Jakarta (ANTARA News) - Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menjelaskan pihaknya mulai melakukan kampanye ofensif menggunakan data dan fakta.
"Jadi saya katakan, sudah selayaknya tim hukum kita ofensif melaporkan dengan fakta dan data," kata Ketua TKN Erick Thohir dalam keterangan pers diterima Antara di Jakarta pada Rabu.
Konteks ofensif oleh pihak Jokowi-Ma'ruf itu terjadi karena sering dilaporkan ke Bawaslu tanpa data akurat oleh tim sukses capres-cawapres nomor urut 02.
Menurut Erick, tim hukum capres-cawapres nomor urut 01 dalam tiap laporannya kepada Bawaslu membawa data dan fakta pelanggaran kampanye.
Namun hal itu kerap diisukan negatif oleh rival politik yang disebut sebagai kriminalisasi.
"Mereka tak bisa membedakan kriminalisasi dengan penegakan atas fakta hukum. Ini perlu saya tegaskan supaya fair dulu ya," jelas Erick.
Sebelumnya pada Selasa malam (5/2), Capres 01 Jokowi menjelaskan pihaknya perlu untuk melakukan kampanye secara ofensif.
"Ya kampanye kan memang ofensif. Masa kita 4 tahun suruh diam saja. Ya tidaklah," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Selatan.
Selain itu, menurut Erick pada beberapa hari terakhir Jokowi hanya menyampaikan isi hatinya.
Dia mengatakan isu yang ada selama ini kerap terbalik dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
Sejumlah hal yang menjadi fitnah menurut Erick yakni isu soal Jokowi sebagai antek asing, isu keterkaitan dengan PKI, maupun isu antek Tiongkok.
"Jadi kalau sekarang beliau menjawab, itu lumrah. Sebab kalau tak menjawab, nanti fitnah itu dianggap benar. Anehnya, ketika beliau menjawab, dikatakan beliau panik dan ketakutan. Justru beliau sedang menyampaikan data dan fakta, yang selama ini diputarbalikkan," demikian Erick.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca juga: Jokowi sudah siap hadapi Debat Capres II
Baca juga: Di Surabaya, Erick Thohir semangati milenial tetap optimistis
Baca juga: Erick Thohir ajak generasi milenial pilih pemimpin berpengalaman
"Jadi saya katakan, sudah selayaknya tim hukum kita ofensif melaporkan dengan fakta dan data," kata Ketua TKN Erick Thohir dalam keterangan pers diterima Antara di Jakarta pada Rabu.
Konteks ofensif oleh pihak Jokowi-Ma'ruf itu terjadi karena sering dilaporkan ke Bawaslu tanpa data akurat oleh tim sukses capres-cawapres nomor urut 02.
Menurut Erick, tim hukum capres-cawapres nomor urut 01 dalam tiap laporannya kepada Bawaslu membawa data dan fakta pelanggaran kampanye.
Namun hal itu kerap diisukan negatif oleh rival politik yang disebut sebagai kriminalisasi.
"Mereka tak bisa membedakan kriminalisasi dengan penegakan atas fakta hukum. Ini perlu saya tegaskan supaya fair dulu ya," jelas Erick.
Sebelumnya pada Selasa malam (5/2), Capres 01 Jokowi menjelaskan pihaknya perlu untuk melakukan kampanye secara ofensif.
"Ya kampanye kan memang ofensif. Masa kita 4 tahun suruh diam saja. Ya tidaklah," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Selatan.
Selain itu, menurut Erick pada beberapa hari terakhir Jokowi hanya menyampaikan isi hatinya.
Dia mengatakan isu yang ada selama ini kerap terbalik dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
Sejumlah hal yang menjadi fitnah menurut Erick yakni isu soal Jokowi sebagai antek asing, isu keterkaitan dengan PKI, maupun isu antek Tiongkok.
"Jadi kalau sekarang beliau menjawab, itu lumrah. Sebab kalau tak menjawab, nanti fitnah itu dianggap benar. Anehnya, ketika beliau menjawab, dikatakan beliau panik dan ketakutan. Justru beliau sedang menyampaikan data dan fakta, yang selama ini diputarbalikkan," demikian Erick.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca juga: Jokowi sudah siap hadapi Debat Capres II
Baca juga: Di Surabaya, Erick Thohir semangati milenial tetap optimistis
Baca juga: Erick Thohir ajak generasi milenial pilih pemimpin berpengalaman
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019