Denpasar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengaku lega setelah mengikuti pemungutan suara Pemilu 2024, lantaran ini merupakan kali pertama mantan jenderal bintang dua itu menggunakan hak pilihnya.
“Saya senang, lega, ini baru pertama kali saya memilih, pemilih pemula, tadinya deg-degan tapi setelah selesai saya merasa plong. Saya sudah melaksanakan swadharma saya sebagai warga negara,” kata Sang Made di Denpasar, Rabu.
Orang nomor satu di Pemprov Bali itu datang pukul 12.00 Wita karena tercatat sebagai daftar pemilih khusus, purnawirawan dengan jabatan terakhir Widyaiswara Kepolisian Utama Tk I Sespim Lemdiklat Polri tersebut menggunakan hak pilihnya di TPS 009, Balai Banjar Kayumas Kaja, Denpasar Timur.
Sekitar 5 menit ia mencoblos lima jenis surat suara yaitu untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Ia datang didampingi sang istri Ida Setiawati Mahendra Jaya yang terdaftar sebagai daftar pemilih tambahan dengan hak memilih presiden dan wakil presiden karena memiliki KTP elektronik berdomisili di Jakarta.
Pj Gubernur Bali mengakui sehari sebelum hari pemungutan suara ia belum menentukan pilihan, namun dalam semalam akhirnya ia memutuskan calon pemimpin dan anggota legislatif yang diunggulkan.
Kepada media ia menyampaikan bahwa sebenarnya seluruh kandidat adalah putra putri terbaik bangsa, sehingga ia percaya siapapun calon yang menang akan membawa Bali dan Indonesia menjadi lebih baik.
“Yang jelas semua adalah orang-orang terbaik kan, jadi tenang saja. Setelah ini ya sudah saya percaya, pilihan saya yang tahu bilik suara itu,” ujarnya sambil tertawa bahagia karena pertama kali mencoblos setelah resmi pensiun dini dari kepolisian.
Dengan percaya diri, Mantan Staf Ahli Mendagri itu bahkan tidak melakukan diskusi dengan siapapun dalam menentukan pilihan, termasuk sang istri karena meyakini semua kontestan sama baiknya.
Sebelum menggunakan hak pilihnya di TPS dekat Rumah Jabatan Jayasabha, Pj Gubernur Bali menyempatkan melakukan pemantauan di tiga tempat bersama jajaran Forkopimda Bali.
Secara berurutan ia berkunjung ke TPS 18 Banjar Belaluan, TPS 026 Banjar Tunjung Sari, dan TPS 019 Banjar Ratna Bhuana.
“Secara umum (pelaksanaan Pemilu 2024) baik, sampai sekarang saya belum mendapat laporan tentang persoalan yang ada di TPS dan logistik cukup tersedia, saksi ada,” ujarnya.
Ia berterima kasih atas kelancaran separuh hari ini, dengan harapan kondusifitas ini terus terjaga hingga akhir penghitungan suara, menurut dia ini semua untuk pemerintahan keberlanjutan dan pembangunan untuk membawa Indonesia khususnya Bali ke arah yang lebih baik.
Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan yang turut hadir di TPS 009 Banjar Kayumas menambahkan bahwa tak ada keistimewaan bagi Pj Gubernur Bali, bahkan rombongan Pemprov Bali diminta menunggu hingga pukul 12.00 karena menggunakan surat suara bagi daftar pemilih khusus.
"Ya ketentuan pemilih DPK dimulai pukul 12.00 Wita proses kan, oh tidak ada keistimewaan proses memilih siapapun memiliki hak yang sama tanpa memandang jabatan apapun," ujarnya.
John menjelaskan jika dilihat dari KTP elektronik, Sang Made yang baru pensiun setelah DPT telah ditetapkan mau tidak mau harus mengandalkan domisili di KTP elektronik, yaitu beralamat di Denpasar.
"Bapak pemilih DPK dan ibu pemilih tambahan, karena ibu melakukan proses pindah memilih jadi hanya mendapatkan satu surat suara. Bapak Pj Gubernur kami kami cek sudah pensiunan dilampiri surat keputusan pensiunan dan diperkenankan memilih sebagai DPK sesuai alamat domisili," jelasnya.
