Jakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menyerahkan peredaran ribuan eksemplar tabloid Indonesia Barokah di masjid beberapa daerah di Indonesia kepada polisi karena diduga merupakan kampanye hitam.
"Itu saya serahkan kepada aparat hukum, itu adalah bagian black campaign yang sudah kami sama-sama sepakati untuk tidak lakukan, tetapi ternyata seperti 2014, versi 2019 keluar," tutur Sandiaga, di Jakarta, Kamis.
Tabloid Indonesia Barokah berisi tulisan yang diduga menyudutkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Ia prihatin ada tabloid itu dan mengajak semua pihak tidak menggunakan cara-cara yang menjatuhkan dalam gelaran pesta demokrasi.
"Saatnya kita jangan saling menyalahkan, tetapi kita introspeksi dan perbaiki agar ke depan tidak saling menjatuhkan menggunakan pola-pola yang sebetulnya tidak bisa diterima masyarakat," tutur pengusaha muda itu.
Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, mengatakan pihaknya tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar tabloid Indonesia Barokah karena yakin hal itu tidak akan menggembosi elektabilitas Prabowo-Sandi di pilpres nanti.
Menurut Sudirman, masyarakat sudah cukup cerdas menilai dan dapat melihat dari sumber lain selain tabloid, seperti televisi media daring serta media sosial.
Baca juga: BPN : Tabloid Indonesia Barokah sudutkan Prabowo-Sandiaga
Baca juga: Bawaslu Surakarta akan tindaklanjuti temuan tabloid "Indonesia Barokah"
Baca juga: Bawaslu DIY temukan 6.000 tabloid "Indonesia Barokah"
"Itu saya serahkan kepada aparat hukum, itu adalah bagian black campaign yang sudah kami sama-sama sepakati untuk tidak lakukan, tetapi ternyata seperti 2014, versi 2019 keluar," tutur Sandiaga, di Jakarta, Kamis.
Tabloid Indonesia Barokah berisi tulisan yang diduga menyudutkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Ia prihatin ada tabloid itu dan mengajak semua pihak tidak menggunakan cara-cara yang menjatuhkan dalam gelaran pesta demokrasi.
"Saatnya kita jangan saling menyalahkan, tetapi kita introspeksi dan perbaiki agar ke depan tidak saling menjatuhkan menggunakan pola-pola yang sebetulnya tidak bisa diterima masyarakat," tutur pengusaha muda itu.
Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, mengatakan pihaknya tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar tabloid Indonesia Barokah karena yakin hal itu tidak akan menggembosi elektabilitas Prabowo-Sandi di pilpres nanti.
Menurut Sudirman, masyarakat sudah cukup cerdas menilai dan dapat melihat dari sumber lain selain tabloid, seperti televisi media daring serta media sosial.
Baca juga: BPN : Tabloid Indonesia Barokah sudutkan Prabowo-Sandiaga
Baca juga: Bawaslu Surakarta akan tindaklanjuti temuan tabloid "Indonesia Barokah"
Baca juga: Bawaslu DIY temukan 6.000 tabloid "Indonesia Barokah"
Pewarta: Dyah Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019