Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei yang dilakukan lembaga Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan elektabilitas Jokowi tetap mengungguli Prabowo Subianto di tengah isu politisasi agama.
"Temuan lembaga survei indEX Research menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tetap jauh mengungguli pasangan Prabowo-Sandi," kata Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Survei indEX Research dilakukan pada 17-28 Desember 2018, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Vivin mengatakan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 55,6 persen, terpaut 20 persen dibanding Prabowo-Sandi yang meraih 32,3 persen. Sementara sisanya sebanyak 12,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya pada periode November 2018, elektabilitas kedua pasangan cenderung tidak berubah signifikan.
Sebelumnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 30,6 persen. Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab turun dari sebelumnya 14,8 persen.
Dia menilai, meskipun sudah tidak lagi efektif sebagai strategi politik, namun politisasi agama tidak akan menghilang begitu saja.
Dia mengatakan Gelombang politik identitas bernuansa agama terus menjadi komoditas oleh elite-elite politik.
Setelah memuncak pada Pilkada DKI Jakarta lalu, politisasi agama dipandang masih mewarnai wacana publik jelang pemilu serentak pada April mendatang.
“Perdebatan tentang hubungan agama dan negara sudah setua umur Republik, sudah saatnya wacana tersebut dikelola dengan baik setelah dinamika pasca-Reformasi silam,” jelas Vivin.
"Temuan lembaga survei indEX Research menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tetap jauh mengungguli pasangan Prabowo-Sandi," kata Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Survei indEX Research dilakukan pada 17-28 Desember 2018, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Vivin mengatakan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 55,6 persen, terpaut 20 persen dibanding Prabowo-Sandi yang meraih 32,3 persen. Sementara sisanya sebanyak 12,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya pada periode November 2018, elektabilitas kedua pasangan cenderung tidak berubah signifikan.
Sebelumnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 30,6 persen. Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab turun dari sebelumnya 14,8 persen.
Dia menilai, meskipun sudah tidak lagi efektif sebagai strategi politik, namun politisasi agama tidak akan menghilang begitu saja.
Dia mengatakan Gelombang politik identitas bernuansa agama terus menjadi komoditas oleh elite-elite politik.
Setelah memuncak pada Pilkada DKI Jakarta lalu, politisasi agama dipandang masih mewarnai wacana publik jelang pemilu serentak pada April mendatang.
“Perdebatan tentang hubungan agama dan negara sudah setua umur Republik, sudah saatnya wacana tersebut dikelola dengan baik setelah dinamika pasca-Reformasi silam,” jelas Vivin.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019