Jakarta (ANTARA) - Mahfud Md mengungkap alasannya mundur dari jabatannya sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (menko polhukam) karena dia tidak ingin berseberangan dengan Presiden Joko Widodo, terutama selama dia masih tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Mahfud, tidak patut seorang menteri yang menjadi bagian dari pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin punya sikap yang berbeda dengan pucuk pimpinan tertingginya.
“Memang kami bicarakan, saya harus mundur, itu titik. Kenapa? Tidak mungkin saya against (menentang, red.) kebijakan atau against calon yang didukung Pak Jokowi. Lalu, saya masih terus (menjabat, red.) kan ndak bagus,” kata Mahfud saat jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Jakarta, Kamis.
Dia mengaku niatan mundur memang ada sejak beberapa bulan lalu terutama setelah dia dideklarasikan sebagai calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo. Namun saat itu, Mahfud tidak langsung mundur, tetapi menunggu momen yang tepat.
“Waktu itu, kesimpulannya nunggu dulu pada waktu momentumnya, kapan momentumnya, yang tepat itu sesudah pemungutan suara karena sesudah itu pemerintahan kan berlangsung, dan saya merasa ndak layak kalau masih di situ (pemerintahan, red.). (Namun, red.) kalau sesudah pemungutan suara itu kan masih lama. Jadi, ini soal pilihan,” kata Mahfud Md.
Mahfud Md pada Kamis sore bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan dan menyerahkan secara langsung surat pengunduran dirinya sebagai menko polhukam. Keduanya berbincang-bincang dalam pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan.
“Saya sudah menyatakan, saya memilih berhenti sekarang. Ini momentum yang harus saya ambil sekarang,” kata Mahfud.
Dia pun memilih tak ambil pusing jika ada orang-orang yang mempersoalkan itu, karena menurut dia ragam penilaian yang muncul hal biasa dalam politik. “Kepala kita itu 270 juta kepala. Boleh berpendapat beda-beda,” kata Mahfud.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Mahfud menyampaikan dua pihak saling mengucapkan terima kasih dan maaf. Jokowi, kata Mahfud, juga mengatakan Mahfud Md merupakan menteri terlama yang menjabat menko polhukam selama dia menjabat sebagai presiden dua periode.
Mahfud menjabat sebagai menko polhukam pada Oktober 2019 yaitu saat periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
Namun, Mahfud pada akhirnya mengundurkan diri. Dalam surat pengunduran dirinya, dia menyampaikan alasan utamanya mundur karena keikutsertaan dia sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Mahfud Md saat ini resmi menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo, yang keduanya terdaftar sebagai pasangan calon nomor urut 3.
"Oleh karena saya ikut konstelasi politik, maka saya mohon berhenti," kata Mahfud dalam suratnya ke Presiden Jokowi.
Sejauh ini, Mahfud masih menjabat sebagai menko polhukam. Dia resmi tidak lagi menjabat setelah Presiden Jokowi menerbitkan keputusan presiden terkait pemberhentian Mahfud Md sebagai Menko Polhukam RI.
Menurut Mahfud, tidak patut seorang menteri yang menjadi bagian dari pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin punya sikap yang berbeda dengan pucuk pimpinan tertingginya.
“Memang kami bicarakan, saya harus mundur, itu titik. Kenapa? Tidak mungkin saya against (menentang, red.) kebijakan atau against calon yang didukung Pak Jokowi. Lalu, saya masih terus (menjabat, red.) kan ndak bagus,” kata Mahfud saat jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Jakarta, Kamis.
Dia mengaku niatan mundur memang ada sejak beberapa bulan lalu terutama setelah dia dideklarasikan sebagai calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo. Namun saat itu, Mahfud tidak langsung mundur, tetapi menunggu momen yang tepat.
“Waktu itu, kesimpulannya nunggu dulu pada waktu momentumnya, kapan momentumnya, yang tepat itu sesudah pemungutan suara karena sesudah itu pemerintahan kan berlangsung, dan saya merasa ndak layak kalau masih di situ (pemerintahan, red.). (Namun, red.) kalau sesudah pemungutan suara itu kan masih lama. Jadi, ini soal pilihan,” kata Mahfud Md.
Mahfud Md pada Kamis sore bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan dan menyerahkan secara langsung surat pengunduran dirinya sebagai menko polhukam. Keduanya berbincang-bincang dalam pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan.
“Saya sudah menyatakan, saya memilih berhenti sekarang. Ini momentum yang harus saya ambil sekarang,” kata Mahfud.
Dia pun memilih tak ambil pusing jika ada orang-orang yang mempersoalkan itu, karena menurut dia ragam penilaian yang muncul hal biasa dalam politik. “Kepala kita itu 270 juta kepala. Boleh berpendapat beda-beda,” kata Mahfud.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Mahfud menyampaikan dua pihak saling mengucapkan terima kasih dan maaf. Jokowi, kata Mahfud, juga mengatakan Mahfud Md merupakan menteri terlama yang menjabat menko polhukam selama dia menjabat sebagai presiden dua periode.
Mahfud menjabat sebagai menko polhukam pada Oktober 2019 yaitu saat periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
Namun, Mahfud pada akhirnya mengundurkan diri. Dalam surat pengunduran dirinya, dia menyampaikan alasan utamanya mundur karena keikutsertaan dia sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Mahfud Md saat ini resmi menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo, yang keduanya terdaftar sebagai pasangan calon nomor urut 3.
"Oleh karena saya ikut konstelasi politik, maka saya mohon berhenti," kata Mahfud dalam suratnya ke Presiden Jokowi.
Sejauh ini, Mahfud masih menjabat sebagai menko polhukam. Dia resmi tidak lagi menjabat setelah Presiden Jokowi menerbitkan keputusan presiden terkait pemberhentian Mahfud Md sebagai Menko Polhukam RI.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024