Sumbawa, NTB (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) awasi distribusi logistik pemilu di daerah-daerah terpencil dan terisolir di wilayah itu.
Ketua Bawaslu Kabupaten Sumbawa, Arnan Jurami mengakui dalam catatan bawaslu terdapat beberapa tps di daerah itu yang sangat terisolir dan sulit dijangkau, khususnya transportasi konvensional, seperti kendaraan roda empat.
"Untuk daerah-daerah terisolir ini kita terjun-kan petugas pengawas mulai dari awal proses distribusi hingga sampai ke lokasi tps," ujarnya di Sumbawa, Jumat.
Ia menyebutkan lokasi tps terisolir ini berada di Kecamatan Orongtelu, Batulanteh, Kecamatan Terano dan Labuan Badas meliputi Pulau Moyo dan Medang.
"Rata-rata di lokasi tps ini medan-nya sulit dilalui kendaraan karena infrastruktur jalan masih berupa jalan tanah," kata Arnan.
Untuk lokasi-lokasi tersulit ini, kata Arnan, pihaknya menitik beratkan pada pengawasan pada petugas panwas tps yang berada di bawah. Terutama, pada saat pendistribusian logistik. per tps ditugaskan satu orang untuk melakukan pengawasan dan mereka berdomisili di tempat tersebut.
"Jadi pengawas -pengawas ini akan turun mengawal proses pendistribusian hingga ke lokasi tps. Karena tidak mungkin pengawas akan bolak balik dengan kondisi medan yang sulit.
Khusus di Dusun Mata, Kecamatan Terano karena lokasinya cukup jauh dan tps khusus di Kecamatan Ropang ada PT Sumbawa Juta Raya (SJR) perusahaan tambang.
Di mana informasi yang diperoleh dari perusahaan, distribusi logistik harus melalui laut. Pada lokasi-lokasi ini lah yang menjadi perhatian bawaslu agar distribusi logistik sampai ke tps.
"Untuk lokasi-lokasi terjauh dan tersulit ini, kami sudah berkoordinasi dengan KPU agar mendahulukan H-7 atau H-4 logistik sudah harus sampai ke tps," katanya.
Sebelumnya, KPU Sumbawa memastikan distribusi logistik pemilu untuk daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau di wilayah itu paling telat H-3.
"Untuk daerah tersulit dan terisolir ini, kami berharap bisa terdistribusi paling cepat H-7 dan paling telat H-3, sehingga tidak ada keterlambatan sebelum pencoblosan dilakukan pada 14 Pebruari 2024," kata Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi KPU Sumbawa, Muhammad Ali.
Ali menyebutkan di Pemilu 2024, jumlah dpt di Kabupaten Sumbawa sebanyak 367,987 orang pemilih. Para pemilih ini tersebar di 24 kecamatan, 1.534 tps di 165 desa/kelurahan.
"Dari jumlah dpt itu kita menargetkan 87 persen partisipasi pemilih. Naik 5 persen dari Pemilu 2019 yang jumlah partisipasi pemilihnya sebanyak 82 persen," katanya.
Baca juga: Distribusi logistik pemilu ke Pulau Bawean diundur akibat cuaca buruk
Baca juga: Korem 132/Tadulako siap kawal distribusi logistik di daerah kepulauan
Ketua Bawaslu Kabupaten Sumbawa, Arnan Jurami mengakui dalam catatan bawaslu terdapat beberapa tps di daerah itu yang sangat terisolir dan sulit dijangkau, khususnya transportasi konvensional, seperti kendaraan roda empat.
"Untuk daerah-daerah terisolir ini kita terjun-kan petugas pengawas mulai dari awal proses distribusi hingga sampai ke lokasi tps," ujarnya di Sumbawa, Jumat.
Ia menyebutkan lokasi tps terisolir ini berada di Kecamatan Orongtelu, Batulanteh, Kecamatan Terano dan Labuan Badas meliputi Pulau Moyo dan Medang.
"Rata-rata di lokasi tps ini medan-nya sulit dilalui kendaraan karena infrastruktur jalan masih berupa jalan tanah," kata Arnan.
Untuk lokasi-lokasi tersulit ini, kata Arnan, pihaknya menitik beratkan pada pengawasan pada petugas panwas tps yang berada di bawah. Terutama, pada saat pendistribusian logistik. per tps ditugaskan satu orang untuk melakukan pengawasan dan mereka berdomisili di tempat tersebut.
"Jadi pengawas -pengawas ini akan turun mengawal proses pendistribusian hingga ke lokasi tps. Karena tidak mungkin pengawas akan bolak balik dengan kondisi medan yang sulit.
Khusus di Dusun Mata, Kecamatan Terano karena lokasinya cukup jauh dan tps khusus di Kecamatan Ropang ada PT Sumbawa Juta Raya (SJR) perusahaan tambang.
Di mana informasi yang diperoleh dari perusahaan, distribusi logistik harus melalui laut. Pada lokasi-lokasi ini lah yang menjadi perhatian bawaslu agar distribusi logistik sampai ke tps.
"Untuk lokasi-lokasi terjauh dan tersulit ini, kami sudah berkoordinasi dengan KPU agar mendahulukan H-7 atau H-4 logistik sudah harus sampai ke tps," katanya.
Sebelumnya, KPU Sumbawa memastikan distribusi logistik pemilu untuk daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau di wilayah itu paling telat H-3.
"Untuk daerah tersulit dan terisolir ini, kami berharap bisa terdistribusi paling cepat H-7 dan paling telat H-3, sehingga tidak ada keterlambatan sebelum pencoblosan dilakukan pada 14 Pebruari 2024," kata Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi KPU Sumbawa, Muhammad Ali.
Ali menyebutkan di Pemilu 2024, jumlah dpt di Kabupaten Sumbawa sebanyak 367,987 orang pemilih. Para pemilih ini tersebar di 24 kecamatan, 1.534 tps di 165 desa/kelurahan.
"Dari jumlah dpt itu kita menargetkan 87 persen partisipasi pemilih. Naik 5 persen dari Pemilu 2019 yang jumlah partisipasi pemilihnya sebanyak 82 persen," katanya.
Baca juga: Distribusi logistik pemilu ke Pulau Bawean diundur akibat cuaca buruk
Baca juga: Korem 132/Tadulako siap kawal distribusi logistik di daerah kepulauan
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024