Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon menegaskan bahwa terduga pelaku penyebar informasi bohong tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos tidak terdaftar sebagai relawan Prabowo-Sandi.
"Saya kira tidak ada tuh nama relawan kami yang terdaftar atas nama itu atau organisasinya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pelaku penyebar informasi hoaks tersebut Bagus Bawana Putra tidak ada dalam daftar relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Fadli mengatakan terkait kasus seperti itu, harus ada informasi yang akurat sehingga jangan kemudian mereduksi atau menarget anggota BPN Prabowo-Sandi.
Menurut dia, BPN Prabowo-Sandi telah melakukan penelusuran terkait Bagus dan keterkaitannya dengan relawan Prabowo, namun tetap saja Bagus tidak ada dalam daftar nama relawan Prabowo.
"Dari yang sudah kita telusuri, tidak ada terdaftar atas nama itu," katanya.
Fadli menganggap informasi mengenai Bagus yang dianggap sebagai relawan Prabowo merugikan elektabilitas dari kubunya.
Dia merasa penegakan hukum terkait hoaks kurang akurat namun tajam terhadap pihak yang kerap mengkritik pemerintahan sehingga hukum menjadi elemen politik.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa penyidik Polri menangkap seorang pelaku di Bekasi, Jawa Barat, karena diduga terlibat dalam kasus informasi hoaks tujuh kontainer surat suara Pemilu tercoblos.
"Benar telah ditangkap satu orang di Bekasi. Saat ini dalam pemeriksaan di Bareskrim Polri," kata Dedi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Namun demikian, pihaknya belum mengungkap inisial pelaku.
Sebelumnya penyidik telah menangkap tiga tersangka dalam kasus ini, yakni HY, LS dan J di tiga lokasi yang berbeda yakni di Bogor, Jawa Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur dan Brebes, Jawa Tengah.
Peran ketiganya dalam kasus informasi hoaks ini yakni menerima konten hoaks tanpa mengkonfirmasi kebenaran isi konten dan langsung menyebarkannya melalui akun Facebook maupun melalui aplikasi WhatsApp Grup.
"Saya kira tidak ada tuh nama relawan kami yang terdaftar atas nama itu atau organisasinya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pelaku penyebar informasi hoaks tersebut Bagus Bawana Putra tidak ada dalam daftar relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Fadli mengatakan terkait kasus seperti itu, harus ada informasi yang akurat sehingga jangan kemudian mereduksi atau menarget anggota BPN Prabowo-Sandi.
Menurut dia, BPN Prabowo-Sandi telah melakukan penelusuran terkait Bagus dan keterkaitannya dengan relawan Prabowo, namun tetap saja Bagus tidak ada dalam daftar nama relawan Prabowo.
"Dari yang sudah kita telusuri, tidak ada terdaftar atas nama itu," katanya.
Fadli menganggap informasi mengenai Bagus yang dianggap sebagai relawan Prabowo merugikan elektabilitas dari kubunya.
Dia merasa penegakan hukum terkait hoaks kurang akurat namun tajam terhadap pihak yang kerap mengkritik pemerintahan sehingga hukum menjadi elemen politik.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa penyidik Polri menangkap seorang pelaku di Bekasi, Jawa Barat, karena diduga terlibat dalam kasus informasi hoaks tujuh kontainer surat suara Pemilu tercoblos.
"Benar telah ditangkap satu orang di Bekasi. Saat ini dalam pemeriksaan di Bareskrim Polri," kata Dedi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Namun demikian, pihaknya belum mengungkap inisial pelaku.
Sebelumnya penyidik telah menangkap tiga tersangka dalam kasus ini, yakni HY, LS dan J di tiga lokasi yang berbeda yakni di Bogor, Jawa Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur dan Brebes, Jawa Tengah.
Peran ketiganya dalam kasus informasi hoaks ini yakni menerima konten hoaks tanpa mengkonfirmasi kebenaran isi konten dan langsung menyebarkannya melalui akun Facebook maupun melalui aplikasi WhatsApp Grup.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019