Jakarta (ANTARA) -
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan rakyat tidak takut dengan intimidasi karena rakyat mampu melawan dalam diam, bahkan bergerak dalam senyap.
Ganjar mengatakan hal itu saat berpidato pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu.
"Ketika diintimidasi, (rakyat) melawan dengan cara diam karena mereka sembunyikan keberanian itu di dalam hatinya. Mereka sampaikan, oke, silakan anda tekan, silakan anda paksa, kami inggih inggih (iya) saja, tapi keputusan kami akan ada di TPS," kata Ganjar.
Mantan gubernur Jawa Tengah itu mengungkapkan perlawanan di kalangan akar rumput secara diam-diam itu dia rasakan setiap kali bertemu dengan rakyat.
Baca juga: Wapres apresiasi sekolah partai milik PDI Perjuangan
Dia mengaku merasakan hal itu saat dia berkampanye di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Banjarnegara.
"Itu sebuah respons konkret yang mereka berikan. Maaf, kami sudah mengerti apa yang terjadi hari ini dan kami mulai berani bersikap untuk menunjukkan secara visual kepada publik, dan itu ditunjukkan. Inilah bonding kami kepada rakyat," tegasnya.
Ganjar menambahkan pemilu adalah sebuah harapan terhadap perubahan dan PDI Perjuangan menjadi harapan untuk memperjuangkan wong cilik dan nasib Marhaen.
Baca juga: Mahfud: PDI Perjuangan pro "wong cilik" dan militan dalam perjuangan
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah kesatuan dwitunggal yang memenuhi syarat sebagai pemimpin Indonesia.
"Pak Ganjar dan Pak Mahfud memenuhi syarat sebagai pemimpin Indonesia. Mereka berdua adalah satu kesatuan dwi tunggal. Sebab tidak ada negara maju tanpa adanya pemimpin yang memperjuangkan hukum agar berkeadilan," kata Megawati.
Peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan mengusung tema dan semangat "Satyam Eva Jayate".
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, Sekjen Partai Hanura Benny Rhamdani, Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, serta beberapa tokoh nasional.
Baca juga: Wapres: Pemimpin terpilih harus negarawan yang paham soal kebangsaan
Ganjar mengatakan hal itu saat berpidato pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu.
"Ketika diintimidasi, (rakyat) melawan dengan cara diam karena mereka sembunyikan keberanian itu di dalam hatinya. Mereka sampaikan, oke, silakan anda tekan, silakan anda paksa, kami inggih inggih (iya) saja, tapi keputusan kami akan ada di TPS," kata Ganjar.
Mantan gubernur Jawa Tengah itu mengungkapkan perlawanan di kalangan akar rumput secara diam-diam itu dia rasakan setiap kali bertemu dengan rakyat.
Baca juga: Wapres apresiasi sekolah partai milik PDI Perjuangan
Dia mengaku merasakan hal itu saat dia berkampanye di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Banjarnegara.
"Itu sebuah respons konkret yang mereka berikan. Maaf, kami sudah mengerti apa yang terjadi hari ini dan kami mulai berani bersikap untuk menunjukkan secara visual kepada publik, dan itu ditunjukkan. Inilah bonding kami kepada rakyat," tegasnya.
Ganjar menambahkan pemilu adalah sebuah harapan terhadap perubahan dan PDI Perjuangan menjadi harapan untuk memperjuangkan wong cilik dan nasib Marhaen.
Baca juga: Mahfud: PDI Perjuangan pro "wong cilik" dan militan dalam perjuangan
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah kesatuan dwitunggal yang memenuhi syarat sebagai pemimpin Indonesia.
"Pak Ganjar dan Pak Mahfud memenuhi syarat sebagai pemimpin Indonesia. Mereka berdua adalah satu kesatuan dwi tunggal. Sebab tidak ada negara maju tanpa adanya pemimpin yang memperjuangkan hukum agar berkeadilan," kata Megawati.
Peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan mengusung tema dan semangat "Satyam Eva Jayate".
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, Sekjen Partai Hanura Benny Rhamdani, Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, serta beberapa tokoh nasional.
Baca juga: Wapres: Pemimpin terpilih harus negarawan yang paham soal kebangsaan
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024