Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto menilai rencana pengumuman kabinet bayangan oleh kubu Prabowo-Sandi tidak akan efektif mendokrak perolehan suara pada Pilpres 2019.
"Umumkan kabinet bayangan dalam situasi tertekan tidak pas secara momentum dan juga tidak mudah mencari tokoh hebat," kata Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Hasto mengatakan semua lembaga survei yang kredibel menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf jauh di atas Prabowo-Sandi.
"Yang mau dipasang masuk dalam kabinet bayangan pasti mikir-mikir, karena selain peluangnya menipis, namanya hanya dipakai sebagai alat dongkrak popularitas Prabowo dan itu belum tentu berhasil," kata dia.
Hasto mempersilakan kubu Prabowo-Sandi untuk segera mengumumkan nama-nama itu secara resmi. Dia meyakini nama-nama yang masuk dalam kabinet bayangan itu tidak terlepas dari loyalis Prabowo-Sandi seperti Fadli Zon, Ratna Sarumpaet, Achmad Dani, Neno Warisman dan lain-lain.
"Sementara nama-nama yang memiliki kompetensi tinggi akan berpikir 1.000 kali sebelum namanya dimasukkan. Sebab umumkan calon kabinet saat elektabilitas Prabowo turun dipastikan tidak dongkrak suara," kata Hasto.
Dia mengatakan gagasan membuat kabinet bayangan merupakan hal yang prematur dan tidak memahami skala prioritas. "Orang Jawa bilang 'ngegge mongso' atau jangan tergesa-gesa mengharapkan yang belum tentu terjadi," kataHasto.
Hasto menekankan, hal berbeda terjadi pada kubu Jokowi,. Pemahaman Jokowi atas berbagai persoalan bangsa dan bagaimana Indonesia kedepan, menjadikan Jokowi sangat memahami bagaimana struktur dan komposisi kabinet kerja ke depan.
"Beliau saat ini melakukan scaning dan profiling atas putra-putri terbaik bangsa yang nantinya akan menjalankan tugas sebagaui pembantu presiden," katanya.
Dia menegaskan scaning dan profiling jauh lebih penting, bersifat tertutup, teliti dan sesuai skala prioritas kebutuhan. Dalam konteks itu, semua direkam dengan baik dan masih banyak waktu," katanya.
"Menangkan pilpres dulu dan bangun koalisi yang kuat dan efektif agar pemerintahan Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin ke depan jauh lebih kuat karena dukungan rakyat dan dukungan parlemen di atas 67 persen," kata dia.
Baca juga: Prabowo sudah punya bayangan susunan kabinet
"Umumkan kabinet bayangan dalam situasi tertekan tidak pas secara momentum dan juga tidak mudah mencari tokoh hebat," kata Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Hasto mengatakan semua lembaga survei yang kredibel menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf jauh di atas Prabowo-Sandi.
"Yang mau dipasang masuk dalam kabinet bayangan pasti mikir-mikir, karena selain peluangnya menipis, namanya hanya dipakai sebagai alat dongkrak popularitas Prabowo dan itu belum tentu berhasil," kata dia.
Hasto mempersilakan kubu Prabowo-Sandi untuk segera mengumumkan nama-nama itu secara resmi. Dia meyakini nama-nama yang masuk dalam kabinet bayangan itu tidak terlepas dari loyalis Prabowo-Sandi seperti Fadli Zon, Ratna Sarumpaet, Achmad Dani, Neno Warisman dan lain-lain.
"Sementara nama-nama yang memiliki kompetensi tinggi akan berpikir 1.000 kali sebelum namanya dimasukkan. Sebab umumkan calon kabinet saat elektabilitas Prabowo turun dipastikan tidak dongkrak suara," kata Hasto.
Dia mengatakan gagasan membuat kabinet bayangan merupakan hal yang prematur dan tidak memahami skala prioritas. "Orang Jawa bilang 'ngegge mongso' atau jangan tergesa-gesa mengharapkan yang belum tentu terjadi," kataHasto.
Hasto menekankan, hal berbeda terjadi pada kubu Jokowi,. Pemahaman Jokowi atas berbagai persoalan bangsa dan bagaimana Indonesia kedepan, menjadikan Jokowi sangat memahami bagaimana struktur dan komposisi kabinet kerja ke depan.
"Beliau saat ini melakukan scaning dan profiling atas putra-putri terbaik bangsa yang nantinya akan menjalankan tugas sebagaui pembantu presiden," katanya.
Dia menegaskan scaning dan profiling jauh lebih penting, bersifat tertutup, teliti dan sesuai skala prioritas kebutuhan. Dalam konteks itu, semua direkam dengan baik dan masih banyak waktu," katanya.
"Menangkan pilpres dulu dan bangun koalisi yang kuat dan efektif agar pemerintahan Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin ke depan jauh lebih kuat karena dukungan rakyat dan dukungan parlemen di atas 67 persen," kata dia.
Baca juga: Prabowo sudah punya bayangan susunan kabinet
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019