Jakarta (ANTARA News)- Koordinator Nasional Garda Matahari Azrul Tanjung mengatakan keberadaan hoaks dan ujaran kebencian di tahun politik ini berpeluang membenturkan sesama anak bangsa.
"Banyaknya kabar bohong dan ujaran kebencian di tahun politik berpeluang membenturkan anak bangsa. Untuk perlu adanya upaya meluruskan berita bohong itu dan meneralisir ujaran kebencian," ujar Azrul di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan keberadaan kabar bohong dan ujaran kebencian juga akan membuat demokrasi akan berjalan mundur. Demokrasi Indonesia tidak boleh mundur apalagi terluka hanya karena persitiwa politik 2019.
Karena itu, seluruh kekuatan Garda Matahari bergerak siang malam untuk meluruskan kabar bohong tersebut terutama yang menyerang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
"Pemilu 2019 seyogyanya menjadi puncak konsolidasi demokrasi Indonesia dan itu hanya dapat dicapai jika kita semua bergembira dalam kontestasi April mendatang," katanya.
Azrul juga menambahkan sebanyak 72 persen kader Muhammadiyah mendukung pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. "Kami akan mengawal dukungan dari kader Muhammadiyah sebanyak 72 persen ini," ujar Azrul.
Hasil survei Populi Center per Januari 2019 dengan hasil 54,10 persen untuk Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin dan 31 persen Prabowo Subianto-Sandiaga Salahadin Uno. Sementara sisanya 14,90 persen tidak tahu atau tidak jawab.
Azrul menyampaikan rasa syukurnya seraya memadupadankan nalar gerakan dakwah Muhammadiyah yang berkemajuan dengan visi Jokowi-Amin 2019-2024 Indonesia Maju.
Meskipun demikian, dia meminta agar relawan tidak berpuas diri, akan tetapi terus berjuang mensosialisasikan pasangan Jokowi-Amin. Azrul menambahkan tren pertumbuhan dukungan akan terus bergerak naik seiring dengan terbentuknya militansi resimen Garda Matahari yang bekerja dari rumah ke rumah.
"Banyaknya kabar bohong dan ujaran kebencian di tahun politik berpeluang membenturkan anak bangsa. Untuk perlu adanya upaya meluruskan berita bohong itu dan meneralisir ujaran kebencian," ujar Azrul di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan keberadaan kabar bohong dan ujaran kebencian juga akan membuat demokrasi akan berjalan mundur. Demokrasi Indonesia tidak boleh mundur apalagi terluka hanya karena persitiwa politik 2019.
Karena itu, seluruh kekuatan Garda Matahari bergerak siang malam untuk meluruskan kabar bohong tersebut terutama yang menyerang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
"Pemilu 2019 seyogyanya menjadi puncak konsolidasi demokrasi Indonesia dan itu hanya dapat dicapai jika kita semua bergembira dalam kontestasi April mendatang," katanya.
Azrul juga menambahkan sebanyak 72 persen kader Muhammadiyah mendukung pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. "Kami akan mengawal dukungan dari kader Muhammadiyah sebanyak 72 persen ini," ujar Azrul.
Hasil survei Populi Center per Januari 2019 dengan hasil 54,10 persen untuk Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin dan 31 persen Prabowo Subianto-Sandiaga Salahadin Uno. Sementara sisanya 14,90 persen tidak tahu atau tidak jawab.
Azrul menyampaikan rasa syukurnya seraya memadupadankan nalar gerakan dakwah Muhammadiyah yang berkemajuan dengan visi Jokowi-Amin 2019-2024 Indonesia Maju.
Meskipun demikian, dia meminta agar relawan tidak berpuas diri, akan tetapi terus berjuang mensosialisasikan pasangan Jokowi-Amin. Azrul menambahkan tren pertumbuhan dukungan akan terus bergerak naik seiring dengan terbentuknya militansi resimen Garda Matahari yang bekerja dari rumah ke rumah.
Pewarta: Indriani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019