Bogor (ANTARA) - Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menyatakan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 jangan menimbulkan dampak buruk seperti menjauhkan sesama anak bangsa Indonesia hanya karena perbedaan pilihan calon pemimpin.
"Tidak boleh menjauhkan kita sebagai sesama anak bangsa, itu benang merahnya," kata TGB usai Dialog Keumatan dan Kebangsaan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia di IPC Corporate University Bogor, Jawa Barat, Senin.
Indonesia, kata dia, merupakan bangsa yang besar dengan keragamannya yang harus dijaga, dan jangan sampai terjadi perpecahan yang dapat merugikan seluruh bangsa Indonesia.
"Ini (negara Indonesia) menjadi wadah menyatukan kita selama ini, semangat keberagamaan, kebangsaan," kata TGB yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.
Ia mengungkapkan, banyak bangsa lain yang negaranya sebagai wadah sudah rusak, akibatnya seluruh daya pembangunan ikut hancur. Hal seperti itu jangan sampai terjadi di Indonesia.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi, bersama membangun bangsa Indonesia dalam bingkai kebinekaan.
"Kita boleh berbeda pandangan, tapi kita harus membangun kolaborasi jangan sampai perbedaan pandangan itu menjauhkan," katanya.
Selain itu, TGB juga mengajak mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat untuk selalu hati-hati dan tidak mudah teperdaya segala paham yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak saling tuduh tentang hal yang negatif, jika ada pelanggaran hukum sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwajib.
"Masyarakat sipil perlu mengawasi, kalau ada bukti silakan laporkan ke Bawaslu, atau penegak hukum, kita hentikan tuding menuding," katanya.
Seorang mahasiswa peserta dialog, Rizqi Fathul Hakim menyatakan, konsep pemikiran TGB tentang Islam modern sangat baik dalam menjalankan roda organisasi negara.
Momentum Pilpres ini, kata dia, tentunya seluruh anak bangsa harus menyukseskan dan saling mendukung siapa pun pemimpin bangsa yang akan terpilih nanti.
"Di momentum Pilpres ini entah siapa saja yang menjadi presiden kita bisa senantiasa mendukungnya," kata Rizqi mahasiswa semester 7 Universitas Ibn Khaldun Bogor.
"Tidak boleh menjauhkan kita sebagai sesama anak bangsa, itu benang merahnya," kata TGB usai Dialog Keumatan dan Kebangsaan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia di IPC Corporate University Bogor, Jawa Barat, Senin.
Indonesia, kata dia, merupakan bangsa yang besar dengan keragamannya yang harus dijaga, dan jangan sampai terjadi perpecahan yang dapat merugikan seluruh bangsa Indonesia.
"Ini (negara Indonesia) menjadi wadah menyatukan kita selama ini, semangat keberagamaan, kebangsaan," kata TGB yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.
Ia mengungkapkan, banyak bangsa lain yang negaranya sebagai wadah sudah rusak, akibatnya seluruh daya pembangunan ikut hancur. Hal seperti itu jangan sampai terjadi di Indonesia.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi, bersama membangun bangsa Indonesia dalam bingkai kebinekaan.
"Kita boleh berbeda pandangan, tapi kita harus membangun kolaborasi jangan sampai perbedaan pandangan itu menjauhkan," katanya.
Selain itu, TGB juga mengajak mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat untuk selalu hati-hati dan tidak mudah teperdaya segala paham yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak saling tuduh tentang hal yang negatif, jika ada pelanggaran hukum sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwajib.
"Masyarakat sipil perlu mengawasi, kalau ada bukti silakan laporkan ke Bawaslu, atau penegak hukum, kita hentikan tuding menuding," katanya.
Seorang mahasiswa peserta dialog, Rizqi Fathul Hakim menyatakan, konsep pemikiran TGB tentang Islam modern sangat baik dalam menjalankan roda organisasi negara.
Momentum Pilpres ini, kata dia, tentunya seluruh anak bangsa harus menyukseskan dan saling mendukung siapa pun pemimpin bangsa yang akan terpilih nanti.
"Di momentum Pilpres ini entah siapa saja yang menjadi presiden kita bisa senantiasa mendukungnya," kata Rizqi mahasiswa semester 7 Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019