Surabaya (ANTARA News) - Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla, menekankan pentingnya mengutamakan kampanye dialogis untuk memenangkan calon presiden dan wakil presiden yang didukung.
"Kalau dulu kita selalu siap dengan rapat akbar, sekarang hampir tidak ada. Kini berubah menjadi dialog. Dengan dialog membuat orang menjadi lebih pintar' kata Jusuf Kalla dalam pembukaan Rakernas Tim Kampanye Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Hotel Empire, Surabaya, Sabtu.
Dulu, kata Jusuf Kalla, setiap pemilu yang paling penting adalah pengerahan massa. Sekarang yang paling penting adalah debat, media sosial, dan juga kampanye door to door.
"Kalau dulu selama kuat-kuatan, selama kita cetak kaos banyak, stiker, tapi sekarang lebih dibutuhkan banyak dialog, lebih banyak pengetahuan," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, tim sukses juga harus banyak bahan, banyak pengetahuan, dan penguasaan visi misi.
"Pada empat bulan pertama yang berdebat bukan calon, tapi para tim sukses," katanya.
Menurut dia, jika tim sukses tidak menguasai materi maka tentu akan mengalami masalah.
"Kampanye itu seperti main bulutangkis. Kita mendapat poin kalau smes kita masuk dan tidak bisa diambil oleh lawan," katanya.
Sebaliknya, jika smes tersangkut di net atau keluar lapangan maka poin akan diambil lawan.
"Karen itu, jangan out dan hati-hati betul. Pemenangnya ialah orang yang tidak membuat kesalahan karena setiap kesalahan lawan untuk kita, setiap kesalahan kita untuk lawan," katanya.
Jusuf Kalla mencontohkan kasus Ratna Sarumpaet yang membawa keuntungan bagi kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Kalau dulu kita selalu siap dengan rapat akbar, sekarang hampir tidak ada. Kini berubah menjadi dialog. Dengan dialog membuat orang menjadi lebih pintar' kata Jusuf Kalla dalam pembukaan Rakernas Tim Kampanye Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Hotel Empire, Surabaya, Sabtu.
Dulu, kata Jusuf Kalla, setiap pemilu yang paling penting adalah pengerahan massa. Sekarang yang paling penting adalah debat, media sosial, dan juga kampanye door to door.
"Kalau dulu selama kuat-kuatan, selama kita cetak kaos banyak, stiker, tapi sekarang lebih dibutuhkan banyak dialog, lebih banyak pengetahuan," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, tim sukses juga harus banyak bahan, banyak pengetahuan, dan penguasaan visi misi.
"Pada empat bulan pertama yang berdebat bukan calon, tapi para tim sukses," katanya.
Menurut dia, jika tim sukses tidak menguasai materi maka tentu akan mengalami masalah.
"Kampanye itu seperti main bulutangkis. Kita mendapat poin kalau smes kita masuk dan tidak bisa diambil oleh lawan," katanya.
Sebaliknya, jika smes tersangkut di net atau keluar lapangan maka poin akan diambil lawan.
"Karen itu, jangan out dan hati-hati betul. Pemenangnya ialah orang yang tidak membuat kesalahan karena setiap kesalahan lawan untuk kita, setiap kesalahan kita untuk lawan," katanya.
Jusuf Kalla mencontohkan kasus Ratna Sarumpaet yang membawa keuntungan bagi kubu Jokowi-Ma'ruf.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018