TKN: Jokowi berikan bukti konkret dalam debat

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding (tengah) didampingi Direktur Konten TKN, Fikri Satari (kedua kiri) dan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh, Irwansyah (kedua kanan) memberikan keterangan menjelang persiapan Rakerda dan Konsolidasi Caleg-Relawan pemenangan pasangan Capres Joko Widodo-Kiai Maruf Amin di Banda Aceh, Rabu (12/12/2018). Rakerda yang dijadwalkan dihadiri Presiden Joko Widodo pada Jumat (14/12/2018) tersebut akan mengagendakan konsolidasi TKD, Caleg, Relawan dan penerapan metode kampanye dengan gaya baru di Aceh. ANTARA FOTO/Ampelsa/ama. (ANTARA FOTO/AMPELSA)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan Jokowi selaku capres petahana memberikan bukti konkret dalam debat capres pertama di Jakarta, Kamis (17/1) malam. 

"Saat Jokowi menjelaskan langkah-langkah konkretnya, kubu Prabowo-Sandiaga justru memberi jawaban yang terasa di luar konteks," kata Karding dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat. 

Karding mencontohkan, Prabowo-Sandi menjadikan isu ekonomi sebagai solusi mengatasi masalah diskriminasi bagi kaum difabel dan sebagai solusi mengatasi terorisme.

Padahal, kata dia, berdasarkan riset paling mutakhir menunjukkan fakta bahwa terorisme bukan perkara kesejahteraan, di mana sejumlah pelakunya banyak berasal dari keluarga kelas menengah. 

Karding mengatakan tidak sukar menilai siapa pihak yang unggul dalam debat capres-cawapres Kamis malam.

Menurutnya, parameternya sederhana, yakni siapa di antara kedua kontestan yang sungguh-sungguh menjadikan visi misi kampanyenya sebagai sikap hidup, dan siapa yang hanya menggunakan visi misi sebagai bahan retorika politik demi mencapai kekuasaan.

Karding mengatakan dari empat tema debat pertama yang diusung KPU, yakni hukum, penegakkan HAM, korupsi, dan terorisme, dia memastikan Jokowi-Ma'ruf layak dinilai menang KO dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dia menjabarkan dalam memaparkan isu tentang penyetaraan hak bagi kelompok difabel misalnya, Jokowi secara konkret menyatakan pemerintah sudah dan akan terus berupaya mewujudkannya.

"Contoh paling konkret adalah pemberian bonus yang sama besarnya bagi para atlet berprestasi Asian Paragames dengan atlet Sea Games," jelas dia. 

Dalam topik tentang korupsi, menurutnya, juga Jokowi-Ma'ruf jauh lebih unggul. Jokowi melihat korupsi sebagai persoalan mentalitas sehingga penyelesaiannya harus dilakukan dengan sistem mulai dari rekrutmen pegawai dan pejabat negara yang berasaskan meritokrasi hingga efisiensi birokrasi.

"Sementara Prabowo justru ingin menaikkan gaji para pejabat sebagai solusi mengatasi korupsi. Ia menihilkan kenyataan bahwa banyak pejabat yang terjerat korupsi adalah mereka yang punya harta kekayaan fantastis," kata Karding. 

Selain itu, kata Karding, Jokowi juga memberi contoh bagaimana membangun kultur anti-KKN di lingkungan keluarganya. Hal ini, menurutnya, terbukti dari anak Jokowi yang tidak lolos tes CPNS dan tidak ada yang bermain dalam proyek negara.

"Sehingga Jokowi relatif tidak memiliki beban untuk menjalankan sekaligus mengontrol roda pemerintahan yang bersih dan baik," jelas dia. 

Karding mempersilakan publik menilai rekam jejak kedua pasangan capres-cawapres. 
Pewarta:
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019
Politikus PDIP: Jokowi "telanjangi" inkonsistensi Prabowo soal korupsi Sebelumnya

Politikus PDIP: Jokowi "telanjangi" inkonsistensi Prabowo soal korupsi

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS