Sentani (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura, Papua mengharapkan pemilih pemula dapat menyalurkan hak suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024.
Ketua KPU Kabupaten Jayapura Daniel Mebri saat dihubungi ANTARA di Sentani, Minggu mengatakan jumlah pemilih pemula ribuan orang dan harus terlibat dalam pesta demokrasi.
“Suara mereka itu sangat penting sehingga dapat disalurkan ke TPS sesuai baik pemilihan presiden-wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten,” katanya.
Menurut Daniel, pemilih pemula yang usianya baru memasuki 17 tahun memang sangat rentan terjadi politik identitas.
“Makanya sosialisasi telah kami lakukan jauh-jauh hari supaya mereka tidak terkontaminasi dengan politik yang salah, tetapi mereka memilih dengan melihat program kerja calon seperti apa,” ujarnya.
Dia menjelaskan sosialisasi ke sekolah-sekolah tingkat SMA, SMK, perguruan tinggi sudah dilakukan beberapa waktu lalu untuk pemilih pemula dapat menyalurkan hak politiknya yang baik dan benar.
“Adik-adik kita ini kan jiwanya masih labil, sehingga dipengaruhi sedikit saja dapat terjerumus ke sebuah politik yang salah karena akan mempengaruhi sistem politik ke depan di Kabupaten Jayapura,” katanya.
Dia menambahkan pemilih pemula yang saat ini berusia 17 dan 18 tahun akan menjadi calon-calon pemimpin di masa depan, sehingga pengetahuan mengenai pendidikan politik yang baik perlu sedini mungkin ditanamkan.
“Kalau bukan sekarang kita tanam kam hal positif, maka adik-adik ini akan melangkah salah dalam pandangan politiknya, maka sebagai penyelenggara wajib untuk memberikan edukasi positif,” ujarnya.
Baca juga: Perludem: Pemilih muda tentukan nasib bangsa pada Pemilu 2024
Baca juga: Menteri Bintang minta pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas
Ketua KPU Kabupaten Jayapura Daniel Mebri saat dihubungi ANTARA di Sentani, Minggu mengatakan jumlah pemilih pemula ribuan orang dan harus terlibat dalam pesta demokrasi.
“Suara mereka itu sangat penting sehingga dapat disalurkan ke TPS sesuai baik pemilihan presiden-wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten,” katanya.
Menurut Daniel, pemilih pemula yang usianya baru memasuki 17 tahun memang sangat rentan terjadi politik identitas.
“Makanya sosialisasi telah kami lakukan jauh-jauh hari supaya mereka tidak terkontaminasi dengan politik yang salah, tetapi mereka memilih dengan melihat program kerja calon seperti apa,” ujarnya.
Dia menjelaskan sosialisasi ke sekolah-sekolah tingkat SMA, SMK, perguruan tinggi sudah dilakukan beberapa waktu lalu untuk pemilih pemula dapat menyalurkan hak politiknya yang baik dan benar.
“Adik-adik kita ini kan jiwanya masih labil, sehingga dipengaruhi sedikit saja dapat terjerumus ke sebuah politik yang salah karena akan mempengaruhi sistem politik ke depan di Kabupaten Jayapura,” katanya.
Dia menambahkan pemilih pemula yang saat ini berusia 17 dan 18 tahun akan menjadi calon-calon pemimpin di masa depan, sehingga pengetahuan mengenai pendidikan politik yang baik perlu sedini mungkin ditanamkan.
“Kalau bukan sekarang kita tanam kam hal positif, maka adik-adik ini akan melangkah salah dalam pandangan politiknya, maka sebagai penyelenggara wajib untuk memberikan edukasi positif,” ujarnya.
Baca juga: Perludem: Pemilih muda tentukan nasib bangsa pada Pemilu 2024
Baca juga: Menteri Bintang minta pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas
Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024