Jakarta (ANTARA) - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan peran calon partai penting dalam pilihan masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024.
Pasalnya berdasarkan exit poll Pemilu 2024, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia calon partai yang bagus merupakan salah satu alasan utama responden memilih partai maupun calon partai dalam Pileg 2024.
"Peran calon itu penting, khususnya untuk partai-partai yang lebih lemah elektabilitas-nya," ujar Burhanuddin dalam acara Rilis Exit Poll Pilpres 2024 : Basis Demografi dan Perilaku Pemilih yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan calon partai yang bagus berada di peringkat ketiga alasan utama responden memilih partai atau calon partai, dengan sebanyak 11 persen responden.
Di peringkat pertama, program-program yang dijalankan atau dijanjikan paling meyakinkan merupakan alasan paling utama, dengan 21 persen responden, disusul 18 persen responden yang memilih anggota keluarga semua memilih partai itu sebagai peringkat kedua alasan utama pemilihan partai atau calon partai di Pileg 2024.
Selanjutnya di peringkat keempat, Burhanuddin menambahkan, paling mudah diingat dan meyakinkan karena kampanye melalui pawai, spanduk, iklan di televisi, dan lain-lain menjadi alasan utama lainnya para responden memilih partai atau calon partai, yakni dengan jawaban dari 10,4 persen responden.
Lalu di peringkat kelima alasan utama para responden memilih partai atau calon partai, yaitu paling memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, dengan 7,6 persen responden.
Dari pertanyaan cara memilih partai dalam exit poll, dia menuturkan sebanyak 44 persen responden cenderung memilih calon saja pada kertas suara Pileg 2024, sedangkan memilih partai saja sebanyak 20,9 persen.
Kemudian, untuk responden yang memilih partai dan calon dari partai tersebut tercatat 31,8 persen responden dan 3,3 persen responden lainnya tidak menjawab.
"Ini mengonfirmasi kembali bahwa peran calon partai itu cenderung besar dalam Pileg 2024," ucap dia.
Exit poll merupakan wawancara kepada pemilih yang baru menggunakan hak suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengenai pilihan dan latar belakang pilihan, termasuk isu-isu yang beredar selama masa kampanye.
Pada exit poll Pemilu 2024, Indikator Politik menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih kepada 2.975 responden di 3.000 TPS, dengan toleransi kesalahan (margin of error) +/- 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: "Exit poll" SMRC: Masyarakat pilih capres karena program meyakinkan
Baca juga: Indikator: Prabowo-Gibran menang telak berkat partisipasi anak muda
Baca juga: Indikator: Pengendalian harga masalah mendesak bagi pemimpin baru
Pasalnya berdasarkan exit poll Pemilu 2024, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia calon partai yang bagus merupakan salah satu alasan utama responden memilih partai maupun calon partai dalam Pileg 2024.
"Peran calon itu penting, khususnya untuk partai-partai yang lebih lemah elektabilitas-nya," ujar Burhanuddin dalam acara Rilis Exit Poll Pilpres 2024 : Basis Demografi dan Perilaku Pemilih yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan calon partai yang bagus berada di peringkat ketiga alasan utama responden memilih partai atau calon partai, dengan sebanyak 11 persen responden.
Di peringkat pertama, program-program yang dijalankan atau dijanjikan paling meyakinkan merupakan alasan paling utama, dengan 21 persen responden, disusul 18 persen responden yang memilih anggota keluarga semua memilih partai itu sebagai peringkat kedua alasan utama pemilihan partai atau calon partai di Pileg 2024.
Selanjutnya di peringkat keempat, Burhanuddin menambahkan, paling mudah diingat dan meyakinkan karena kampanye melalui pawai, spanduk, iklan di televisi, dan lain-lain menjadi alasan utama lainnya para responden memilih partai atau calon partai, yakni dengan jawaban dari 10,4 persen responden.
Lalu di peringkat kelima alasan utama para responden memilih partai atau calon partai, yaitu paling memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, dengan 7,6 persen responden.
Dari pertanyaan cara memilih partai dalam exit poll, dia menuturkan sebanyak 44 persen responden cenderung memilih calon saja pada kertas suara Pileg 2024, sedangkan memilih partai saja sebanyak 20,9 persen.
Kemudian, untuk responden yang memilih partai dan calon dari partai tersebut tercatat 31,8 persen responden dan 3,3 persen responden lainnya tidak menjawab.
"Ini mengonfirmasi kembali bahwa peran calon partai itu cenderung besar dalam Pileg 2024," ucap dia.
Exit poll merupakan wawancara kepada pemilih yang baru menggunakan hak suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengenai pilihan dan latar belakang pilihan, termasuk isu-isu yang beredar selama masa kampanye.
Pada exit poll Pemilu 2024, Indikator Politik menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih kepada 2.975 responden di 3.000 TPS, dengan toleransi kesalahan (margin of error) +/- 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: "Exit poll" SMRC: Masyarakat pilih capres karena program meyakinkan
Baca juga: Indikator: Prabowo-Gibran menang telak berkat partisipasi anak muda
Baca juga: Indikator: Pengendalian harga masalah mendesak bagi pemimpin baru
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024