Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria, menilai capres nomor urut 01, Joko Widodo sengaja menyerang capres nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2019 putaran kedua, terkait isu "unicorn".
"Misalkan ditanya soal unicorn, Prabowo ketika nanya ke Jokowi, ini pengucapannya benar atau tidak. Unicorn, itu beda dasar antara corn sama con, jadi kira-kira begitu," kata Riza Patria di diskusi KedaiKopi, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, isu unicorn yang disampaikan Jokowi sengaja menjebak dan menyerang Prabowo namun Ketua Umum Partai Gerindra itu mampu menyederhanakan definisi tersebut sehingga dipahami masyarakat.
Dia menilai dalam beberapa kesempatan, Jokowi memang terus melancarkan pernyataan-pernyataan yang menyerang pribadi Prabowo.
"Saya meyakini ini Pak Jokowi karakternya ingin menyerang, beliau petahana tapi 'offensive'. Debat pertama, dalam kampanye internal, deklarasi, menyerang terus. Saya bukan diktator, saya tidak punya beban masa lalu," ujarnya.
Selain itu, menurut Riza, upaya Jokowi menyerang Prabowo ketika mengungkit tentang kepemilikan lahan seluas ratusan ribu hektare Prabowo di Aceh dan Kalimantan.
Dia menilai pada kenyataannya lahan tersebut adalah Hak Guna Usaha (HGU) dan Jokowi lupa bahwa di lingkarannya banyak yang memiliki lahan lebih luas.
"Pak Jokowi ingin menjebak, mempermalukan Prabowo namun beliau ternyata lupa di sekitarnya lebih banyak," katanya.
Sebelumnya, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Eriko Sotarduga membantah bahwa calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyerang sisi pribadi capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait kepemilikan lahan di Aceh dan Kalimantan dalam debat Pilpres 2019 putaran kedua.
Dia menilai polemik terkait pernyataan Jokowi itu sebenarnya hanya masalah persepsi atau penilaian.
"Sekali lagi ini persepsi, kalau menyerang pribadi misalnya mohon maaf, kenapa tidak beristri. Di pemilu Amerika ada yang menanyakan kenapa sekretaris dijadikan istri," kata Eriko dalam diskusi KedaiKopi, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan pernyataan Jokowi terkait lahan adalah merespon kritikan Prabowo terkait pembagian sertifikat tanah kepada masyarakat.
Menurut dia, Jokowi ingin menunjukkan bahwa antara kata dengan perbuatan harus sama yaitu menyampaikan lahan yang ingin dibagi padahal memiliki lahan yang luas dan besar.
Baca juga: Pengamat: isu "unicorn" bentuk peringatan Prabowo
Baca juga: JK: Perusahaan rintisan unicorn datangkan investasi
"Misalkan ditanya soal unicorn, Prabowo ketika nanya ke Jokowi, ini pengucapannya benar atau tidak. Unicorn, itu beda dasar antara corn sama con, jadi kira-kira begitu," kata Riza Patria di diskusi KedaiKopi, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, isu unicorn yang disampaikan Jokowi sengaja menjebak dan menyerang Prabowo namun Ketua Umum Partai Gerindra itu mampu menyederhanakan definisi tersebut sehingga dipahami masyarakat.
Dia menilai dalam beberapa kesempatan, Jokowi memang terus melancarkan pernyataan-pernyataan yang menyerang pribadi Prabowo.
"Saya meyakini ini Pak Jokowi karakternya ingin menyerang, beliau petahana tapi 'offensive'. Debat pertama, dalam kampanye internal, deklarasi, menyerang terus. Saya bukan diktator, saya tidak punya beban masa lalu," ujarnya.
Selain itu, menurut Riza, upaya Jokowi menyerang Prabowo ketika mengungkit tentang kepemilikan lahan seluas ratusan ribu hektare Prabowo di Aceh dan Kalimantan.
Dia menilai pada kenyataannya lahan tersebut adalah Hak Guna Usaha (HGU) dan Jokowi lupa bahwa di lingkarannya banyak yang memiliki lahan lebih luas.
"Pak Jokowi ingin menjebak, mempermalukan Prabowo namun beliau ternyata lupa di sekitarnya lebih banyak," katanya.
Sebelumnya, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Eriko Sotarduga membantah bahwa calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyerang sisi pribadi capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait kepemilikan lahan di Aceh dan Kalimantan dalam debat Pilpres 2019 putaran kedua.
Dia menilai polemik terkait pernyataan Jokowi itu sebenarnya hanya masalah persepsi atau penilaian.
"Sekali lagi ini persepsi, kalau menyerang pribadi misalnya mohon maaf, kenapa tidak beristri. Di pemilu Amerika ada yang menanyakan kenapa sekretaris dijadikan istri," kata Eriko dalam diskusi KedaiKopi, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan pernyataan Jokowi terkait lahan adalah merespon kritikan Prabowo terkait pembagian sertifikat tanah kepada masyarakat.
Menurut dia, Jokowi ingin menunjukkan bahwa antara kata dengan perbuatan harus sama yaitu menyampaikan lahan yang ingin dibagi padahal memiliki lahan yang luas dan besar.
Baca juga: Pengamat: isu "unicorn" bentuk peringatan Prabowo
Baca juga: JK: Perusahaan rintisan unicorn datangkan investasi
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019