Baca juga: Pj Gubernur Bali yakini presiden terpilih bawa Indonesia lebih baik
Baca juga: Pj Gubernur Bali akui degdegan pertama kali nyoblos setelah purna
Baca juga: Pj Gubernur Bali prioritaskan penanganan sampah dari pungutan wisman
“Saya senang, lega, ini baru pertama kali saya memilih, pemilih pemula, tadinya deg-degan tapi setelah selesai saya merasa plong. Saya sudah melaksanakan swadharma saya sebagai warga negara,” kata Sang Made di Denpasar, Rabu.
Orang nomor satu di Pemprov Bali itu datang pukul 12.00 Wita karena tercatat sebagai daftar pemilih khusus, purnawirawan dengan jabatan terakhir Widyaiswara Kepolisian Utama Tk I Sespim Lemdiklat Polri tersebut menggunakan hak pilihnya di TPS 009, Balai Banjar Kayumas Kaja, Denpasar Timur.
Sekitar 5 menit ia mencoblos lima jenis surat suara yaitu untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Ia datang didampingi sang istri Ida Setiawati Mahendra Jaya yang terdaftar sebagai daftar pemilih tambahan dengan hak memilih presiden dan wakil presiden karena memiliki KTP elektronik berdomisili di Jakarta.
Pj Gubernur Bali mengakui sehari sebelum hari pemungutan suara ia belum menentukan pilihan, namun dalam semalam akhirnya ia memutuskan calon pemimpin dan anggota legislatif yang diunggulkan.
Kepada media ia menyampaikan bahwa sebenarnya seluruh kandidat adalah putra putri terbaik bangsa, sehingga ia percaya siapapun calon yang menang akan membawa Bali dan Indonesia menjadi lebih baik.
“Yang jelas semua adalah orang-orang terbaik kan, jadi tenang saja. Setelah ini ya sudah saya percaya, pilihan saya yang tahu bilik suara itu,” ujarnya sambil tertawa bahagia karena pertama kali mencoblos setelah resmi pensiun dini dari kepolisian.
Dengan percaya diri, Mantan Staf Ahli Mendagri itu bahkan tidak melakukan diskusi dengan siapapun dalam menentukan pilihan, termasuk sang istri karena meyakini semua kontestan sama baiknya.
Sebelum menggunakan hak pilihnya di TPS dekat Rumah Jabatan Jayasabha, Pj Gubernur Bali menyempatkan melakukan pemantauan di tiga tempat bersama jajaran Forkopimda Bali.
Secara berurutan ia berkunjung ke TPS 18 Banjar Belaluan, TPS 026 Banjar Tunjung Sari, dan TPS 019 Banjar Ratna Bhuana.
“Secara umum (pelaksanaan Pemilu 2024) baik, sampai sekarang saya belum mendapat laporan tentang persoalan yang ada di TPS dan logistik cukup tersedia, saksi ada,” ujarnya.
Ia berterima kasih atas kelancaran separuh hari ini, dengan harapan kondusifitas ini terus terjaga hingga akhir penghitungan suara, menurut dia ini semua untuk pemerintahan keberlanjutan dan pembangunan untuk membawa Indonesia khususnya Bali ke arah yang lebih baik.
Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan yang turut hadir di TPS 009 Banjar Kayumas menambahkan bahwa tak ada keistimewaan bagi Pj Gubernur Bali, bahkan rombongan Pemprov Bali diminta menunggu hingga pukul 12.00 karena menggunakan surat suara bagi daftar pemilih khusus.
"Ya ketentuan pemilih DPK dimulai pukul 12.00 Wita proses kan, oh tidak ada keistimewaan proses memilih siapapun memiliki hak yang sama tanpa memandang jabatan apapun," ujarnya.
John menjelaskan jika dilihat dari KTP elektronik, Sang Made yang baru pensiun setelah DPT telah ditetapkan mau tidak mau harus mengandalkan domisili di KTP elektronik, yaitu beralamat di Denpasar.
"Bapak pemilih DPK dan ibu pemilih tambahan, karena ibu melakukan proses pindah memilih jadi hanya mendapatkan satu surat suara. Bapak Pj Gubernur kami kami cek sudah pensiunan dilampiri surat keputusan pensiunan dan diperkenankan memilih sebagai DPK sesuai alamat domisili," jelasnya.
Baca juga: Pj Gubernur Bali yakini presiden terpilih bawa Indonesia lebih baik
Baca juga: Pj Gubernur Bali akui degdegan pertama kali nyoblos setelah purna
Baca juga: Pj Gubernur Bali prioritaskan penanganan sampah dari pungutan wisman
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024