Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Pengawas Pemilu RI akan merekomendasikan pengurangan jumlah peserta pendukung dari masing-masing kubu capres-cawapres pada acara Debat Cawapres agar lebih kondusif.
"Kami merasa salah satu pemicu keriuhan dalam Debat Capres karena terlalu banyak pendukung," kata Anggota Bawaslu RI Afifuddin di sela acara Workshop Pemilu 2019 di Sleman, DIY, Kamis.
Menurut Afifuddin, pada debat pertama tercatat sebanyak 100 peserta pendukung dari masing-masing kubu pasangan capres-cawapres. Selanjutnya pada acara debat kedua masing-masing bertambah menjadi 150 peserta pendukung.
"Sehingga untuk besok kami merekomendasikan untuk pendukung cukup 50 orang baik dari pasangan nomor satu maupun dua," kata dia.
Menurut dia, terlalu banyaknya jumlah pendukung yang hadir memicu keriuhan yang berlebihan yang akhirnya keluar dari etika debat yang disepakati seperti munculnya lontaran teriakan yang bernada ejekan, serta ujaran yang provokatif.
Menurut dia, seandainya jumlah peserta akan diperbanyak, peserta itu sebaiknya berasal dari perwakilan tokoh agama serta akademisi yang diundang KPU yang biasanya memiliki tempat duduk di tengah yang memisahkan pendukung kedua kubu.
"Seperti debat capres kemarin begitu salah satu calon menyampaikan visi dan misinya atau menjawab lalu saling ditepuki bahkan diteriaki dengan teriakan provokatif atau ejekan. Ini kan termasuk etika debat yang dilarang," kata dia.
Baca juga: Cawapres Ma'ruf Amin siap hadapi debat
Baca juga: Sandiaga Uno katakan debat bukan ajang saling kritik
"Kami merasa salah satu pemicu keriuhan dalam Debat Capres karena terlalu banyak pendukung," kata Anggota Bawaslu RI Afifuddin di sela acara Workshop Pemilu 2019 di Sleman, DIY, Kamis.
Menurut Afifuddin, pada debat pertama tercatat sebanyak 100 peserta pendukung dari masing-masing kubu pasangan capres-cawapres. Selanjutnya pada acara debat kedua masing-masing bertambah menjadi 150 peserta pendukung.
"Sehingga untuk besok kami merekomendasikan untuk pendukung cukup 50 orang baik dari pasangan nomor satu maupun dua," kata dia.
Menurut dia, terlalu banyaknya jumlah pendukung yang hadir memicu keriuhan yang berlebihan yang akhirnya keluar dari etika debat yang disepakati seperti munculnya lontaran teriakan yang bernada ejekan, serta ujaran yang provokatif.
Menurut dia, seandainya jumlah peserta akan diperbanyak, peserta itu sebaiknya berasal dari perwakilan tokoh agama serta akademisi yang diundang KPU yang biasanya memiliki tempat duduk di tengah yang memisahkan pendukung kedua kubu.
"Seperti debat capres kemarin begitu salah satu calon menyampaikan visi dan misinya atau menjawab lalu saling ditepuki bahkan diteriaki dengan teriakan provokatif atau ejekan. Ini kan termasuk etika debat yang dilarang," kata dia.
Baca juga: Cawapres Ma'ruf Amin siap hadapi debat
Baca juga: Sandiaga Uno katakan debat bukan ajang saling kritik
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019