Magelang (ANTARA) - Presiden Joko Widodo dengan bercanda mengatakan kegiatannya berkeliling 5 provinsi dalam satu hari menjadikan tubuhnya kurus.
"Kemarin saya datang ke 5 provinsi, bangun subuh di Istana Bogor, provinsi Jawa Barat, terus ke Jakarta untuk ke (bandara) Halim Perdanakusumah sudah 2 provinsi. Ketiga terbang ke Nusa Tenggara Barat sampai ba'da Ashar. Selesai tiga acara terbang ke provinsi Bali dengan kegiatan sore sampai tengah malam lalu tengah malem terbang ke Yogyakarta, berarti sudah lima, langsung tidur. Pindah lima keluarahan saja capai, ini lima provinsi, sampai kurus, tapi yang penting Alhamdulillah sehat," kata Presiden di pondok pesantren Darussalam Timur Watucongol, Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada Sabtu.
Presiden kemudian beralih membicarakan mengenai pentingnya 17 April 2019 sebagai hari pemilihan umum.
"Saya titip, tinggal 24 hari lagi ke 17 April, sekarang tidak hanya media sosial saja, tapi dari rumah ke rumah beredar fithah, kabar bohong, hoaks. Kita negara penuh tata krama, kok kita jadi banyak hoaks dan fitnah? Ini kita mau ke mana?" ungkap Presiden.
Sejumlah hoaks yang dicontohkan Presiden misalnya bila ia dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin memenangkan pemilu 2019 maka akan ada pelarangan azan dan penghapusan pendidikan agama.
"Loh, loh, loh, siapa yang berani melarang azan? Siapapun presidennya tidak akan berani melarang azan. Ada lagi hoaks kalau kita menang, perkawinan sejenis akan dilegalkan. Hal itu banyak tapi tidak di provinsi Jawa Tengah ini, tapi banyak, sedih kita dengarnya," tambah Presiden.
Ia pun meminta agar santri dan santriwati ponpes Darussalam Timur tidak mempercayai kabar bohong tersebut.
"Percaya tidak kabar bohong? Yang percaya tidak maju saya beri sepeda, kebangetan kalau percaya itu," tegas Presiden.
Ia pun meminta agar masyarakat tabayun dan melakukan pengecekan silang mengenai informasi yang beredar jelang pemilu.
"Menjelang tanggal 17 April tolong hal-hal ini dicross-check, ditabayunkan, nanti mempengaruhi pikiran dan hati kita," ungkap Presiden.
Ia pun mengajak agar masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak golput.
"Jangan lupa mengajak teman, saudara, keluarga datang berbondong-bondong ke TPS. Jangan satu pun yang golput, eman, karena tanggal itu menentukan sekali masa depan," kata Presiden.
Selain Presiden Jokowi, hadir pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Jokowi sebut pemilu bukan perang tapi pesta demokrasi
Baca juga: Jokowi payungi seorang bendesa Tabanan saat dialog
Baca juga: Presiden Jokowi kaget karena dipanggil kiai oleh seorang warga
"Kemarin saya datang ke 5 provinsi, bangun subuh di Istana Bogor, provinsi Jawa Barat, terus ke Jakarta untuk ke (bandara) Halim Perdanakusumah sudah 2 provinsi. Ketiga terbang ke Nusa Tenggara Barat sampai ba'da Ashar. Selesai tiga acara terbang ke provinsi Bali dengan kegiatan sore sampai tengah malam lalu tengah malem terbang ke Yogyakarta, berarti sudah lima, langsung tidur. Pindah lima keluarahan saja capai, ini lima provinsi, sampai kurus, tapi yang penting Alhamdulillah sehat," kata Presiden di pondok pesantren Darussalam Timur Watucongol, Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada Sabtu.
Presiden kemudian beralih membicarakan mengenai pentingnya 17 April 2019 sebagai hari pemilihan umum.
"Saya titip, tinggal 24 hari lagi ke 17 April, sekarang tidak hanya media sosial saja, tapi dari rumah ke rumah beredar fithah, kabar bohong, hoaks. Kita negara penuh tata krama, kok kita jadi banyak hoaks dan fitnah? Ini kita mau ke mana?" ungkap Presiden.
Sejumlah hoaks yang dicontohkan Presiden misalnya bila ia dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin memenangkan pemilu 2019 maka akan ada pelarangan azan dan penghapusan pendidikan agama.
"Loh, loh, loh, siapa yang berani melarang azan? Siapapun presidennya tidak akan berani melarang azan. Ada lagi hoaks kalau kita menang, perkawinan sejenis akan dilegalkan. Hal itu banyak tapi tidak di provinsi Jawa Tengah ini, tapi banyak, sedih kita dengarnya," tambah Presiden.
Ia pun meminta agar santri dan santriwati ponpes Darussalam Timur tidak mempercayai kabar bohong tersebut.
"Percaya tidak kabar bohong? Yang percaya tidak maju saya beri sepeda, kebangetan kalau percaya itu," tegas Presiden.
Ia pun meminta agar masyarakat tabayun dan melakukan pengecekan silang mengenai informasi yang beredar jelang pemilu.
"Menjelang tanggal 17 April tolong hal-hal ini dicross-check, ditabayunkan, nanti mempengaruhi pikiran dan hati kita," ungkap Presiden.
Ia pun mengajak agar masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak golput.
"Jangan lupa mengajak teman, saudara, keluarga datang berbondong-bondong ke TPS. Jangan satu pun yang golput, eman, karena tanggal itu menentukan sekali masa depan," kata Presiden.
Selain Presiden Jokowi, hadir pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Jokowi sebut pemilu bukan perang tapi pesta demokrasi
Baca juga: Jokowi payungi seorang bendesa Tabanan saat dialog
Baca juga: Presiden Jokowi kaget karena dipanggil kiai oleh seorang warga
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019