Cak Nanto dukung jaga netralitas Muhammadiyah di Pilpres

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah terpilih, Sunanto alias Cak Nanto. (Istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah terpilih, Sunanto alias Cak Nanto menyatakan akan mendukung langkah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk menjaga netralitas organisasi Islam ini menjelang pesta demokrasi Pilpres 2019.

"Di tahun politik ini sesuai dengan amanah Ketua Umum Muhammadiyah Pak Haedar Nashir, semua kader harus menjaga khittah Persyarikatan Muhammadiyah. Yaitu harus menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan calon presiden," kata Cak Nanto, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis. 

Alumni Pondok Pesantren Sobron, Jawa Tengah, ini terpilih menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 lewat Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Rabu (28/11) malam. 
 
Cak Nanto meraih suara terbanyak dengan raihan 590 dari total sebanyak 1.196 pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada 28 November atau agenda terakhir Muktamar Pemuda Muhammadiyah itu.
 
Sunanto pada kepengurusan PP Pemuda Muhammadiyah sebagai Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan Antarlembaga Periode 2014-2018 itu, menggantikan Dahnil Anzar Simanjuntak yang telah habis masa jabatannya.

Cak Nanto berkeinginan untuk menjaga khittah dan marwah Persyarikatan Muhammadiyah. Namun, perlu juga mengisi ruang politik dengan keadaban dan kebajikan sehingga tidak pernah berpangku tangan dan menunggu untuk berkemajuan.

Selain itu, sebagai Ketum PP Pemuda Muhammadiyah dirinya akan memperkokoh gerakan Pemuda Muhammadiyah di bawah tenda besar tauhid, ilmu, dan amal. Bagi Cak Nanto, Pemuda Muhammadiyah akan terus bergerak memajukan bangsa. 

“Kemajuan, dalam komitmen saya juga terletak pada kemajuan dan kesuksesan dalam berkepribadian," ucap dia.

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah dan kultural, sehingga tidak boleh menyeretnya  kepada kepentingan politik pragmatis, katanya. 

"Individu-Individu silakan, itu pilihan, tapi jangan bawa-bawa nama besar Muhammadiyah," tegasnya. 

Cak Nanto, lahir di Sumenep, Jawa Timur, merupakan kader otentik persyarikatan yang tumbuh dan berkembang dari proses perkaderan Muhammadiyah. Ia dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Sumenep. 

Cak Nanto berjuang memupuk kapasitas dirinya dengan aktif bergiat di ortom; IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah. Sebelum terpilih menjadi ketua umum, Cak Nanto merupakan Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pemuda Muhammadiyah.

Di kalangan aktivis demokrasi, Cak Nanto sangat tersohor. Ia tokoh muda yang merawat demokrasi. Hari-hari Cak Nanto selain berdakwah di persyarikatan juga bekerja di dunia kepemiluan. 

Selama 10 tahun, dirinya berkiprah dalam Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) hingga saat ini.
Pewarta:
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
OSO sebut Jokowi telah perbaiki sistem desa Sebelumnya

OSO sebut Jokowi telah perbaiki sistem desa

Herman Deru-Cik Ujang raih 2,2 juta suara pada Pilgub Sumsel 2024 Selanjutnya

Herman Deru-Cik Ujang raih 2,2 juta suara pada Pilgub Sumsel 2024