Kalau saya tak pilih beliau maka saya mengkhianati beliau. Pengkhianat itu hukumannya hanya satu, tembak matiJakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu telah menentukan pilihan politiknya untuk memilih calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dalam Pilpres 2019.
"Saya mengimbau pesta demokrasi jangan dijadikan ajang yang berdarah-darah, yang menang jangan sombong yang kalah jangan bermusuhan," kata Ryamizard dalam jumpa pers Rapim Kementerian Pertahanan Tahun 201
Pemilu 2019, lanjut dia, harus berjalan aman dan lancar rakyat tak boleh saling menjelekkan pilihan politik yang lain.
"Oleh karena itu pilih yang benar, kalau memilih kan tidak perlu mengeluarkan kata-kata tak pantas, kalau saya sebagai pembantu presiden saya akan pilih Pak Jokowi, kalau saya tak pilih beliau maka saya mengkhianati beliau. Pengkhianat itu hukumannya hanya satu, tembak mati," kata Ryamizard.
Ia pun mengajak pendukung masing-masing paslon capres dan cawapres untuk tidak menghasut keburukan pihak yang lain karena jika saling menghasut keburukan maka efeknya akan terjadi perpecahan dan teroris akan senang dengan kondisi tersebut.
"Oleh karena itu harus dilaksanakan secara jujur dan terang, jangan menghasut dengan keburukan orang lain, kalau terjadi perpecahan maka teroris-teroris itu yang bertepuk tangan," kata purnawirawan Jenderal bintang empat ini.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, berpesan kepada para jajaran purnawirawan TNI agar tetap rukun, dan akur dalam pesta demokrasi ini.
"Meski berbeda pilihan, saya ingin purnawirawan bersatu juga, jangan, kita bersatu yang aktif dan yang purnawirawan kita lihat, yang sudah senior tunjukkan kita menjadi contoh pada generasi setelah itu," Ryamizard.
Untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019, tambah dia, pasukan "cyber army" Indonesia siap untuk mengamankan.
"Cyber kita terbaik di Asia Tenggara loh," katanya.
Baca juga: Menhan Ryamizard ajak ulama jaga persatuan bangsa
Baca juga: Menhan: kejahatan merajalela kalau orang baik diam
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019