Semarang (ANTARA News) - Anggota Komisi VI DPR Juliari Batubara menduga pelaku teror pembakaran kendaraan bermotor di sejumlah wilayah di Jawa Tengah merupakan orang-orang terlatih.
"Mereka adalah orang-orang terlatih, bukan amatir," kata Juliari di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pelaku teror tersebut bisa membaca situasi sebelum melancarkan aksinya.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Ia menilai teror yang terjadi tersebut menjadi peringatan tentang tanggung jawab keamanan yang bukan saja menjadi tugas kepolisian saja.
"Keamanan juga menjadi tanggung jawab warga. Aktifkan siskamling, kalau ikut menjaga maka kita akan lebih tahu lingkungan kita," kata politikus PDIP tersebut.
Ia menambahkan teror harus dihadapi bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat.
Ia menduga teror pembakaran kendaraan tersebut diinisiasi oleh orang-orang yang tidak ingin Jawa Tengah pada umumnya aman dan tenang.
Teror pembakaran kendaraan bermotor terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada dua bulan terakhir.
Orang tak dikenal membakar mobil atau sepeda motor yang terparkir di rumah warga.
"Mereka adalah orang-orang terlatih, bukan amatir," kata Juliari di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pelaku teror tersebut bisa membaca situasi sebelum melancarkan aksinya.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Ia menilai teror yang terjadi tersebut menjadi peringatan tentang tanggung jawab keamanan yang bukan saja menjadi tugas kepolisian saja.
"Keamanan juga menjadi tanggung jawab warga. Aktifkan siskamling, kalau ikut menjaga maka kita akan lebih tahu lingkungan kita," kata politikus PDIP tersebut.
Ia menambahkan teror harus dihadapi bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat.
Ia menduga teror pembakaran kendaraan tersebut diinisiasi oleh orang-orang yang tidak ingin Jawa Tengah pada umumnya aman dan tenang.
Teror pembakaran kendaraan bermotor terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada dua bulan terakhir.
Orang tak dikenal membakar mobil atau sepeda motor yang terparkir di rumah warga.
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019