Jakarta (ANTARA News) - Lingkaran Survei Indonesia (LSI ) Denny JA menyebutkan, Partai Gerindra diuntungkan karena bisa memperoleh berkah elektoral dari Prabowo Subianto atau "coattail effect" yang menjadi calon presiden, sehingga Partai Gerindra diprediksi berada di posisi kedua dalam Pileg 2019.
"Partai Gerindra adalah partai yang kuat asosiasinya dengan capres Prabowo Subianto. Kuatnya asosiasi Prabowo membuat Gerindra diuntungkan," kata Peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa saat memaparkan hasil survei yang bertema "Yang Juara dan yang Terhempas: Pertarungan Partai Politik 2019, di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa.
Menurut dia, sejak survei yang dilakukan pada Agustus 2018 hingga Desember 2018, Partai Gerindra dan Partai Golkar bersaing untuk memperebutkan posisi kedua elektabilitas partai.
"Selisih kedua partai tersebut hanya terpaut dibawah lima persen pada September 2018, dimana elektabilitas Gerindra 11,5 persen dan Golkar 10,6 persen," katanya.
Begitu pun, pada hasil survei terakhir pada Desember 2018, selisih kedua partai hanya 2,9 persen (Gerindra 12,9 persen dan Golkar 10 persen).
Ardian mengatakan, sebagai partai senior dan berpengalaman, Partai Golkar memiliki sumber daya caleg dan mesin partai yang mumpuni, namun Partai Golkar harus menemukan 'sumber pendongkrak' yang laun agar mampu mengimbangi dan berkompetisi dengan Gerindra untuk merebut posisi runner-up.
"Tanpa ada sumber pendongkrak baru yang sifatnya big bang, Golkar akan sulit bersaing dengan Partai Gerindra. Dalam lima kali survei terakhir LSI Denny JA, belum sekalipun Partai Golkar mampu menyalip Partai Gerindra. Jika Partai Gerindra berhasil mempertahankan posisi saat ini, maka untuk pertama kalinya Partai Golkar akan terlempar dari 'habitatnya' sebagai partai yang selalu berada di dua besar pemenang pemilu sejak pemilu 1999," jelasnya.
LSI Denny JA juga menyebutkan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan berpotensial juara dalam Pemilihan Legislatif 2019.
"Kalau kita lihat dalam survei sebelumnya, elektabilitas PDIP selalu berada di posisi teratas. PDIP juga konsisten berbeda jarak sekitar 10 persen dengan Partai Gerindra yang berada di posisi kedua," kata Ardian.
Dalam lima kali survei berturut-turut sejak Agustus hingga Desember 2018, PDIP selalu kokoh di posisi pertama. Angka elektabilitasnya selalu diatas 20 persen dan jauh meninggalkan elektabilitas partai-partai lainnya.
Pada Agustus 2018, kata dia, elektabilitas PDIP sebesar 24,8 persen, pada September 2018 elektabilitas PDIP sebesar 25,6 persen, Oktober 2018 elektabilitas PDIP sebesar 28,5 persen, November 2018 elektabilitas PDIP sebesar 25,4 persen dan Desember 2018 elektabilitas PDIP sebesar 27,7 persen.
"Elektabilitas PDIP memang terlihat masih fluktuatif dari bulan ke bulan. Namun elektabilitas partai berlambang banteng ini tetap kokoh diatas 20 persen," kata Ardian.
Rilis survei ini adalah rangkuman dari lima survei terakhir LSI Denny JA sejak Agustus hingga Desember 2018. Setiap bulannya (Agustus-Desember) LSI Denny JA membuat survei nasional menggunakan 1200 responden.
Survei diadakan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error setiap survei tersebut adalah kurang lebih 2,9 persen. LSI Denny JA juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA.
Baca juga: LSI: Reuni 212 tidak signifikan pengaruhi capres-cawapres
Baca juga: PDIP, Golkar, Gerindra masuk Divisi Utama partai menurut survei
Baca juga: Survei: PDIP peroleh elektabilitas tertinggi
"Partai Gerindra adalah partai yang kuat asosiasinya dengan capres Prabowo Subianto. Kuatnya asosiasi Prabowo membuat Gerindra diuntungkan," kata Peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa saat memaparkan hasil survei yang bertema "Yang Juara dan yang Terhempas: Pertarungan Partai Politik 2019, di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa.
Menurut dia, sejak survei yang dilakukan pada Agustus 2018 hingga Desember 2018, Partai Gerindra dan Partai Golkar bersaing untuk memperebutkan posisi kedua elektabilitas partai.
"Selisih kedua partai tersebut hanya terpaut dibawah lima persen pada September 2018, dimana elektabilitas Gerindra 11,5 persen dan Golkar 10,6 persen," katanya.
Begitu pun, pada hasil survei terakhir pada Desember 2018, selisih kedua partai hanya 2,9 persen (Gerindra 12,9 persen dan Golkar 10 persen).
Ardian mengatakan, sebagai partai senior dan berpengalaman, Partai Golkar memiliki sumber daya caleg dan mesin partai yang mumpuni, namun Partai Golkar harus menemukan 'sumber pendongkrak' yang laun agar mampu mengimbangi dan berkompetisi dengan Gerindra untuk merebut posisi runner-up.
"Tanpa ada sumber pendongkrak baru yang sifatnya big bang, Golkar akan sulit bersaing dengan Partai Gerindra. Dalam lima kali survei terakhir LSI Denny JA, belum sekalipun Partai Golkar mampu menyalip Partai Gerindra. Jika Partai Gerindra berhasil mempertahankan posisi saat ini, maka untuk pertama kalinya Partai Golkar akan terlempar dari 'habitatnya' sebagai partai yang selalu berada di dua besar pemenang pemilu sejak pemilu 1999," jelasnya.
LSI Denny JA juga menyebutkan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan berpotensial juara dalam Pemilihan Legislatif 2019.
"Kalau kita lihat dalam survei sebelumnya, elektabilitas PDIP selalu berada di posisi teratas. PDIP juga konsisten berbeda jarak sekitar 10 persen dengan Partai Gerindra yang berada di posisi kedua," kata Ardian.
Dalam lima kali survei berturut-turut sejak Agustus hingga Desember 2018, PDIP selalu kokoh di posisi pertama. Angka elektabilitasnya selalu diatas 20 persen dan jauh meninggalkan elektabilitas partai-partai lainnya.
Pada Agustus 2018, kata dia, elektabilitas PDIP sebesar 24,8 persen, pada September 2018 elektabilitas PDIP sebesar 25,6 persen, Oktober 2018 elektabilitas PDIP sebesar 28,5 persen, November 2018 elektabilitas PDIP sebesar 25,4 persen dan Desember 2018 elektabilitas PDIP sebesar 27,7 persen.
"Elektabilitas PDIP memang terlihat masih fluktuatif dari bulan ke bulan. Namun elektabilitas partai berlambang banteng ini tetap kokoh diatas 20 persen," kata Ardian.
Rilis survei ini adalah rangkuman dari lima survei terakhir LSI Denny JA sejak Agustus hingga Desember 2018. Setiap bulannya (Agustus-Desember) LSI Denny JA membuat survei nasional menggunakan 1200 responden.
Survei diadakan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error setiap survei tersebut adalah kurang lebih 2,9 persen. LSI Denny JA juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA.
Baca juga: LSI: Reuni 212 tidak signifikan pengaruhi capres-cawapres
Baca juga: PDIP, Golkar, Gerindra masuk Divisi Utama partai menurut survei
Baca juga: Survei: PDIP peroleh elektabilitas tertinggi
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019