....menokohkan Prabowo sebagai pemimpin kuat jelas dipaksakan karena tidak pernah ada di hati rakyat, ibaratnya, barang imitasi yang terlalu dipaksakan."Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan kepemimpinan yang kuat adalah kepimpinan yang memiliki bukti tidak sekedar retorika.
"Kepemimpinan yang kuat adalah kepimpinan dengan bukti bukan sekedar retorika. Pak Jokowi sudah terbukti berani mengambil keputusan, membela kepentingan nasional baik dalam menghadapi mafia migas, menghadapi mafia 'illegal fishing', mengembalikan Blok Mahakam serta berhasil menguasai mayoritas saham Freeport," ujar Ace dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu malam.
Ace mengatakan rakyat Indonesia tidak bisa dibodohi lagi dengan retorika. Rakyat bisa melihat rekam jejak pemimpin yang betul-betul kuat dan dicintai rakyat, dan siapa pemimpin yang penuh imitasi karena hanya mampu bersuara keras.
"Pak Jokowi sudah membuktikan, sedangkan Prabowo baru sampai menjual imajinasi. Mengaku nasionalis tapi dari rekam jejaknya tercatat diam-diam menyimpan uang di luar negeri, bersikap ambigu karena kepentingannya berdiri di dua kaki, bahkan menyiapkan diri menjadi komparador asing," katanya.
Dia mengatakan belum lama ini sejumlah alumni perguruan tinggi mendeklarasikan mendukung Prabowo-Sandiaga, dengan kembali memainkan isu lama yakni Indonesia yang sedang terancam dan perlu kepemimpinan kuat.
Menurut Ace, imajinasi pendukung Prabowo tentang kepemimpinan yang kuat adalah figur yang berbicara keras, berapi-api dan sering mengumbar jargon nasionalistik.
"Jelas itu salah besar, karena kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang dicintai rakyat, yang memimpin dengan hati dan selalu ada di hati rakyat. Sedangkan menokohkan Prabowo sebagai pemimpin kuat jelas dipaksakan karena tidak pernah ada di hati rakyat, ibaratnya, barang imitasi yang terlalu dipaksakan," ujar Ace.
Dia menekankan kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang kokoh seperti batu karang. Tidak goyah dihantam hoaks, ujaran kebencian dan fitnah, karena ditopang oleh rakyat bukan didorong oleh ambisi untuk berkuasa.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019