Jakarta (ANTARA) - Tokoh muda NU Zuhairi Misrawi meyakini performa Cawapres RI Ma'ruf Amin mampu menarik suara pemilih yang belum menentukan sikap ("undecided voters").
"Sejak tadi malam, banyak yang membincangkan tentang kepiawaian Kiai Ma'ruf selama debat. Tentu ini akan banyak memengaruhi 'undecided voters' yang memilih untuk menentukan pilihan pada detik-detik akhir," kata Zuhairi dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Zuhairi yang juga Ketua Baitul Muslimin Indonesia PDI Perjuangan itu mengatakan pihak yang meragukan kemampuan Ma'ruf pelan-pelan mulai mendapat jawaban atas kemampuan sesungguhnya Ma'ruf Amin.
"Bagi kami, para aktivis dan intelektual Nahdhatul Ulama, sosok Kiai Ma'ruf sudah sangat dikenal keahliannya dalam paham keagamaan, wacana politik, bahkan soal organisasi," jelasnya.
Dia menilai Ma'ruf adalah matahari NU yang selama hidupnya malang-melintang dalam NU, baik sebagai ahli fikih maupun organisatoris yang mengendalikan struktur organisasi NU.
Posisi Ma'ruf sebagai Rais A'am, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, dan politisi PPP di masa Orde Baru dan Dewan Syura PKB di masa Reformasi, menurutnya dapat menjadi dalil sahih tentang kepiawaian Ma'ruf dalam memadukan antara intelektualisme dan aktivisme politik.
"Tidak banyak sosok yang mampu menggabungkan antara kemewahan intelektualisme dan kepiawaian dalam politik. Itulah sosok Kiai Ma'ruf," ujar Caleg DPR RI Dapil DKI 2 nomor urut 2 PDI Perjuangan itu.
Zuhairi mengungkapkan jauh sebelum debat Cawapres berlangsung, dirinya sudah sampaikan kepada TKN, bahwa Ma'ruf adalah sosok yang piawai dalam debat, karena tradisi debat bukan hal yang baru bagi Ma'ruf.
Di NU sendiri, kata dia, Ma'ruf telah terbiasa berdebat dalam isu-isu yang sangat sensitif dalam forum kajian keagamaan (bahtsul masail) maupun dalam kebijakan-kebijakan strategis NU.
"Bahkan, saat Kiai masih menduduki Komisi Fatwa MUI, saya kerap berdebat dengannya di sejumlah stasiun televisi. Saya selalu kagum dengan kemampuan Kiai berargumen dan memuji lawan debat, sekeras apapun debat itu," jelasnya.
Menurutnya, Ma'ruf kerap mengeluarkan anekdot yang dapat meluluhkan hati lawan debat.
Secara keseluruhan Zuhairi menilai Ma'ruf tampil percaya diri dalam debat dengan argumen dan logika yang kokoh.
Dia menekankan dalam usia Ma'ruf yang sudah lanjut, Ma'ruf dapat tampil seolah masih milenial dengan argumen-argumen yang dapat meyakinkan kaum milenial, di mana seluruh program yang sudah digariskan bersama Presiden Jokowi hakikatnya untuk memberikan perhatian kepada seluruh warga, khususnya kaum milenial.
Sebaliknya, Sandiaga Uno menurut dia tampil sebaliknya yakni seolah-olah seperti orang tua yang selalu mengetengahkan pesimisme tentang Indonesia.
Baca juga: Kiai Ma'ruf nyatakan "plong" setelah jalani debat
Baca juga: Ma'ruf minta warga NU tak lelah jaga NKRI
"Sejak tadi malam, banyak yang membincangkan tentang kepiawaian Kiai Ma'ruf selama debat. Tentu ini akan banyak memengaruhi 'undecided voters' yang memilih untuk menentukan pilihan pada detik-detik akhir," kata Zuhairi dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Zuhairi yang juga Ketua Baitul Muslimin Indonesia PDI Perjuangan itu mengatakan pihak yang meragukan kemampuan Ma'ruf pelan-pelan mulai mendapat jawaban atas kemampuan sesungguhnya Ma'ruf Amin.
"Bagi kami, para aktivis dan intelektual Nahdhatul Ulama, sosok Kiai Ma'ruf sudah sangat dikenal keahliannya dalam paham keagamaan, wacana politik, bahkan soal organisasi," jelasnya.
Dia menilai Ma'ruf adalah matahari NU yang selama hidupnya malang-melintang dalam NU, baik sebagai ahli fikih maupun organisatoris yang mengendalikan struktur organisasi NU.
Posisi Ma'ruf sebagai Rais A'am, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, dan politisi PPP di masa Orde Baru dan Dewan Syura PKB di masa Reformasi, menurutnya dapat menjadi dalil sahih tentang kepiawaian Ma'ruf dalam memadukan antara intelektualisme dan aktivisme politik.
"Tidak banyak sosok yang mampu menggabungkan antara kemewahan intelektualisme dan kepiawaian dalam politik. Itulah sosok Kiai Ma'ruf," ujar Caleg DPR RI Dapil DKI 2 nomor urut 2 PDI Perjuangan itu.
Zuhairi mengungkapkan jauh sebelum debat Cawapres berlangsung, dirinya sudah sampaikan kepada TKN, bahwa Ma'ruf adalah sosok yang piawai dalam debat, karena tradisi debat bukan hal yang baru bagi Ma'ruf.
Di NU sendiri, kata dia, Ma'ruf telah terbiasa berdebat dalam isu-isu yang sangat sensitif dalam forum kajian keagamaan (bahtsul masail) maupun dalam kebijakan-kebijakan strategis NU.
"Bahkan, saat Kiai masih menduduki Komisi Fatwa MUI, saya kerap berdebat dengannya di sejumlah stasiun televisi. Saya selalu kagum dengan kemampuan Kiai berargumen dan memuji lawan debat, sekeras apapun debat itu," jelasnya.
Menurutnya, Ma'ruf kerap mengeluarkan anekdot yang dapat meluluhkan hati lawan debat.
Secara keseluruhan Zuhairi menilai Ma'ruf tampil percaya diri dalam debat dengan argumen dan logika yang kokoh.
Dia menekankan dalam usia Ma'ruf yang sudah lanjut, Ma'ruf dapat tampil seolah masih milenial dengan argumen-argumen yang dapat meyakinkan kaum milenial, di mana seluruh program yang sudah digariskan bersama Presiden Jokowi hakikatnya untuk memberikan perhatian kepada seluruh warga, khususnya kaum milenial.
Sebaliknya, Sandiaga Uno menurut dia tampil sebaliknya yakni seolah-olah seperti orang tua yang selalu mengetengahkan pesimisme tentang Indonesia.
Baca juga: Kiai Ma'ruf nyatakan "plong" setelah jalani debat
Baca juga: Ma'ruf minta warga NU tak lelah jaga NKRI
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019