Jakarta (ANTARA News) - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno saling klaim memenangkan debat publik kedua calon presiden pada Minggu (17/2) malam.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Ma’ruf Ace Hasan Syadzily mengklaim pihaknya memenangkan debat kedua tersebut dengan skor 6-0 karena Jokowi menguasai masalah dan menyampaikan capaian keberhasilan.
"Sementara Prabowo hanya bicara normatif dan banyak mengakui keberhasilannya Jokowi dalam banyak hal," kata Ace.
Dalam pemaparan visi dan misi menurut dia, Jokowi memaparkan visi dengan menjelaskan capaian dan langkah yang lebih konkret dan realistis.
Sementara Prabowo menurut dia bicara soal kemandirian namun tidak menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan untuk mendukung ke arah terwujudnya kemandirian tersebut.
"Prabowo melangit, Jokowi membumi. Prabowo bicara soal kemandirian namun tidak menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan untuk mendukung ke arah terwujudnya kemandirian tersebut," ujarnya.
Ace menilai Jokowi memaparkan visi dengan menjelaskan capaian dan langkah yang lebih konkret dan realistis lalu terkait infrastruktur, dasar yang dirasakan rakyat di pedesaan berupa jalan, irigasi dan infrastruktur dasar lainnya, bukan hanya jalan tol dan bendungan.
Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengatakan klaim kemenangan 6-0 TKN Jokowi-Ma'ruf tidak berdasar, justru dalam debat tersebut Prabowo menang telak 6-0.
Dia menjelaskan dalam debat tersebut Prabowo menegaskan tidak ingin impor karena beberapa komoditi pangan bisa diproduksi di dalam negeri.
"Untuk mengatasi harga ditingkat konsumen tidak harus dengan impor dan sebenarnya untuk menyediakan harga yang terjangkau tidak harus impor namun memotong mata rantai produksi," ujarnya.
Ferry mengatakan di sektor kemandirian energi, Prabowo ingin membangun industri yang memiliki nilai tambah di migas, tambang dan mineral.
Di sektor infrastruktur menurut dia, Prabowo ingin membangun infrastruktur yang berkaitan dengan peningkatan produksi rakyat dan menyoroti tidak efisiennya biaya infrastruktur.
"Prabowo dalam debat menghindari menyudutkan pribadi namun sebaliknya Jokowi menyebutkan tanah yang sebenarnya bukan milik Prabowo namun itu Hak Guna Usaha yang pada periode tertentu dikembalikan kepada negara," katanya.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Ma’ruf Ace Hasan Syadzily mengklaim pihaknya memenangkan debat kedua tersebut dengan skor 6-0 karena Jokowi menguasai masalah dan menyampaikan capaian keberhasilan.
"Sementara Prabowo hanya bicara normatif dan banyak mengakui keberhasilannya Jokowi dalam banyak hal," kata Ace.
Dalam pemaparan visi dan misi menurut dia, Jokowi memaparkan visi dengan menjelaskan capaian dan langkah yang lebih konkret dan realistis.
Sementara Prabowo menurut dia bicara soal kemandirian namun tidak menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan untuk mendukung ke arah terwujudnya kemandirian tersebut.
"Prabowo melangit, Jokowi membumi. Prabowo bicara soal kemandirian namun tidak menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan untuk mendukung ke arah terwujudnya kemandirian tersebut," ujarnya.
Ace menilai Jokowi memaparkan visi dengan menjelaskan capaian dan langkah yang lebih konkret dan realistis lalu terkait infrastruktur, dasar yang dirasakan rakyat di pedesaan berupa jalan, irigasi dan infrastruktur dasar lainnya, bukan hanya jalan tol dan bendungan.
Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengatakan klaim kemenangan 6-0 TKN Jokowi-Ma'ruf tidak berdasar, justru dalam debat tersebut Prabowo menang telak 6-0.
Dia menjelaskan dalam debat tersebut Prabowo menegaskan tidak ingin impor karena beberapa komoditi pangan bisa diproduksi di dalam negeri.
"Untuk mengatasi harga ditingkat konsumen tidak harus dengan impor dan sebenarnya untuk menyediakan harga yang terjangkau tidak harus impor namun memotong mata rantai produksi," ujarnya.
Ferry mengatakan di sektor kemandirian energi, Prabowo ingin membangun industri yang memiliki nilai tambah di migas, tambang dan mineral.
Di sektor infrastruktur menurut dia, Prabowo ingin membangun infrastruktur yang berkaitan dengan peningkatan produksi rakyat dan menyoroti tidak efisiennya biaya infrastruktur.
"Prabowo dalam debat menghindari menyudutkan pribadi namun sebaliknya Jokowi menyebutkan tanah yang sebenarnya bukan milik Prabowo namun itu Hak Guna Usaha yang pada periode tertentu dikembalikan kepada negara," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019