Hanung bicara soal Jokowi dan KH Ahmad Dahlan

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Sutradara Hanung Bramantyo beserta ribuan kaum milenial menggelar deklarasi komunitas relawan pendukung Jokowi, Rumah Indonesia Berkemajuan (RIB), di DBL Arena Surabaya, Rabu (27/3). (Foto Fiqih Arfani)

Surabaya (ANTARA) - Sutradara Hanung Bramantyo bicara soal kepemimpinan Presiden Jokowi dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan yang mampu bekerja dan menanggapi segala persoalan secara konkret.

“Buat saya pribadi, iya,” ujarnya menjawab pertanyaan wartawan apakah sosok Jokowi seperti KH Ahmad Dahlan masa kini, saat ditemui usai menghadiri deklarasi komunitas relawan pendukung Jokowi, Rumah Indonesia Berkemajuan (RIB), di DBL Arena Surabaya, Rabu.

Sutradara film Sang Pencerah yang menceritakan kisah KH Ahmad Dahlan itu,
mencontohkan persoalan tentang infrastruktur yang mampu diselesaikan Jokowi secara cepat dan konkret, bahkan menguntungkan banyak pihak.

“Saya orang Yogyakarta yang harus mondar-mandir ke Jakarta. Berkat Jokowi, jalur Yogya-Jakarta lebih mudah lewat darat dan tidak mahal,” ucap suami artis Zaskia Adya Mecca tersebut.

Sebagai orang yang bergerak di dunia perfilman, Hanung menginginkan Jokowi kembali memimpin karena dinilai sangat peduli terhadap film melalui kebijakan-kebijakannya, salah satunya mendirikan badan ekonomi kreatif.

“Kalau dulu, satu film disaksikan 500 ribu penonton terasa sangat sulit dicapai, tapi sekarang sejuta penonton bisa dengan mudah. Salah satu faktornya karena semakin banyak bioskop dan sejalan dengan kebijakan pemerintah,” kata sutradara film Sang Pencerah tersebut.

Sementara itu, di tempat sama Hanung Bramantyo mengikuti deklarasi dengan ribuan kaum milenial mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.

Kegiatan tersebut merupakan inisiasi RIB untuk menghimpun ide, aspirasi dan semangat generasi milenial Jawa Timur yang memiliki kesamaan visi dengan Jokowi.

Koordinator Nasional RIB Khoirul Muttaqin mengatakan konsolidasi generasi milenial menjadi sangat penting karena Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi.

“Dampaknya, pada Pemilu 17 April 2019, berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah daftar pemilih tetap (DPT) milenial mencapai lebih dari 42 juta orang,” katanya.

Sedangkan, alasan memilih Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019 disebutkan karena kinerja pemerintah periode 2014-2019 dirasa sangat baik dan efektif memajukan Indonesia.

“Beberapa terobosan seperti mengakuisisi perusahaan-perusahaan besar dan sentral bagi negara, pro UMKM dan pembangunan infrastruktur adalah contoh nyata yang sangat dirasakan rakyat secara luas,” katanya.

Pilpres 2019 diikuti dua capres, yaitu no 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandiaga.


Baca juga: Seribuan warga dan komunitas deklarasi dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin

Baca juga: Relawan Pujo Tulangbawang siap menangkan Jokowi

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Gerakan "Rabu Putih" untuk pastikan tak ada intimidasi pemilih Sebelumnya

Gerakan "Rabu Putih" untuk pastikan tak ada intimidasi pemilih

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS