Purwokerto (ANTARA) - Baca juga: Pedagang kaos politik mulai panen pesananBadan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Banyumas menyelidiki dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan dua orang dengan membagikan kaos bergambar pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar-Mahfud saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Purwokerto pada Selasa (2/1).
"Itu sudah kami tuangkan dalam laporan hasil pengawasan bahwa penyebaran bahan kampanye itu di antaranya pakaian atau kaos," kata Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu Kabupaten Banyumas,Yon Daryono, di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan, dalam konteks metode kampanye, penyebaran bahan-bahan kampanye harus ada surat tanda terima pemberitahuan kampanye ke polisi serta ditembuskan ke KPUD Kabupaten Banyumas dan Bawaslu Kabupaten Banyumas.
Akan tetapi dalam pembagian kaos bergambar Ganjar-Mahfud saat kunjungan Presiden Jokowi itu, kata dia, tidak ada STTP kampanye sehingga diduga terjadi pelanggaran metode kampanye.
Baca juga: Legislator desak TransJakarta revisi aturan penggunaan kaos partai
"Cuma saat kejadian, tidak ada kami. Kami hanya mendapat informasi dari pihak lain dan setelah kami telusuri, kami tidak bisa memastikan itu siapa, apakah dia pelaksana kampanye atau tim kampanye atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pelaksana kampanye dan didaftarkan ke KPU," katanya.
Ia mengakui identitas dua orang ibu rumah tangga yang membagikan kaos bergambar Ganjar-Mahfud saat kunjungan kerja Jokowi itu belum jelas. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih berupaya mengindentifikasi dua ibu rumah tangga tersebut.
"Tetapi kejadiannya ada, dugaan pelanggaran metode kampanyenya yang tidak memiliki STTP dan ditembuskan ke Bawaslu maupun KPU. Tidak ada tembusan STTP yang kami terima," tegasnya.
Kendati masih kesulitan mengidentifikasi wajah ibu-ibu rumah tangga yang ada dalam rekaman video pembagian kaos tersebut, dia mengatakan, mereka akan terus menenelusuri.
Dalam video yang beredar melalui media sosial terlihat seorang ibu rumah tangga tengah membagikan kaos bergambar Ganjar-Mahfud kepada beberapa orang warga di depan salah satu kompleks perumahan yang berlokasi Jalan dr Angka, Purwokerto.
Baca juga: Masa Kampanye Pemilu 2024 pembuatan kaos partai banjir pesanan
Berdasarkan penelusuran ANTARA, salah seorang ibu rumah tangga yang ada di video tersebut diketahui bernama Meilina Andriyani, warga Perumahan Permata Hijau, Purwokerto.
Saat ditemui di Purwokerto, Senin (8/1) siang, Meilina mengakui bahwa dia salah seorang perempuan yang ada dalam pembagian kaos tersebut.
Menurut dia, kejadian tersebut berawal dari kebiasaan membagikan nasi bungkus yang rutin dilakukan setiap hari Jumat maupun hari kelahiran seluruh anggota keluarganya.
Baca juga: Trik pedagang atribut politik atasi pemesan nakal
"Kemarin saat melihat banyak sopir yang duduk-duduk di depan kompleks perumahan, saya merasa kasihan. Saya pun berinisiatif membikin makanan yang dikemas dalam styrofoam kecil warna putih polos, ada sekitar 70 bungkus," katanya.
Setelah siap, dia bersama asisten rumah tangganya segera membawa makanan tersebut dengan mengendarai dua sepeda motor ke tempat para sopir yang tengah menunggu rombongan petani yang mengikuti pembinaan oleh Jokowi di Gelanggang Olahraga Satria Purwokerto.
Menurut dia, makanan tersebut selanjutnya dibagikan kepada para sopir dan saat itu sudah menjelang sore hari. Oleh karena jumlahnya cukup banyak, kata dia, sopir-sopir itu pun berebut makanan itu.
"Lalu ada yang tanya ke saya 'itu apa' sambil menunjuk ke arah tumpukan kaos di sepeda motor. Saya pun jawab 'kaos Ganjar-Mahfud, mau?' dan mereka langsu berebut meminta kaos itu," katanya.
Setelah kaosnya habis dan masih banyak yang memintanya, dia pun segera mengambil stok kaos yang ada di rumah dan membawanya dengan menggunakan mobil.
Menurut dia, jumlah kaos yang dibawa menggunakan mobil sekitar 300 helai dan langsung habis. Bahkan, kata dia, beberapa orang yang meminta langsung memakai kaos tersebut sambil berfoto bersama.
"Saya tidak menawarkan kaos itu, tapi mereka minta, ya saya kasih. Bahkan kalau dituruti akan tambah terus, apalagi acaranya sudah selesai, jadi orang-orang yang datang terus bertambah," katanya.
Meilina mengaku heran karena hal itu dipermasalahkan mengingat lokasi pembagian makanan yang disertai dengan kaos berjarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi kegiatan Jokowi.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga kadang juga membagikan kaos kiriman Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud tersebut di pasar-pasar tradisional dan tidak ada masalah.
"Intinya, pada kegiatan kemarin saya membagikan makanan, tapi karena ada yang meminta kaos, ya saya kasih," tegasnya.
