Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Mahyudin mengingatkan masyarakat agar tidak saling bermusuhan hanya karena beda pilihan dalam pemilu presiden maupun legislatif 2019.
"Kita pilih pemimpin yang baik. Jangan berkelahi karena pilihan berbeda. Apalagi sampai pisah ranjang," kata Wakil Ketua MPR, Mahyudin, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahyudin saat menjadi nara sumber sosialisasi Empat Pilar MPR kepada anggota Majelis Taklim Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Padahal, menurut Mahyudin, calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subanto menunjukkan keakraban. Kalau keduanya bertemu selalu berpelukan dan cipika cipiki. Karena itu dia heran masyarakat di akar rumput justru berkelahi di lapangan.
"Jokowi bertemu dengan Prabowo di istana peluk-pelukan, cipika cipiki. Bapak ibu yang berkelahi di lapangan. Bodoh namanya itu," ujar Mahyudin.
Jika masyarakat akar rumput berkelahi maka semua akan rugi. Untuk itu Mahyudin meminta meski pilihan berbeda tapi tidak menimbulkan permusuhan.
"Karena kalau bapak ibu tidak punya duit, pinjamnya sama tetangga. Jangan gara-gara beda pilihan dalam Pilpres kita bermusuhan. Yang senang Jokowi pilih Jokowi. Yang senang Prabowo pilih Prabowo," sambungnya.
Lebih lanjut Mahyudin, mengingatkan masyarakat agar hati-hati dan tidak mudah terprovokasi.
"Menjelang Pemilu 17 April 2019, hati-hati menggunakan hak pilihnya. Pilihlah dengan melihat bibit, bebet, dan bobotnya," kata Mahyudin.
Mahyudin mengingatkan masyarakat, jangan memilih karena berdasarkan "berjuang" yaitu beras, baju, dan uang.
Bagi Mahyudin, terpenting adalah warga menggunakan hak pilihnya dan tidak golput.
"Usahakan jangan Golput. Kita datang ke TPS memilih pemimpin kita. Siapa pun yang terpilih mudah-mudahan membawa Indonesia lebih baik di masa yang akan datang," ujarnya.
Indonesia yang lebih baik di masa depan adalah Indonesia yang sejahtera dan warganya cerdas.
"Memberantas kemiskinan dan kebodohan. Itulah yang harus kita selesaikan. Kita ingin semua orang Indonesia sejahtera dan pintar. Jadi kita butuh alat pemersatu. Empat Pilar MPR adalah alat pemersatu bangsa," katanya.
"Kita pilih pemimpin yang baik. Jangan berkelahi karena pilihan berbeda. Apalagi sampai pisah ranjang," kata Wakil Ketua MPR, Mahyudin, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahyudin saat menjadi nara sumber sosialisasi Empat Pilar MPR kepada anggota Majelis Taklim Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Padahal, menurut Mahyudin, calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subanto menunjukkan keakraban. Kalau keduanya bertemu selalu berpelukan dan cipika cipiki. Karena itu dia heran masyarakat di akar rumput justru berkelahi di lapangan.
"Jokowi bertemu dengan Prabowo di istana peluk-pelukan, cipika cipiki. Bapak ibu yang berkelahi di lapangan. Bodoh namanya itu," ujar Mahyudin.
Jika masyarakat akar rumput berkelahi maka semua akan rugi. Untuk itu Mahyudin meminta meski pilihan berbeda tapi tidak menimbulkan permusuhan.
"Karena kalau bapak ibu tidak punya duit, pinjamnya sama tetangga. Jangan gara-gara beda pilihan dalam Pilpres kita bermusuhan. Yang senang Jokowi pilih Jokowi. Yang senang Prabowo pilih Prabowo," sambungnya.
Lebih lanjut Mahyudin, mengingatkan masyarakat agar hati-hati dan tidak mudah terprovokasi.
"Menjelang Pemilu 17 April 2019, hati-hati menggunakan hak pilihnya. Pilihlah dengan melihat bibit, bebet, dan bobotnya," kata Mahyudin.
Mahyudin mengingatkan masyarakat, jangan memilih karena berdasarkan "berjuang" yaitu beras, baju, dan uang.
Bagi Mahyudin, terpenting adalah warga menggunakan hak pilihnya dan tidak golput.
"Usahakan jangan Golput. Kita datang ke TPS memilih pemimpin kita. Siapa pun yang terpilih mudah-mudahan membawa Indonesia lebih baik di masa yang akan datang," ujarnya.
Indonesia yang lebih baik di masa depan adalah Indonesia yang sejahtera dan warganya cerdas.
"Memberantas kemiskinan dan kebodohan. Itulah yang harus kita selesaikan. Kita ingin semua orang Indonesia sejahtera dan pintar. Jadi kita butuh alat pemersatu. Empat Pilar MPR adalah alat pemersatu bangsa," katanya.
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019