Jakarta (ANTARA News) - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengingatkan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) untuk melakukan konsolidasi mempersiapkan awal 100 tahun kedua NU mulai tahun 2026.
KH Ma'ruf Amin mengatakan hal itu saat bersilaturrahim dengan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah serta Pengurus Cabang NU (PCNU) se-Jawa Tengah bagian utara, di Semarang, Selasa.
Hadir pada kegiatan tersebut antara lain, Rois Suriah PBNU KH Said Asrori, Rois Suriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah, dan Ketua Tanfidz PWNU Jawa Tengah Mohammad Muzamil.
KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan sambutannya mengingatkan, para pengurus dan kader NU, bahwa NU memiliki dua tugas besar. Tugas pertama, adalah menyiapkan awal 100 tahun kedua NU, kemudian tugas kedua adalah menghadapi pemilu presiden 2019 di mana NU komit akan mendukung penuh pasangan capres-cawapres dari kader NU.
Ma'ruf Amin menjelaskan, menjelang peringatan 100 tahun NU pada 2026, NU juga harus mempersiapkan awal 100 tahun ke dua. "NU didirikan pada 1926, karena ada situasi perubahan dan memunculkan gerakan-gerakan perubahan. NU didirikan untuk melakukan gerakan perubahan," katanya.
Saat ini, menjelang 100 tahun pertama, Indonesia menghadapi tantangan adanya ideologi yang berupaya merubah ideologi Pancasila, serta adanya ideologi yang berupaya menggeser ahlussunah waljamaah.
Karena itu, kata dia, NU perlu melakukan konsolidasi untuk gerakan penguatan aqidah. "Penguatan itu perlu dilakukan dengan gerakan-gerakan," katanya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) non-aktif ini melihat, Indonesia saat ini ada gerakan-gerakan yang menyimpang. "Gerakan itu bukan sekadar wacana, tapi sudah ada di sekitar kita. Ini yang harus diatasi," katanya.
Menurut dia, untuk mengatasi adanya upaya gerakan-gerakan yang menyimpang, perlu dilakukan konsolidasi sehingga NU menjadi lebih solid. "NU perlu melakukan konsolidasi, sehingga pada awal 100 tahun kedua pada 2016, NU sudah sudah makin solid untuk tinggal landas," katanya.
Kemudian, tugas kedua adalah pemilu presiden 2019. Menurut Kiai Ma'ruf, NU komit akan mendukung penuh pasangan capres-cawapres dari kader NU. Musytasar PBNU ini menjelaskan, sebelum memilih siapa cawapres, NU menawarkan kepada Presiden Jokowi yang akan maju lagi sebagai capres incumbent, "Jika Presiden Jokowi memilih calon wakilnya dari kader NU, maka NU akan mendukung penuh," katanya.
Menurut dia, Jokowi kemudian memilih cawapresnya dari kader NU, sehingga konsekuensinya NU harus mendukung penuh pasangan Capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin.
KH Ma'ruf Amin mengatakan hal itu saat bersilaturrahim dengan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah serta Pengurus Cabang NU (PCNU) se-Jawa Tengah bagian utara, di Semarang, Selasa.
Hadir pada kegiatan tersebut antara lain, Rois Suriah PBNU KH Said Asrori, Rois Suriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah, dan Ketua Tanfidz PWNU Jawa Tengah Mohammad Muzamil.
KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan sambutannya mengingatkan, para pengurus dan kader NU, bahwa NU memiliki dua tugas besar. Tugas pertama, adalah menyiapkan awal 100 tahun kedua NU, kemudian tugas kedua adalah menghadapi pemilu presiden 2019 di mana NU komit akan mendukung penuh pasangan capres-cawapres dari kader NU.
Ma'ruf Amin menjelaskan, menjelang peringatan 100 tahun NU pada 2026, NU juga harus mempersiapkan awal 100 tahun ke dua. "NU didirikan pada 1926, karena ada situasi perubahan dan memunculkan gerakan-gerakan perubahan. NU didirikan untuk melakukan gerakan perubahan," katanya.
Saat ini, menjelang 100 tahun pertama, Indonesia menghadapi tantangan adanya ideologi yang berupaya merubah ideologi Pancasila, serta adanya ideologi yang berupaya menggeser ahlussunah waljamaah.
Karena itu, kata dia, NU perlu melakukan konsolidasi untuk gerakan penguatan aqidah. "Penguatan itu perlu dilakukan dengan gerakan-gerakan," katanya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) non-aktif ini melihat, Indonesia saat ini ada gerakan-gerakan yang menyimpang. "Gerakan itu bukan sekadar wacana, tapi sudah ada di sekitar kita. Ini yang harus diatasi," katanya.
Menurut dia, untuk mengatasi adanya upaya gerakan-gerakan yang menyimpang, perlu dilakukan konsolidasi sehingga NU menjadi lebih solid. "NU perlu melakukan konsolidasi, sehingga pada awal 100 tahun kedua pada 2016, NU sudah sudah makin solid untuk tinggal landas," katanya.
Kemudian, tugas kedua adalah pemilu presiden 2019. Menurut Kiai Ma'ruf, NU komit akan mendukung penuh pasangan capres-cawapres dari kader NU. Musytasar PBNU ini menjelaskan, sebelum memilih siapa cawapres, NU menawarkan kepada Presiden Jokowi yang akan maju lagi sebagai capres incumbent, "Jika Presiden Jokowi memilih calon wakilnya dari kader NU, maka NU akan mendukung penuh," katanya.
Menurut dia, Jokowi kemudian memilih cawapresnya dari kader NU, sehingga konsekuensinya NU harus mendukung penuh pasangan Capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019