang itu tidak memikirkan masa depan dirinya, keluarganya dan bangsanya.
"Maka dari itu nantinya orang tersebut (golput) kemungkinan bakal kena permainan politik, karena dia tidak berpolitik. Dengan golput, dia pikir itu akan menyelamatkannya padahal itu justru menghancurkannya," ujarnya.
Menurut Eggi, naik-turunnya harga cabe, pangan, transportasi umum semuanya ditentukan oleh keputusan politik, sehingga sebaiknya warga masyarakat mengerti akan hal ini agar tidak golput.
"Dengan pengertian tadi sebagai wajib ibadah dan untuk mengurus bangsa ini perlu berpolitik, maka dari itu jangan golput," tuturnya.
Menurut pengamat politik Jayadi Hanan diperkirakan jumlah orang yang golput dalam pemilu tahun ini sekitar dua hingga tiga persen dari total pemilih sebanyak 192,8 juta calon pemilih.
Kalau dugaan Jayadi benar maka jika dua persen saja ada yang golput maka jumlah tersebut bisa mencapai kurang lebih 3,8 juta orang.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019