Di Madiun, Ma'ruf Amin kembali ungkap alasannya dampingi Jokowi

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Calon presiden dan wapres nomor urut 01, Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (kanan) berjalan keluar ruangan usai pemeriksaan awal tes kesehatan di RSPAD, Jakarta, Minggu (12/8/2018). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc)
Karena sejak Abdurahman Wahid yang bisa menjadi presiden, sebelum dan sesudahnya tidak ada orang NU yang jadi wapres
Madiun (ANTARA News) - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin kembali mengungkapkan alasan dirinya bersedia menjadi cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi) pada ajang Pilpres tahun 2019.

Ketua MUI Nonaktif itu menyebut dirinya bersedia menerima tawaran capres Jokowi selain karena dorongan ulama dan pimpinan PB NU, juga dipandang sebagai penghargaan terhadap NU.

"Karena sejak Abdurahman Wahid yang bisa menjadi presiden, sebelum dan sesudahnya tidak ada orang NU yang jadi wapres," ujar Ma`ruf saat menjadi pembicara pada kegiatan "Halaqoh Nasionalisme-Menjaga Keutuhan NKRI" di halaman Kantor NU Center Kabupaten Madiun, Senin (21/1) malam.

Menurut dia, menjadi hal yang penting pihaknya mengungkap alasannya menjadi cawapres tersebut. Sebab, banyak orang yang bertanya alasan dirinya mau menjadi cawapres dari Jokowi.

"Banyak orang bertanya kenapa Ma`ruf Amin mau, padahal sudah menduduki posisi Ketua MUI. Karenanya, alasan ini patut disampaikan," kata Rois Aam PB NU tersebut.

Ia berharap tak hanya dirinya orang NU yang menjadi cawapres. Ke depan harus ada kader NU lain menjadi calon presiden (capres).

Selain penghargaan terhadap NU, pencalonannya sebagai cawapres juga merupakan kebanggaan bagi kalangan ulama. Ia mengatakan, Jokowi bisa memilih kalangan mana saja untuk mencari pasangannya, seperti politisi, pengusaha, ataupun TNI-Polri.

Namun, Jokowi memilih menggandeng ulama sebagai cawapres. Ia menilai Jokowi satu-satunya capres yang menggandeng ulama.

"Hal itu harus dibanggakan dan disyukuri," kata Ma`ruf.

Seperti diketahui, KH Ma`ruf Amin melakukan sejumlah safari politik di wilayah Jawa Timur, di antaranya di Madiun, Ngawi, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Lamongan, Tuban, Surabaya dan beberapa daerah lainnya.

Kegiatannya antara lain konsolidasi dengan tokoh dan ulama, kemudian bersama tim pemenangan di daerah menghadiri halaqoh, istighatsah, pengajian, berkunjung di pondok pesantren, hingga menemui elemen pendukung.

Pemilihan Presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 dan diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, kemudian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.

Baca juga: Ma'ruf Amin siap hadiri deklarasi "Jokma" Jawa Timur

Baca juga: Ma'ruf Amin kunjungi Banten dan Jawa Timur

Baca juga: Ma'ruf Amin sebut tiga pertimbangan jadi cawapres Jokowi
Pewarta:
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019
Sikapi pilpres, Yusril minta kader PBB bijak Sebelumnya

Sikapi pilpres, Yusril minta kader PBB bijak

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024