Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro, berpendapat dukungan purnawirawan TNI/Polri ke pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-KH Ma'ruf Amin, akan memperkuat persepsi publik ke petahana itu.
"Jika melihat dari jumlah memang dukungan purnawirawan TNI/Polri tidak terlalu besar karena sekian persen saja dari 192 juta pemilih. Namun, dukungan mereka bernilai penting dalam hal memperkuat persepsi publik terhadap seorang kandidat presiden," kata dia, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, bukan rahasia lagi bila sebagian besar warga Indonesia menganggap bahwa pilihan para tentara patut diikuti. "Sekian puluh tahun tentara memainkan peran penting di panggung politik nasional," tuturnya.
Khusus bagi Joko Widodo, dukungan para purnawirawan TNI/Polri pada Minggu (10/2) itu untuk menandingi citra ketegasan selama ini dijual oleh Prabowo Subianto.
Dengan dukungan para purnawirawan TNI/Polri, kata dia, diharapkan citra tersebut bisa diruntuhkan atau paling tidak diimbangi.
Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, sejauh ini juga tercatat mendapatkan dukungan dari alumni Universitas Indonesia (UI) Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan beberapa perkumpulan alumni perguruan tinggi lain.
"Dukungan dari perkumpulan-perkumpulan alumni ini memang penting bagi petahana untuk mendongkrak perolehan suara di kalangan terpelajar," ujar Bawono.
Jika merujuk hasil survei lembaga-lembaga survei selama ini telah dipublikasikan seperti hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bulan Januari 2019 terlihat basis suara pemilih pasangan calon 01 masih didominasi kalangan berpendidikan menengah ke bawah.
Dukungan diperoleh Joko Widodo-Maruf Amin di kalangan terpelajar sebesar 37,7 persen. Jika dibandingkan kompetitornya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tercatat memiliki tingkat keterpilihan sebesar 44,2 persen dari kalangan terpelajar.
Oleh karena itu, tambah dia, pemilih kalangan berpendidikan menengah ke atas dirasakan perlu diperkokoh juga oleh petahana.
Selain itu, dukungan perkumpulan alumni perguruan-perguruan tinggi juga bernilai strategis bagi pemerintahan periode kedua Joko Widodo nanti apabila terpilih kembali. "Kemitraan antara pemerintah dan kampus serta kalangan akademisi dalam membangun bangsa dan negara ke depan," ucap Kumoro.
"Jika melihat dari jumlah memang dukungan purnawirawan TNI/Polri tidak terlalu besar karena sekian persen saja dari 192 juta pemilih. Namun, dukungan mereka bernilai penting dalam hal memperkuat persepsi publik terhadap seorang kandidat presiden," kata dia, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, bukan rahasia lagi bila sebagian besar warga Indonesia menganggap bahwa pilihan para tentara patut diikuti. "Sekian puluh tahun tentara memainkan peran penting di panggung politik nasional," tuturnya.
Khusus bagi Joko Widodo, dukungan para purnawirawan TNI/Polri pada Minggu (10/2) itu untuk menandingi citra ketegasan selama ini dijual oleh Prabowo Subianto.
Dengan dukungan para purnawirawan TNI/Polri, kata dia, diharapkan citra tersebut bisa diruntuhkan atau paling tidak diimbangi.
Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, sejauh ini juga tercatat mendapatkan dukungan dari alumni Universitas Indonesia (UI) Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan beberapa perkumpulan alumni perguruan tinggi lain.
"Dukungan dari perkumpulan-perkumpulan alumni ini memang penting bagi petahana untuk mendongkrak perolehan suara di kalangan terpelajar," ujar Bawono.
Jika merujuk hasil survei lembaga-lembaga survei selama ini telah dipublikasikan seperti hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bulan Januari 2019 terlihat basis suara pemilih pasangan calon 01 masih didominasi kalangan berpendidikan menengah ke bawah.
Dukungan diperoleh Joko Widodo-Maruf Amin di kalangan terpelajar sebesar 37,7 persen. Jika dibandingkan kompetitornya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tercatat memiliki tingkat keterpilihan sebesar 44,2 persen dari kalangan terpelajar.
Oleh karena itu, tambah dia, pemilih kalangan berpendidikan menengah ke atas dirasakan perlu diperkokoh juga oleh petahana.
Selain itu, dukungan perkumpulan alumni perguruan-perguruan tinggi juga bernilai strategis bagi pemerintahan periode kedua Joko Widodo nanti apabila terpilih kembali. "Kemitraan antara pemerintah dan kampus serta kalangan akademisi dalam membangun bangsa dan negara ke depan," ucap Kumoro.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019