Pengamat sebut Jokowi-Ma'ruf berpeluang menangi Pilpres 2019

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Presiden Joko Widodo didampingi Muhtasyar Nahdlatul Ulama (NU) KH Ma'ruf Amin (kiri) Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar (kedua kanan) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (kedua kiri) berdoa bersama pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019). Dalam sambutanya, Jokowi mengakuai kalau NU merupakan organisasi jemaah terbesar di Indonesia yang sudah berkontribusi banyak untuk keutuhan bangsa Indonesia dan selalu terdepan membela negara dari pihak-pihak yang ingin merubah Pancasila sebagai dasar negara serta membenturkan islam dan Pancasila. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/hp.ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI (ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI)
Siapa yang lebih mampu dan lebih siap, saya tidak memihak kepada mana pun, yang jelas kemungkinan petahana ada peluang lebih besar
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menyebutkan pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih berpeluang memenangi Pilpres 2019.

"Siapa yang lebih mampu dan lebih siap, saya tidak memihak kepada mana pun, yang jelas kemungkinan petahana ada peluang lebih besar," kata Ujang, di Jakarta, Kamis.

Jokowi pun berencana membuat program pamungkas untuk menggaet dukungan, seperti program Kartu Pra Kerja, KIP Kuliah, dan Kartu Sembako Murah.

Direktur Eksekutif IPR ini berpendapat ketiga kartu tersebut bisa menjadi jurus pamungkas petahana untuk membantah narasi kubu Prabowo-Sandi dalam sektor pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan pangan.

Namun demikian, efektivitas tiga kartu tersebut tergantung petahana sendiri

"Karena dalam konteks program incumbent jika dia dikelola dengan baik maka tentu akan ada hasil dampak terhadap elektoral. Begitupun sebaliknya," ujarnya. 

Ia menambahkan, Pilpres 2019 merupakan pertarungan ulang dalam Pilpres 2014 dengan gaya yang berbeda.

Ujang menyebut perbedaan itu terjadi karena kampanye di Pilpres 2019 lebih banyak di lakukan di media sosial, sementara di Pilpres 2014 cenderung konvensional.

"Sehingga kampanye hari ini kelihatan gaduh dan sering serang terus," tuturnya. 

Sementara itu, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arief Rosyid Hasan meyakini Jokowi-Ma'ruf Amin memenangi Pilpres 2019 karena petahana lebih berpengalaman dan memiliki kapasitas menjadi presiden. 

"Saya kira dua debat terakhir itu semakin membuktikan sebenarnya bahwa kelas 01 dengan 02 bagaikan langit dan sumur bor," ujar Arief.

TKN sendiri akan menyiapkan program kejutan yang akan didorong untuk mempertebal jarak antara paslon nomor urut 01 dengan paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi. 

"Sebelum debat akan ada banyak kejutan program yang akan kami dorong untuk mempertebal jarak antara 01 dan 02. Saya yakin KH Ma'ruf dengan pengalaman beliau, kualitasnya jauh dari apa yang sudah dilakukan Sandi," katanya.

Baca juga: Pengamat: pemenang pilpres juga ditentukan massa mengambang



 
Pewarta:
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Disdukcapil Jakarta nyatakan tidak ada penyalahgunaan KTP elektronik untuk WNA Sebelumnya

Disdukcapil Jakarta nyatakan tidak ada penyalahgunaan KTP elektronik untuk WNA

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS