Jakarta (ANTARA News) - Ketua umum PKPI, Diaz Hendropriyono, menilai calon presiden, Prabowo Subianto, memaparkan materi debat yang tidak bersesuaian dengan isu debat yang diangkat para panelis. Jawaban-jawabannya juga tidak sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan calon presiden, Joko Widodo, utamanya terkait industri 4.0.
PKPI yang dipimpin anak Hendro Priyono itu termasuk dalam koalisi partai politik pendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Capres Prabowo seperti Jaka Sembung (gak nyambung) ketika bicara mengenai isu Revolusi Industri 4.0 dan menunjukkan ketidak mengertiannya akan isu tersebut dengan membelokkannya ke impor makanan dan kesejahteraan petani," kata Diaz, dalam siaran pers yang diterima, Senin.
Ia mengatakan, Prabowo terlihat tidak mengerti mengenai Revolusi Industri 4.0, sementara Jokowi memberikan peta jalan yang sangat jelas, bahkan menghubungkan antara teknologi dengan akses permodalan dan juga perluasan akses konsumen bagi para petani.
"Kompleksitas permasalahan Revolusi Industri 4.0 dijawab oleh Jokowi dengan lugas dan tegas," ujar Diaz Hendropriyono.
Mengenai substansi Unicorn, Diaz menilai Prabowo perlu belajar mengenai trend dunia yang semakin berubah ke arah digital, baik IoT, ekonomi digital, AI, maupun robotika. Ketidaktahuan Prabowo dalam isu unicorn dan bahkan memiliki sikap sinis terhadap ekonomi digital ini menunjukkan ketidaksanggupan Prabowo dalam menghadapi perubahan paradigma dunia.
Isu tentang unicorn ini banyak menjadi bahan bahasan warga dunia maya.
"Jokowi mengerti bahwa telah dan terus akan terjadi perubahan paradigma industri secara revolusioner, dan terus melakukan mengambil energi inovatif dari industri digital dengan berbagai kebijakan dan visi-visinya," katanya.
Lebih lanjut, dalam pernyataan penutup Prabowo, Diaz juga mengomentari hal yang menurut dia seperti mengurai mimpi dan menunjukkan ketidaksiapan Prabowo terkait solusi pendapat yang ia sampaikan di akhir acara.
Menurut dia, Jokowi menawarkan solusi dengan melakukan reforma agraria secara komprehensif dengan melakukan perhutanan sosial dan pembagian sertifikat tanah secara adil kepada publik, bukan lagi kepada korporasi besar semata-mata.
Ia menilai, secara umum Prabowo terlihat tidak siap dalam debat kali ini, dan cenderung gampang menyerah dengan tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dan lebih banyak mendukung kebijakan pemerintah.
"Selain itu banyak pemikirannya yang ternyata sudah dilakukan pemerintah, di antaranya pembentukan BUMN bidang perikanan," katanya.
PKPI yang dipimpin anak Hendro Priyono itu termasuk dalam koalisi partai politik pendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Capres Prabowo seperti Jaka Sembung (gak nyambung) ketika bicara mengenai isu Revolusi Industri 4.0 dan menunjukkan ketidak mengertiannya akan isu tersebut dengan membelokkannya ke impor makanan dan kesejahteraan petani," kata Diaz, dalam siaran pers yang diterima, Senin.
Ia mengatakan, Prabowo terlihat tidak mengerti mengenai Revolusi Industri 4.0, sementara Jokowi memberikan peta jalan yang sangat jelas, bahkan menghubungkan antara teknologi dengan akses permodalan dan juga perluasan akses konsumen bagi para petani.
"Kompleksitas permasalahan Revolusi Industri 4.0 dijawab oleh Jokowi dengan lugas dan tegas," ujar Diaz Hendropriyono.
Mengenai substansi Unicorn, Diaz menilai Prabowo perlu belajar mengenai trend dunia yang semakin berubah ke arah digital, baik IoT, ekonomi digital, AI, maupun robotika. Ketidaktahuan Prabowo dalam isu unicorn dan bahkan memiliki sikap sinis terhadap ekonomi digital ini menunjukkan ketidaksanggupan Prabowo dalam menghadapi perubahan paradigma dunia.
Isu tentang unicorn ini banyak menjadi bahan bahasan warga dunia maya.
"Jokowi mengerti bahwa telah dan terus akan terjadi perubahan paradigma industri secara revolusioner, dan terus melakukan mengambil energi inovatif dari industri digital dengan berbagai kebijakan dan visi-visinya," katanya.
Lebih lanjut, dalam pernyataan penutup Prabowo, Diaz juga mengomentari hal yang menurut dia seperti mengurai mimpi dan menunjukkan ketidaksiapan Prabowo terkait solusi pendapat yang ia sampaikan di akhir acara.
Menurut dia, Jokowi menawarkan solusi dengan melakukan reforma agraria secara komprehensif dengan melakukan perhutanan sosial dan pembagian sertifikat tanah secara adil kepada publik, bukan lagi kepada korporasi besar semata-mata.
Ia menilai, secara umum Prabowo terlihat tidak siap dalam debat kali ini, dan cenderung gampang menyerah dengan tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dan lebih banyak mendukung kebijakan pemerintah.
"Selain itu banyak pemikirannya yang ternyata sudah dilakukan pemerintah, di antaranya pembentukan BUMN bidang perikanan," katanya.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019