Surabaya (ANTARA News) - Tim Kampanye Daerah (TKD) untuk pemenangan Joko Widodo-KH Ma`ruf Amin di Jawa Timur meminta pendukungnya tidak terpancing dengan beredarnya video pembakaran kaos bergambar capres-cawapres nomor urut 01 yang viral di media sosial.
"Semuanya harus bisa menahan diri dan jangan terprovokasi setelah melihat video itu," ujar ketua TKD Jatim, Machfud Arifin, ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.
Dalam video yang diduga berlokasi di Sampang, Madura tersebut sejumlah pemuda membakar kaos dan banner bergambar Jokowi-Ma`ruf Amin, lalu menyobek serta menginjak-injaknya di tengah jalan saat malam hari.
Tak itu saja, suara teriakan dan makian juga terdengar saat pembakaran yang dilakukan di tempat umum serta disaksikan banyak orang.
Pihaknya mengaku sangat menyesalkan aksi-aksi anarkis semacam itu, dan saat ini tim sedang melihat opsi-opsi jalur hukumnya.
"Ingat, pendukung capres-cawapres 01 jangan ada yang membalas dendam dan menggelar aksi serupa," ucap mantan Kapolda Jatim tersebut.
Menurut dia, aksi itu merupakan gejala kemenangan Jokowi-Ma`ruf di Madura yang selama ini dikenal sebagai basis Prabowo Subianto.
"Di pemetaan kami, sangat terlihat migrasi suara dari Prabowo ke Jokowi, terutama di Bangkalan dan Sampang, bahkan sekarang aura kemenangan menjalar ke Sumenep dan Pamekasan," tambahnya.
Pensiunan jenderal polisi bintang dua itu menegaskan, tim pemenangan sama sekali tidak takut dengan aksi-aksi provokasi, tapi justru menambah semangat untuk membalikkan keadaan di Madura.
"Yang penting kami tidak akan ikut cara-cara kekerasan seperti itu. Tetap santun dan terus bergerak secara masif," ujarnya.
Pemilihan Presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 dan diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, kemudian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.
"Semuanya harus bisa menahan diri dan jangan terprovokasi setelah melihat video itu," ujar ketua TKD Jatim, Machfud Arifin, ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.
Dalam video yang diduga berlokasi di Sampang, Madura tersebut sejumlah pemuda membakar kaos dan banner bergambar Jokowi-Ma`ruf Amin, lalu menyobek serta menginjak-injaknya di tengah jalan saat malam hari.
Tak itu saja, suara teriakan dan makian juga terdengar saat pembakaran yang dilakukan di tempat umum serta disaksikan banyak orang.
Pihaknya mengaku sangat menyesalkan aksi-aksi anarkis semacam itu, dan saat ini tim sedang melihat opsi-opsi jalur hukumnya.
"Ingat, pendukung capres-cawapres 01 jangan ada yang membalas dendam dan menggelar aksi serupa," ucap mantan Kapolda Jatim tersebut.
Menurut dia, aksi itu merupakan gejala kemenangan Jokowi-Ma`ruf di Madura yang selama ini dikenal sebagai basis Prabowo Subianto.
"Di pemetaan kami, sangat terlihat migrasi suara dari Prabowo ke Jokowi, terutama di Bangkalan dan Sampang, bahkan sekarang aura kemenangan menjalar ke Sumenep dan Pamekasan," tambahnya.
Pensiunan jenderal polisi bintang dua itu menegaskan, tim pemenangan sama sekali tidak takut dengan aksi-aksi provokasi, tapi justru menambah semangat untuk membalikkan keadaan di Madura.
"Yang penting kami tidak akan ikut cara-cara kekerasan seperti itu. Tetap santun dan terus bergerak secara masif," ujarnya.
Pemilihan Presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 dan diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, kemudian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019