Bojonegoro (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengunjungi lokasi Khayangan Api atau api abadi yang telah dimanfaatkan sejak zaman Kerajaan Singasari dan Majapahit di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu malam.
Hasto Kristiyanto didampingi Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bojonegoro-Tuban Abidin Fikri, Bupati Bojonegoro Anna Muawannah, serta para jurnalis.
Khayangan api adalah api abadi yang terus menyala-nyala di antara tumpukan batu-batu. Konon, Khayangan Api ini adalah tempat para prajurit Kerajaan Singasari dan Majapahit diwisuda. Lokasinya berada di kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo, Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Hasto Kristiyanto dan semua anggota rimbongan tampak semangat. Mereka mencoba melewati dan berdiri di atas tumpukan batu dengan api yang menyala-nyala, mencoba mengulangi ritual wisuda prajurit seperti di masa lalu.
Naik ke tumpukan batu, merasakan udara panas yang muncul. Hasto Kristiyanto bahkan sempat menahan panas sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan dadanya.
Kata Hasto, dalam sejarah peradaban Nusantara, Kerajaan Singasari dan Majapahit menggunakan api abadi itu untuk membuat pusaka bagi satria-satria Nusantara. "Yang diambil adalah ruhnya sehingga punya keberanian, mereka punya api semangat," kata Hasto.
Djarot menambahkan, Pasukan Bhayangkara dari Singasari dan Majapahit, setelah dilatih, akan dibawa ke lokasi api abadi itu. Mereka diwisuda di sana. Eksotisme api dan lokasi di sekitarnya benar-benar membangun semangat.
"Coba naik ke atasnya, kita tak terbakar, namun terasa hangat. Rasanya seperti diselimuti semangat aura api di dada kita. Itu semua untuk pengabdian ke Tanah Air. Mungkin itu juga filosofi yang hendak digunakan untuk bala tentara Bhayangkara jaman dulu," kata Djarot.
Hasto Kristiyanto menyatakan, Khayangan Api kini adalah salah satu siitus sejarah dan kebudayaan yang dikembangkan sebagai desrinasi wisata sejarah. Hasto berharap agar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro makin mempercantik lokasinya, seperti dibuat taman-taman bunga, sehingga menarik minat masyarakat.
Bupati Bojonegoro Anna Muawwanah mengatakan, pihaknya akan melengkapi lokasi itu dengan tempat untuk bersemedi. Dengan begitu, pengunjung juga bisa datang bila ingin melakukan introspeksi diri, merefleksikan jalan kehidupannya.
Anna juga memiliki gagasan untuk menjadikan lokasi sekitarnya sebagai kawasan olahraga alam. "Nanti mungkin sebagian besar kami akan adakan kegiatan olahraga biar ini makin semarak dan terus ada pengunjungnya," kata Anna.
Sejauh ini, pengunjung ke lokasi Khayangan Api paling banyak datang pada malam hari. Pada malam hari, kata dia, terlihat keaslian dan indahnya lokasi itu. "Saat ini, jumlah pengunjung per bulan baru di kisaran 1.000 orang. Nanti kami tingkatkan jadi sekitar 10.000 orang lah," ujar Anna.
Baca juga: Rombongan Safari Kebangsaan PDIP tiba di Bekasi
Baca juga: PDIP ingin ciptakan sejarah pada Pemilu 2019
Baca juga: Sekjen PDIP ingatkan jangan terlena hasil survei
Baca juga: Sekjen PDIP bakar semangat kader untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf
Hasto Kristiyanto didampingi Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bojonegoro-Tuban Abidin Fikri, Bupati Bojonegoro Anna Muawannah, serta para jurnalis.
Khayangan api adalah api abadi yang terus menyala-nyala di antara tumpukan batu-batu. Konon, Khayangan Api ini adalah tempat para prajurit Kerajaan Singasari dan Majapahit diwisuda. Lokasinya berada di kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo, Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Hasto Kristiyanto dan semua anggota rimbongan tampak semangat. Mereka mencoba melewati dan berdiri di atas tumpukan batu dengan api yang menyala-nyala, mencoba mengulangi ritual wisuda prajurit seperti di masa lalu.
Naik ke tumpukan batu, merasakan udara panas yang muncul. Hasto Kristiyanto bahkan sempat menahan panas sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan dadanya.
Kata Hasto, dalam sejarah peradaban Nusantara, Kerajaan Singasari dan Majapahit menggunakan api abadi itu untuk membuat pusaka bagi satria-satria Nusantara. "Yang diambil adalah ruhnya sehingga punya keberanian, mereka punya api semangat," kata Hasto.
Djarot menambahkan, Pasukan Bhayangkara dari Singasari dan Majapahit, setelah dilatih, akan dibawa ke lokasi api abadi itu. Mereka diwisuda di sana. Eksotisme api dan lokasi di sekitarnya benar-benar membangun semangat.
"Coba naik ke atasnya, kita tak terbakar, namun terasa hangat. Rasanya seperti diselimuti semangat aura api di dada kita. Itu semua untuk pengabdian ke Tanah Air. Mungkin itu juga filosofi yang hendak digunakan untuk bala tentara Bhayangkara jaman dulu," kata Djarot.
Hasto Kristiyanto menyatakan, Khayangan Api kini adalah salah satu siitus sejarah dan kebudayaan yang dikembangkan sebagai desrinasi wisata sejarah. Hasto berharap agar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro makin mempercantik lokasinya, seperti dibuat taman-taman bunga, sehingga menarik minat masyarakat.
Bupati Bojonegoro Anna Muawwanah mengatakan, pihaknya akan melengkapi lokasi itu dengan tempat untuk bersemedi. Dengan begitu, pengunjung juga bisa datang bila ingin melakukan introspeksi diri, merefleksikan jalan kehidupannya.
Anna juga memiliki gagasan untuk menjadikan lokasi sekitarnya sebagai kawasan olahraga alam. "Nanti mungkin sebagian besar kami akan adakan kegiatan olahraga biar ini makin semarak dan terus ada pengunjungnya," kata Anna.
Sejauh ini, pengunjung ke lokasi Khayangan Api paling banyak datang pada malam hari. Pada malam hari, kata dia, terlihat keaslian dan indahnya lokasi itu. "Saat ini, jumlah pengunjung per bulan baru di kisaran 1.000 orang. Nanti kami tingkatkan jadi sekitar 10.000 orang lah," ujar Anna.
Baca juga: Rombongan Safari Kebangsaan PDIP tiba di Bekasi
Baca juga: PDIP ingin ciptakan sejarah pada Pemilu 2019
Baca juga: Sekjen PDIP ingatkan jangan terlena hasil survei
Baca juga: Sekjen PDIP bakar semangat kader untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018