KPU telah menetapkan peserta Pemilu presiden dan wakil presiden 2024, yakni pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
"Itu sudah kami tuangkan dalam laporan hasil pengawasan bahwa penyebaran bahan kampanye itu di antaranya pakaian atau kaos," kata Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu Kabupaten Banyumas,Yon Daryono, di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan, dalam konteks metode kampanye, penyebaran bahan-bahan kampanye harus ada surat tanda terima pemberitahuan kampanye ke polisi serta ditembuskan ke KPUD Kabupaten Banyumas dan Bawaslu Kabupaten Banyumas.
Akan tetapi dalam pembagian kaos bergambar Ganjar-Mahfud saat kunjungan Presiden Jokowi itu, kata dia, tidak ada STTP kampanye sehingga diduga terjadi pelanggaran metode kampanye.
Baca juga: Legislator desak TransJakarta revisi aturan penggunaan kaos partai
"Cuma saat kejadian, tidak ada kami. Kami hanya mendapat informasi dari pihak lain dan setelah kami telusuri, kami tidak bisa memastikan itu siapa, apakah dia pelaksana kampanye atau tim kampanye atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pelaksana kampanye dan didaftarkan ke KPU," katanya.
Ia mengakui identitas dua orang ibu rumah tangga yang membagikan kaos bergambar Ganjar-Mahfud saat kunjungan kerja Jokowi itu belum jelas. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih berupaya mengindentifikasi dua ibu rumah tangga tersebut.
"Tetapi kejadiannya ada, dugaan pelanggaran metode kampanyenya yang tidak memiliki STTP dan ditembuskan ke Bawaslu maupun KPU. Tidak ada tembusan STTP yang kami terima," tegasnya.
Kendati masih kesulitan mengidentifikasi wajah ibu-ibu rumah tangga yang ada dalam rekaman video pembagian kaos tersebut, dia mengatakan, mereka akan terus menenelusuri.
Dalam video yang beredar melalui media sosial terlihat seorang ibu rumah tangga tengah membagikan kaos bergambar Ganjar-Mahfud kepada beberapa orang warga di depan salah satu kompleks perumahan yang berlokasi Jalan dr Angka, Purwokerto.
Baca juga: Masa Kampanye Pemilu 2024 pembuatan kaos partai banjir pesanan
Berdasarkan penelusuran ANTARA, salah seorang ibu rumah tangga yang ada di video tersebut diketahui bernama Meilina Andriyani, warga Perumahan Permata Hijau, Purwokerto.
Saat ditemui di Purwokerto, Senin (8/1) siang, Meilina mengakui bahwa dia salah seorang perempuan yang ada dalam pembagian kaos tersebut.
Menurut dia, kejadian tersebut berawal dari kebiasaan membagikan nasi bungkus yang rutin dilakukan setiap hari Jumat maupun hari kelahiran seluruh anggota keluarganya.
Baca juga: Trik pedagang atribut politik atasi pemesan nakal
"Kemarin saat melihat banyak sopir yang duduk-duduk di depan kompleks perumahan, saya merasa kasihan. Saya pun berinisiatif membikin makanan yang dikemas dalam styrofoam kecil warna putih polos, ada sekitar 70 bungkus," katanya.
Setelah siap, dia bersama asisten rumah tangganya segera membawa makanan tersebut dengan mengendarai dua sepeda motor ke tempat para sopir yang tengah menunggu rombongan petani yang mengikuti pembinaan oleh Jokowi di Gelanggang Olahraga Satria Purwokerto.
Menurut dia, makanan tersebut selanjutnya dibagikan kepada para sopir dan saat itu sudah menjelang sore hari. Oleh karena jumlahnya cukup banyak, kata dia, sopir-sopir itu pun berebut makanan itu.
"Lalu ada yang tanya ke saya 'itu apa' sambil menunjuk ke arah tumpukan kaos di sepeda motor. Saya pun jawab 'kaos Ganjar-Mahfud, mau?' dan mereka langsu berebut meminta kaos itu," katanya.
Setelah kaosnya habis dan masih banyak yang memintanya, dia pun segera mengambil stok kaos yang ada di rumah dan membawanya dengan menggunakan mobil.
Menurut dia, jumlah kaos yang dibawa menggunakan mobil sekitar 300 helai dan langsung habis. Bahkan, kata dia, beberapa orang yang meminta langsung memakai kaos tersebut sambil berfoto bersama.
"Saya tidak menawarkan kaos itu, tapi mereka minta, ya saya kasih. Bahkan kalau dituruti akan tambah terus, apalagi acaranya sudah selesai, jadi orang-orang yang datang terus bertambah," katanya.
Meilina mengaku heran karena hal itu dipermasalahkan mengingat lokasi pembagian makanan yang disertai dengan kaos berjarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi kegiatan Jokowi.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga kadang juga membagikan kaos kiriman Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud tersebut di pasar-pasar tradisional dan tidak ada masalah.
"Intinya, pada kegiatan kemarin saya membagikan makanan, tapi karena ada yang meminta kaos, ya saya kasih," tegasnya.
KPU telah menetapkan peserta Pemilu presiden dan wakil presiden 2024, yakni pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024