Hasto: Pemimpin harus ambil keputusan negara dengan pikiran jernih

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjawab sejumlah pertanyaan dari awak media usai mengikuti acara deklarasi ulama dan kiai kampung di Jakarta, Jumat (12/1/2024). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pemimpin harus dapat mengambil segala bentuk keputusan yang berkaitan dengan kebaikan negara dengan pikiran yang jernih dan tenang.

"Saya sependapat bahwa keputusan bangsa dan negara ini harus diambil dengan jernih. Kalau dalam debat saja sudah emosi lalu terbawa setelah debat, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik,” kata Hasto usai menghadiri acara deklarasi dukungan ulama dan kiai kampung DKI Jakarta di Jakarta, Jumat.

Dia juga menanggapi pernyataan Jusuf Kalla yang menyoroti calon pemimpin bangsa tersulut emosi ketika mengikuti debat capres ketiga yang diselenggarakan Minggu (7/1). 

Hasto menuturkan emosi yang ditunjukkan oleh capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat dapat dimaklumi karena tema debat yang seharusnya menjadi “panggung” bagi Menteri Pertahanan, justru berbanding terbalik dengan yang diinginkan.

Dia menilai capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo diakui masyarakat berhasil memimpin debat yang mengangkat tema pertahanan, keamanan, geopolitik hingga hubungan luar negeri tersebut, disusul capres nomor urut 01 Anies Baswedan.

Hasto menjelaskan peringkat tersebut dapat ditinjau dari penguasaan tema debat, skor yang didapat para capres hingga penampilan di atas panggung.

Namun dia menilai tidak sepantasnya seorang pemimpin bangsa terbawa emosi dan memperlihatkan secara jelas kepada masyarakat, hanya karena merasa kalah dalam debat.

"Jangan karena kalah di debat, kemudian menciptakan suatu emosi,” ucap dia.

Sebelumnya pada Rabu (10/1), Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) menyatakan seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional saat menghadapi suatu persoalan.

Ia mengibaratkan pemimpin layak seorang sopir yang harus mengedepankan kesabaran di dalam berlalu lintas. Sebab, jika tidak maka hal itu bisa mencelakakan para penumpang.

Lebih lanjut, kata JK, seorang pemimpin, dalam hal ini adalah sosok pemimpin maupun pejabat negara jika tidak bisa mengontrol emosinya, maka dampak besar bisa diterima oleh rakyat.

Karena itu dia menilai seorang pemimpin maupun pejabat negara harus bisa punya sikap tenang dan mengedepankan "pemikiran dingin" saat menanggapi maupun menyelesaikan persoalan.

"Pemimpin harus tenang, memiliki gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak, kalau tidak tenang pemimpin kami, tentu tidak baik. Pemimpin jangan emosional," katanya.

Baca juga: Hasto setuju presiden harus jaga netralitas sesuai sumpah
Baca juga: PDIP sanggah Prabowo soal alutsista era Bung Karno bekas

Pewarta:
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024
Yenny Wahid melihat semangat Gus Dur pada visi dan misi Ganjar-Mahfud Sebelumnya

Yenny Wahid melihat semangat Gus Dur pada visi dan misi Ganjar-Mahfud

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024