TKN apresiasi Prabowo tak bongkar data pertahanan

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Komandan Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Arief Rosyid Hasan menjawab pertanyaan wartawan usai kegiatan nobar Debat Pilpres 2024 di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2024). ANTARA/Tim Media TKN Fanta.

Jakarta (ANTARA) - Komandan Tim Kampanye Nasional Pemiih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan mengapresiasi sikap Prabowo Subianto yang tidak membongkar data pertahanan dalam debat Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 karena bersifat rahasia.

“Soal data pertahanan kan rahasia negara, tidak bisa dibongkar di publik, apalagi di forum terbuka seperti debat Pilpres. Silakan dicek negara-negara seperti Amerika, Rusia, dan lain-lain, saya yakin tidak ada pejabat yang mau buka rahasia negara di hadapan publik, kecuali blunder,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Arief mengatakan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menolak ajakan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk berdiskusi bahkan debat data usai debat Pilpres 2024 yang membahas tentang data Kementerian Pertahanan.

Menurut dia, Anies dan Ganjar hanya ingin berdebat di forum terbuka dan di panggung yang disediakan KPU, bahkan keduanya menyerang Prabowo dari aspek-aspek yang sifatnya personal.

“Bahwa yang lain ini sepertinya fokus ke serangan-serangan pribadi . Pak Prabowo menjelaskan bahwa waktu yang singkat itu tidak cukup untuk menjelaskan berbagai hal yang kompleks di negara ini," katanya.

Selain itu, ia menyebut pihaknya siap jika dibutuhkan untuk berdiskusi membahas soal apa yang menjadi program dan Prabowo-Gibran ke depannya.

“Ya nanti akan kami jelaskan secara lebih detail dan kompleks. Apa-apa saja yang mesti dikerjakan ke depan dan yang masih menjadi pekerjaan rumah kita," ujarnya.

Arief menyoroti sensitivitas data dan perlindungan data yang harusnya dipahami Ganjar maupun Anies.

“Beberapa tahun ke belakang kita di sektor perbankan. Juga sebelumnya di bidang medis sebagai dokter gigi. Mohon izin, data nasabah dan rekam medis seorang pasien saja kita jaga kerahasiaannya, ada namanya aturan perlindungan data pribadi, tidak bisa sembarang buka data di publik. Itu hanya bicara satu orang individu, mohon maaf, apalagi ini data pertahanan nasional,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa jangan sampai masyarakat terjebak dalam hal atau hak yang menyesatkan atau mengadu domba. Prabowo menurut dia, juga menekankan agar tetap santai jika diserang oleh pasangan kandidat lain.

"Walaupun kita diserang, walaupun kita didorong hoaks dan segala macam, kita tetap hadapi dengan senyuman ya, kita jogetin, santuy aja santuy gitu," katanya.

Selain itu, Arief juga meminta kepada KPU sebagai penyelenggara Pemilu untuk tetap netral dan mengedepankan substansial dan mengurangi hal-hal yang sifatnya menyerang secara personal dalam debat pilpres.

“Evaluasinya ke depan juga dikurangi ya hal-hal yang sifatnya menyerang secara personal ya, karena kita ini menunjukkan ya kepada bangsa kita yang jumlahnya 270 juta ini, bahwa kita ingin bangsa kita ini jauh lebih baik, jauh lebih maju lagi," katanya.

Baca juga: TKN sesalkan penyelenggaraan debat jadi ajang serangan personal
Baca juga: Nusron sebut nilai jelek dari Anies dan Ganjar tak pengaruhi Prabowo

Pewarta:
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024
Pakar mikroekspresi: Anies kendalikan emosi saat debat ketiga Sebelumnya

Pakar mikroekspresi: Anies kendalikan emosi saat debat ketiga

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS