Presiden jelaskan hambatan pembangunan terowongan Nanjung

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum, Bupati Bandung Dadang M. Nasser meninjau terowongan Nanjung di kabupaten Bandung pada Minggu (10/3) (Desca Lidya Natalia)
Bandung (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menjelaskan hambatan terkait pembangunan terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung yang sudah mangkrak selama 15 tahun.

"Ya karena yang pertama di kabupaten sendiri gak punya kemampuan untuk membangun ini, tanya pak bupati, tidak punya kemampuan untuk mengerjakan, baik di kabupaten maupun di provinsi, kalau tidak diambil alih pusat ya tidak mungkin ini akan bisa dilaksanakan," kata Presiden Joko Widodo di lokasi pembangunan terowongan Nanjung, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung pada Minggu.

Hadir mendampingi Presiden, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum, Bupati Bandung Dadang M. Nasser.

"Dulu kan kita sudah pernah cek yang dikawasan retensi yang juga kita bangun di Cienteng. Jadi kalau sudah itu diputuskan ya langsung dijalankan. Biasanya kita itu. Bekerja seperti itu," ungkap Presiden.

Dua terowongan Nanjung tersebut menembus tebing sepanjang 230 meter direncanakan jika sudah berfungsi akan mengurangi lama dan luas genangan pada musim hujan di Kecamatan Dayeuh Kolot dan sekitarnya

"Di lapangannya kita lihat, perencanaan, perencanaan sudah lama, banyak yang sudah lama lama sekali, kita ini tinggal memutuskan," tegas Presiden.

Ia pun yakin masyarakat akan mendukung program tersebut bila dijelaskan manfaatnya.

"Sepanjang itu memang bermanfaat ya dijelaskan pada masyarakat kebutuhan lahan sebesar itu. Dijelaskan fungsinya untuk rakyat banyak saya kira masyarakat akan memberikan ruang," tambah Presiden.

Terowongan Nanjung adalah salah satu di antara pekerjaan besar pembenahan Sungai Citarum sepanjang 270 kilometer yang sudah penuh limbah pabrik dan sampah.

Di hulu, lahan-lahan gundul dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum direhabilitasi. Empat anak Sungai Citarum (Sungai Cikijing, Cikeruh, Cimande, dan Citarum Hulu), Sungai Citepus, Sungai Cinambo, Sungai Cilember, dan Sungai Cibeureum juga dinormalisasi.

Sementara di sepanjang aliran sungai dilaksanakan pengelolaan sumber daya air, limbah cair dan padat, dan permukiman kembali masyarakat yang tinggal di bantaran maupun kawasan rawan bencana banjir.

Selain Terowongan Nanjung ini, juga tengah dikerjakan sejumlah infrastruktur penanganan banjir seperti pembuatan kolam retensi Cieunteung Dayeuh Kolot, embung Gedebage, floodway sungai Ciantig–Citepus dan sungai Cisangkuy.

Pemerintah ingin Sungai Citarum kembali bersih, bisa dipakai untuk kehidupan sehari-hari warga di Jawa Barat, diolah jadi air bersih, dan bagus untuk irigasi.
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Jokowi: Konsesi untuk lahan perusahaan harus produktif Sebelumnya

Jokowi: Konsesi untuk lahan perusahaan harus produktif

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS