Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PPP Romahurmuziy menekankan PPP tidak termasuk partai penista agama yang dimaksud Rizieq Shihab melalui rekaman suara di acara Reuni Akbar 212.
Menurutnya, jika ukuran partai penista agama yang dimaksud Rizieq Shihab adalah partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), maka PPP bukan pendukung Ahok pada Pilgub DKI lalu.
“Yang disampaikan Habib Rizieq Shihab sama sekali tidak dimaksudkan untuk PPP, karena pada Pilkada DKI 2016-2017, kami tidak mengusung Ahok. Sebaiknya ditanyakan, partai mana yang dimaksudkan Habib Rizieq Shihab,” kata Romahurmuziy di Jakarta, Senin.
Dia menekankan, PPP sejak didirikan para ulama tahun 1973, sampai saat ini selalu berada di garda terdepan mewujudkan undang-undang atau Perda bernuasa syariah serta memperjuangkan alokasi anggaran untuk umat.
Dia mencontohkan saat baru berdiri, PPP sudah menginsiasi UU Perkawinan dan UU Penertiban Perjudian pada 1974.
Sedangkan di era awal reformasi, ada UU Pengelolaan Zakat yang berhasil diperjuangkan PPP.
"Begitu juga dengan UU anti Pornografi di saat banyak partai yang tidak menyetujuinya," jelas dia.
Dia mengatakan PPP sejak 2013 juga menginsiasi lahirnya RUU Pesantren dan Lembaga Pendidikan Keagamaan, serta saat ini PPP memimpin Pansus RUU Anti Miras.
Sedangkan di politik anggaran, PPP juga mendorong naiknya honor penyuluh agama sebesar 100 persen dan tunjangan untuk para guru di lingkungan Kementerian Agama.
“Bagi PPP sebagai partai Islam, memperjuangkan tegaknya Islam secara konstitusional merupakan fardu kifayah,” kata Romahurmuziy.
Sebelumnya pimpinan ormas Front Pembela Islam Rizieq Shihab melalui rekaman suaranya yang diputar dalam acara Reuni Akbar 212 di Monas, menyerukan agar seluruh pihak tidak memikih capres dan caleg yang diusung partai penista agama.
Menurutnya, jika ukuran partai penista agama yang dimaksud Rizieq Shihab adalah partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), maka PPP bukan pendukung Ahok pada Pilgub DKI lalu.
“Yang disampaikan Habib Rizieq Shihab sama sekali tidak dimaksudkan untuk PPP, karena pada Pilkada DKI 2016-2017, kami tidak mengusung Ahok. Sebaiknya ditanyakan, partai mana yang dimaksudkan Habib Rizieq Shihab,” kata Romahurmuziy di Jakarta, Senin.
Dia menekankan, PPP sejak didirikan para ulama tahun 1973, sampai saat ini selalu berada di garda terdepan mewujudkan undang-undang atau Perda bernuasa syariah serta memperjuangkan alokasi anggaran untuk umat.
Dia mencontohkan saat baru berdiri, PPP sudah menginsiasi UU Perkawinan dan UU Penertiban Perjudian pada 1974.
Sedangkan di era awal reformasi, ada UU Pengelolaan Zakat yang berhasil diperjuangkan PPP.
"Begitu juga dengan UU anti Pornografi di saat banyak partai yang tidak menyetujuinya," jelas dia.
Dia mengatakan PPP sejak 2013 juga menginsiasi lahirnya RUU Pesantren dan Lembaga Pendidikan Keagamaan, serta saat ini PPP memimpin Pansus RUU Anti Miras.
Sedangkan di politik anggaran, PPP juga mendorong naiknya honor penyuluh agama sebesar 100 persen dan tunjangan untuk para guru di lingkungan Kementerian Agama.
“Bagi PPP sebagai partai Islam, memperjuangkan tegaknya Islam secara konstitusional merupakan fardu kifayah,” kata Romahurmuziy.
Sebelumnya pimpinan ormas Front Pembela Islam Rizieq Shihab melalui rekaman suaranya yang diputar dalam acara Reuni Akbar 212 di Monas, menyerukan agar seluruh pihak tidak memikih capres dan caleg yang diusung partai penista agama.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018